137 bagsa yang merdeka dan berdaulat penuh. Sebuah bangsa akan maju dan jaya
bukan disebabkan oleh kekayaan alam, kompetensi, ataupun teknologi canggihnya, tetapi karena dorongan semangat dan karakter bangsanya. Dalam hal
ini contohnya antara lain di Jepang, Korea Selatan, Inggris, dan sebentar lagi di Vietnam. Atau, dapat disimpulkan bahwa bangsa yang didorong oleh karakter
bangsanya akan menjadi bangsa yang maju dan jaya. Selanjutnya, penulis menguraikan banyak kalangan yang melihat
perkembangan politik, sosial, ekonomi dan budaya di Indonesia sudah sangat memprihatinkan. Bahkan, kekuatiran itu menjadi semakin nyata ketika
menjelajah pada apa yang dialami oleh setiap warganegara, yakni memudarnya wawasan kebangsaan. Krisis ekonomi yang tidak kunjung henti
berdampak pada krisis sosial dan politik, yang pada perkembangannya justru menyulitkan upaya pemulihan ekonomi. Konflik horizontal dan vertikal yang
terjadi dalam kehidupan sosial merupakan salah satu akibat dari semua krisis yang terjadi, yang tentu akan melahirkan ancaman dis-integrasi bangsa. Maka,
sekarang ini adalah saat yang tepat untuk melakukan reevaluasi terhadap proses terbentuknya “nation and character building
Selanjutnya disampaikan bahwa di negeri ini cukup banyak ditemukan sosok yang tidak tulus ikhlas, tidak bersungguh-sungguh, senang yang semu,
senang yang basa-basi, yang lebih senang memilih budaya ABS asal bapak senang, yang semua itu sangat merusak karakter individu dan mempunyai
implikasi pada rusaknya karakter bangsa. Dalam koridor kebiasaan, masih cukup banyak dikembangkan kebiasaan-kebiasaan yang salah, seperti tidak
menepati.
3. Fokus Pembahasan
Bagian awal tulisan ini tentang kondisi karakter bangsa dewasa ini.Bangsa Indonesia seperti halnya dengan bangsa-bangsa lain di dunia saat ini dihadapkan
pada berbagai tantangan pembangunan global yang semakin lama tidaklah semakin ringan. Di sisi lain, globalisasi juga membuktikan bahwa bangsa yang
kuat dan tangguh akan sanggup untuk mengubah berbagai tantangan itu menjadi peluang yang menguntungkan.
Bangsa Indonesia sejatinya adalah bangsa yang memiliki karakter positif
138 yang kuat.Salah satu dari karakter itu adalah semangat kejuangan untuk menjadi
bagsa yang merdeka dan berdaulat penuh. Sebuah bangsa akan maju dan jaya bukan disebabkan oleh kekayaan alam, kompetensi, ataupun teknologi
canggihnya, tetapi karena dorongan semangat dan karakter bangsanya. Dalam hal ini contohnya antara lain di Jepang, Korea Selatan, Inggris, dan sebentar lagi di
Vietnam. Atau, dapat disimpulkan bahwa bangsa yang didorong oleh karakter bangsanya akan menjadi bangsa yang maju dan jaya.
Selanjutnya, penulis menguraikan banyak kalangan yang melihat perkembangan politik, sosial, ekonomi dan budaya di Indonesia sudah sangat
memprihatinkan. Bahkan, kekuatiran itu menjadi semakin nyata ketika menjelajah pada apa yang dialami oleh setiap warganegara, yakni
memudarnya wawasan kebangsaan. Krisis ekonomi yang tidak kunjung henti berdampak pada krisis sosial dan politik, yang pada perkembangannya justru
menyulitkan upaya pemulihan ekonomi. Konflik horizontal dan vertikal yang terjadi dalam kehidupan sosial merupakan salah satu akibat dari semua krisis
yang terjadi, yang tentu akan melahirkan ancaman dis-integrasi bangsa. Maka, sekarang ini adalah saat yang tepat untuk melakukan reevaluasi terhadap
proses terbentuknya “nation and character building
Selanjutnya disampaikan bahwa di negeri ini cukup banyak ditemukan sosok yang tidak tulus ikhlas, tidak bersungguh-sungguh, senang yang semu,
senang yang basa-basi, yang lebih senang memilih budaya ABS asal bapak senang, yang semua itu sangat merusak karakter individu dan mempunyai
implikasi pada rusaknya karakter bangsa. Dalam koridor kebiasaan, masih cukup banyak dikembangkan kebiasaan-kebiasaan yang salah, seperti tidak
menepati waktu, ingkar janji, saling menyalahkan, dan mengelak tanggung jawab. Dalam koridor memberi teladan, ternyata dalam kehidupan
bermasyarakat kita masih sangat langka adanya teladan. Ketidaksanggupan sebuah bangsa dalam melakukan pembinaan karakter warga bangsanya
berpotensi untuk menghadirkan beragam masalah dalam penyelenggaraan kehidupan berbangsa.
Penulis menambahkan bahwa Karakter bangsa umumnya bersifat kolektif yaitu akumulasi dari karakter pribadi seluruh warga bangsanya.