VII. ANALISIS WILLINGNESS TO ACCEPT
7.1 Analisis Kesediaan Responden
Berkaitan dengan berkelanjutannya program pembayaran jasa lingkungan di Desa Tlekung, diperlukan analisis Willingness o Accept WTA yang dapat
mendekati nilai kesediaan masyarakat untuk menerima pembayaran jasa lingkungan karena upaya konservasi yang harus dilakukan terhadap lahan milik
responden. Sebelum melakukan analisis WTA harus dilakukan identifikasi kesediaan responden dalam menerima nilai pembayaran jasa lingkungan.
Sebanyak 54 responden diminta pendapatnya mengenai kesediaannya menerima nilai pembayaran jasa lingkungan. Terdapat 90,7 responden bersedia menerima
dan 9,3 responden tidak bersedia menerima. Keterangan dapat dilihat pada Gambar 14.
Sumber: Data Primer Diolah, 2011
Gambar 14. Kesediaan Responden dalam Menerima Nilai Pembayaran Jasa Lingkungan
Responden yang tidak bersedia pada umumnya adalah responden yang termasuk sudah tua. Alasan responden tidak bersedia menerima nilai pembayaran
jasa lingkungan adalah sudah terlalu tua atau sudah tidak ada waktu lagi untuk mengurus atau merawat tanah mereka. Selain itu, beberapa responden mengatakan
52 tanah mereka juga akan dibagi kepada anak-anaknya. Responden yang tidak
bersedia pada umumnya adalah responden dengan usia lanjut atau tua. 7.2.
Analisis Willingness to Accept WTA
Pendekatan Contingent Valuation Method CVM dalam penilitian ini digunakan untuk mengestimasi besarnya nilai kompenasi yang ingin diterima
masyarakat dalam program pembayaran jasa lingkungan. Hasil dari pelaksanaan CVM adalah sebagai berikut:
1. Membangun Pasar Hipotesis
Seluruh responden diberikan informasi bahwa berhubungan dengan peran penting DAS Brantas, dibuat program pembayaran jasa lingkungan yang
melibatkan Perum Jasa Tirta I PJT-I dan Kelompok Tani Sumber Urip. Dalam program pihak PJT-I selaku pemanfaat jasa lingkungan akan
memberikan nilai kompensasi bagi Kelompok Tani Sumber Urip selaku penyedia jasa lingkungan, namun dengan konsekuensi seluruh anggota
kelompok tani harus melakukan upaya konservasi pada lahan milik mereka. Program ini pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan keikutsertaan
masyarakat dalam usaha mengkonservasi pohon diatas lahan miliknya. Dengan demikian responden mengetahui gambaran tentang situasi hipotetik
mengenai nilai kompensasi dalam program pembayaran jasa lingkungan.
2. Mendapatkan Nilai WTA
Besarnya nilai WTA obtaining bids didapatkan dari hasil wawancara dengan responden menggunakan kuisioner. Berdasarkan hasil wawancara
yang dilakukan didapat nilai pembayaran jasa lingkungan yang bersedia
53 diterima oleh responden. Responden memberikan nilai yang bervariasi mulai
dari Rp 5.000 hingga Rp 10.000.
3. Menghitung Dugaan Nilai Rataan WTA
Dugaan nilai rataan WTA estimating mean WTA responden dihitung berdasarkan distribusi WTA responden. Perhitungan WTA rumahtangga
dapat dilihat pada Tabel 6. Dugaan nilai rataan WTA rumahtangga dari perhitungan pada tabel di dibawah adalah sebesar Rp 8.265 per pohon per
tahun.
Tabel 6. Besaran WTA Responden No
Nilai WTA Rppohontahun
Frekuensi Orang
Frekuensi Relatif
Mean WTA Rppohontahun
1 5.000 3
0,06 306
2 5.500 2
0,04 225
3 6.000 5
0,10 612
4 7.500 6
0,12 918
5 8.000 10
0,20 1.633
6 7
9.000 10.000
6 17
0,13 0,35
1.102 3.469
Total 49 1,00
8.265
Sumber: Data Primer Diolah, 2011
4. Menduga Bid Curve
Berdasarkan pada nilai WTA responden terhadap dana kompensasi yang diinginkan atas program pembayaran jasa lingkungan akan dibentuk kurva
WTA. Kurva ini menggambarkan hubungan antara tingkat WTA responden Rppohontahun dengan jumlah batang pohon yang diikutkan dalam
program pohon. Didapat kurva tawaran WTA yang dapat dilihat pada Gambar 15.
54
Sumber: Data Primer Diolah, 2011
Gambar 15. Dugaan Kurva Tawaran WTA Responden 5.
Menentukan Total WTA
Hasil perhitungan WTA total responden dapat dilihat pada Tabel 8. Lokasi pada program pemabayaran jasa lingkungan mempunyai luas lahan sebesar
17,72 ha dengan jumlah tanaman sebanyak 6.902 pohon. Berdasarkan hasil perhitungan yang ada pada tabel diperoleh nilai total WTA Kelompok Tani
Sumber Urip sebesar Rp 63.938.000 per tahun. Nilai tersebut merupakan nilai yang diinginkan Kelompok Tani Sumber Urip untuk menerima konservasi
atas upaya konservasi yang dilakukannya.
Tabel 8. Total WTA Responden No Nilai
Tengah Rppohontahun
Frekuensi Rata-Rata Jumlah
Pohon Jumlah WTA
Rptahun
1 5.000 3 37
555.000 2 5.500
2 77 847.000
3 6.000 5 24
720.000 4 7.500
6 84 3.780.000
5 8.000 10 59
4.720.000 6
7 9.000
10.000 6
17 109
279 5.886.000
47.430.000
Total 43 669
63.938.000
Sumber: Data Primer Diolah, 2011
55
6. Evaluasi Pelaksanaan CVM
Berdasarkan analisis regresi berganda yang dilakukan, diperoleh nilai R
2
sebesar 43,6. Nilai menunjukkan bahwa keragaman WTA dapat dijelaskan dengan baik oleh faktor-faktor dalam model, sebesar 56,4 dijelaskan oleh
faktor lain yang tidak terdapat dalam model. Nilai R
2
yang kecil ini disebabkan oleh pengambilan data primer cross section yang dilakukan pada
waktu yang hampir bersamaan untuk beberapa sampel sehingga belum dapat menangkap keragaman yang ada secara keseluruhan.
Nilai WTA yang ditawarkan responden sebesar Rp 8.265 per pohon per tahun. Nilai ini merupakan nilai yang bersedia diterima responden untuk
melaksanakan sistem tebang pilih dalam pemanfaatan pohon yang ada pada lahan mereka. Dalam sistem tebang pilih masyarakat akan melakukan penebangan
setelah menyiapkan tanaman pengganti sesuai dengan jumlah pohon yang akan ditebang. Jadi, nilai WTA responden merupakan nilai dari usaha responden dalam
menyiapkan tanaman pengganti atas pohon yang akan ditebang.
7.3. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Nilai Willingness to