Saham Utama atau Preferen Preffered Stock Saham Biasa Common Stock

41  Nilai dividen sangat tergantung dari keuntungan perusahaan dan melalui persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham.  Hak klaim terakhir atas aset perusahaan jika perusahaan tersebut dilikuidasi.  Memiliki hak pemesanan saham terlebih dahulu sebelum saham tersebut ditawarkan kepada masyarakat umum. 42 Kegiatan Pembelajaran 5 ANALISIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK PNBP

A. Tujuan

Tujuan pembelajaran diklat tentang PNBP adalah agar peserta diklat : 1 Mengidentifikasi penerimaan yang bersumber dari pengelolaan dana Pemerintah melalui mengkaji referensi. 2 Menganalisis permasalahan yang berhubungan dengan penerimaan dari pemanfaatan sumber daya alam melalui diskusi. 3 Menganalisis permasalahan yang berhubungan dengan penerimaan dari kegiatan pelayanan yang dilaksanakan Pemerintah melalui diskusi. 4 Menganaliisis permasalahan yang berhubungan dengan penerimaan berdasarkan putusan pengadilan dan yang berasal dari pengenaan denda administrasi melalui diskusi. 5 Menganalisis permasalahan yang berhubungan dengan penerimaan berupa hibah yang merupakan hak Pemerintah melalui diskusi. 6 Memberikan solusi permasalahan yang berhubungan dengan PNBP melalui diskusi.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

1 Mengidentifikasi penerimaan yang bersumber dari pengelolaan dana Pemerintah; 2 Menganalisis permasalahan yang berhubungan dengan penerimaan dari pemanfaatan sumber daya alam; 3 Menganalisis permasalahan yang berhubungan dengan penerimaan dari kegiatan pelayanan yang dilaksanakan Pemerintah; 4 Menganaliisis permasalahan yang berhubungan dengan penerimaan berdasarkan putusan pengadilan dan yang berasal dari pengenaan denda administrasi; 5 Menganalisis permasalahan yang berhubungan dengan penerimaan berupa hibah yang merupakan hak Pemerintah;. 6 Memberikan solusi permasalahan yang berhubungan dengan PNBP 43

C. Uraian Materi

PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK PNBP Pada dasarnya, penerimaan negara terbagi atas 2 jenis penerimaan, yaitu penerimaan dari pajak dan penerimaan bukan pajak yang disebut penerimaan negara bukan pajak PNBP. Menurut UU no. 20 tahun 1997 tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak, PNBP adalah seluruh penerimaan Pemerintah Pusat yang tidak berasal dari penerimaan perpajakan. UU tersebut juga menyebutkan kelompok PNBP meliputi: a. penerimaan yang bersumber dari pengelolaan dana Pemerintah; b. penerimaan dari pemanfaatan sumber daya alam; c. penerimaan dari hasil-hasil pengelolaan kekayaan Negara yang dipisahkan; d. penerimaan dari pelayanan yang dilaksanakan Pemerintah e. penerimaan berdasarkan putusan pengadilan dan yang berasal dari pengenaan denda administrasi; f. penerimaan berupa hibah yang merupakan hak Pemerintah g. penerimaan lainnya yang diatur dalam Undang-undang tersendiri Kecuali jenis PNBP yang ditetapkan dengan Undang-undang, jenis PNBP yang tercakup dalam kelompok sebagaimana terurai diatas, ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah. Artinya diluar jenis PNBP terurai diatas, dimungkinkan adanya PNBP lain melalui UU. Menurut Pasal 4 UU PNBP, dinyatakan bahwa seluruh penerimaan negara bukan pajak wajib disetor langsung secepatnya ke kas Negara, jika tidak diserahkan sesuai dengan aturan, maka tindakan tersebut merupakan pelanggaran hukum yang berat, sanksi bagi yang tidak menyetorkan PNBP ke kas Negara dinyatakan dalam Pasal 21, yaitu dipidana 6 enam tahun dan denda paling banyak 4 empat kali jumlah PNBP yang terutang. Mekanisme pengelolaan PNBP dengan sistem APBN sangat menyulitkan bagi sebuah PTN karena harus menunggu persetujuan melalui Departemen Pendidikan Nasional, Departemen Keuangan dan DPR-RI. Proses revisi memerlukan waktu lama dan persetujuannya sering terjadi pada akhir tahun. Mekanisme dan prosedur seperti ini sangat tidak cocok dengan irama kegiatan