Kesimpulan Saran KESIMPULAN DAN SARAN

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

™ Musim puncak pemijahan ikan Bilis T. hamiltonii di Teluk Palabuhanratu diperkirakan bulan Mei. ™ Ikan Bilis T. hamiltonii memiliki pola pertumbuhan allometrik positif, dengan ukuran pertama kali matang gonad adalah 127.9875±0.00131 mm tinggi tubuh ±28.86 mm. ™ Nisbah kelamin tidak seimbang pada tiap bulan pengamatan. ™ Fekunditas berkisar antara 288-7339. Pada ikan Bilis T. hamiltonii terlihat adanya hubungan yang erat antara fekunditas dengan panjang total dan berat tubuh. Semakin besar ukuran tubuhnya maka fekunditas juga semakin besar. Diameter telur berkisar antara 0,2-0,67 mm. Berdasarkan data diameter maka dapat disimpulkan ikan Bilis termasuk partial spawner. Kadar protein hasil tangkapan masih tergolong tinggi berkisar antara 14,44-20,76.

5.2. Saran

Upaya pengelolaan yang disarankan adalah pembatasan penangkapan pada bulan intensif pemijahan, yaitu bulan Mei; ukuran ikan yang ditangkap sebaiknya sudah berukuran lebih besar dari ukuran pertama kali matang gonad, yaitu 127.9875±0.00131 mm dengan diameter jaring tangkap yang lebih besar dari 28.86 mm, sehingga kelestarian sumberdaya ikan Bilis tetap terjamin. Untuk penelitian lanjutan, disarankan kajian tentang kebiasaan makan, makanan, kondisi lingkungan, dan genetik ikan bilis T. hamiltonii di lokasi penelitian agar informasi yang didapatkan lebih detail dan menyeluruh. DAFTAR PUSTAKA Affandi R Tang MU. 2002. Fisiologi Hewan Air. Pekan Baru. Unri Press. [AOAC] Association of Official Analytical Chemistry. 2005. Official Method of Analysis of the Association of Official Analytical Chemistry . Arlington Virginia USA: Published by Association of Official Analytical Chemistry, Inc. Bal DV Rao KV. 1984. Marine Fisheries. Tata McGraw-Hill Publishing Company Limited. New Delhi. 250 hal. Bishop J.E. 1973. Limnology of small Malayan River Gomak. Dr. W. Junk V.B. Publisher the Haque. 485 pp. Boyd, C.E. and Kopler E.L. 1979. Water quality management in pond fish culture. Risearch and Development series No. 22. International Centre for Aquaculture, Agriculture experiment Satation, Auburn University, Alabama. Chamber RC Leggett WC. 1996. Maternal Influences on Variation in Eggs Sizes in Temperate Marine Fishes. Journal American Zoologi. 36 : 180-196. Effendie MI. 1979. Metoda Biologi Perikanan. Yayasan Dewi Sri. Bogor. 112 hlm. Effendie MI. 2002. Biologi perikanan. Yayasan Pustaka Nusantara. Yogyakarta. 163 hal. Fang Lee, Liu CK, Cheng W, Chi C. 2005. Reproductive Biologi of the common pony fish Leiognathus equulus in South-Western Waters of Taiwan. {abstrak}.: Journal Fisheries Science . 71 : 551-562. Fatimah. 2006. Beberapa Aspek Reproduksi Ikan Kresek Thryssa mystax Pada Bulan Januari-Juni di Perairan Ujung Pangkah, Jawa Timur. {Skripsi}. Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Gray. 1835. Thryssa hamiltonii. [terhubung berkala]. http :www.fishbase.org summarySpeciessummary.php?id=589.html [19 Mar 2009] Hadiaty, R.K. 2000. Beberapa Catatan Tentang Aspek Pertumbuhan, Makan dan reproduksi Ikan Nilem Paitan Osteochilus jeruk Hadiaty Siebert, 1998. Berita Biologi 2: 151-156. Huet M., 1971. Texs Books of Culture Breeding and Cultivation of fish. Fishing News Books, London, 490 p. Ismail M I. 2006. Beberapa Aspek Biologi Reproduksi Ikan Tembang Clupea platygaster di Perairan Ujung Pangkah, Gresik, Jawa Timur. Skripsi. Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. Juraida R. 2004. Beberapa Aspek Biologi Reproduksi Ikan Tetet Johnius belangerii C.V di Perairan Pantai Mayangan, Pamanukan, Jawa Barat. [skripsi]. Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. Lagler, K. F. 1972. Freshwater fishery biology. W.M.C. Brown Company Publisher. Dubuque, Iowa. 421 hal. Lagler, K. F., J.E., Bardach ; R.R. Miller and D. R. M. Passino. 1977. Ichthyology the Study of Fishes. John Wiley and Sons, New York. 545 p. Liana V. 2003. Studi Biologi Reproduksi Ikan Tigawaja Otolithes ruber, Bloch and Schneider Di Perairan Mayangan, Subang, Jawa Barat. {skripsi}. Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan. Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Moyle PB Cech JJJR. 1988. Fishes An Introduction to Ichthyology. Prentice Hall, Englewood. New Jersey. 559 hal. Murua H. 2003. Female Reproductive Strategies of Marine Fish Species of the North Atlantic. Journal Northwest Atlantic Fish Science. 33 : 23-31. Nikolsky, G. V., 1963. The Ecology of Fishes. Academic Press, London Novitriana R. 2004. Aspek Biologi Reproduksi Ikan Petek Leiognathus equulus, Forsskal 1775 Di Perairan Pantai Mayangan, Subang, Jawa Barat. {skripsi}. Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan. Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Vestergaard, R. 2002. Energy Density of Marine Pelagic Fish Eggs. Journal of Fish Biology . 60 : 1511-1528. Royce, William F. 1972. Introduction to the Fishery Sciences. Academic Press, INC; New York. Royce, W., 1984. Introduction to the Practice of Fishery Science, Academic Press Inc. New York. 428 p. Saadah. 2000. Beberapa Aspek Biologi Ikan Petek Leiognathus splendens Cuv. Di Perairan Teluk Labuan, Jawa Barat. {skripsi}. Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan. Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Samuel dan Ondara, 1987. Sumberdaya Perikanan Bagian Hilir Sungai Komerring, Sumatra Selatan . Bull. Penel. Perikanan Darat. Susanto. 2006. Biologi Reproduksi Ikan Tunisi Pristipomoides filamentosus Valenciennes 1830 Di Perairan Palabuhanratu, Sukabumi, Jawa Barat. {Skripsi}. Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Steel RGD Torrie JH. 1980. Prinsip dan Prosedur Statistika. [Terjemahan dari Principles and Procedures of Statistics]. Sumantri B penerjemsh. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. 772 hal. Stevens JD, Bonfil R, Dulvy NK, Walker PA. 2000. The Effect of Fishing on Shark, Rays, and Chimaeras Chondrichthyans, an The Implications For Marine Ecosystems. ICES. Journal of Marine Science. 57 : 476-494. Syandri H. 1996. Aspek Reproduksi Ikan Bilih Mystacoleucus padangensis Bleeker dan Kemungkinan Pembenihannya di Danau Singkarak. {disertasi}. Program Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Trijoko. 1998. Hubungan Ukuran Induk Udang Barong Panulirus homarus L. Dengan Kualitas Telur Bobot Kering Telur, Kadar Asam Lemak Telur, Daya Tetas Telur Dan Daya Hidup Larva. {Tesis. Program Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Utiah, A. 2006. Penampilan Reproduksi Induk Ikan Baung Hemibagrus nemurus Blkr dengan Pemberian Pakan Buatan yang Ditambahkan Asam Lemak n-6 dan n-3 dan dengan Implantasi Estradiol-17? dan Tiroksin. Disertasi. Institut Pertanian Bogor. Walpole R E. 1995. Pengantar Statistik. Edisi ke-3. Alih Bahasa oleh Sumantri, B. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. 515 h. Wahyudin Y. 2005. Alokasi optimum sumberdaya perikanan di Perairan Teluk Palabuhanratu [Tesis]. Sekolah Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor. 167 hlm Watanabe Y. 2009. Recruitment Variability of Small Pelagic Fish Populations in the Kuroshio-Oyashio Transition Region of Western North Pasific. Journal North West Atlantic Fish Science . 41 : 197-204. Weng J, Liu K, Lee S, dan Tsai W. 2005. Reproductive Biology of the Blue Sprat Spratelloides gracilis in the Waters around Penghu, Central Taiwan Strait. Journal of Fish Biology . 444: 475 – 468. Widodo, J. 1998. Potensi dan Penyebaran Sumberdaya Ikan Laut di Perairan Indonesia . Komisi Nasional Pengkajian Stok Sumberdaya Ikan Laut Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Jakarta. Wiyono ES. 2001. Optimalisasi manajemen perikanan skala kecil di Teluk Palabuhanratu, Jawa Barat [Tesis]. Sekolah Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor. 102 hlm. www.fishbase.org. Thryssa hamiltonii. [terhubung berkala]. http:www.fishbase.orgsummarySpesiesSummary.php?id=....html. [11 Januari 2011] www.nbin.lipi.go.id [terhubung berkala]. http :www.nbin.lipi.go.idindex.php…html. [22 Januari 2011 50 Lampiran 1. Gambar alat dan bahan yang digunakan selama melakukan penelitian a. Alat yang digunakan di lapangan mengukur panjang dan berat total ikan, serta dokumentasi. b. Alat yang digunakan di laboratorium menganalisis aspek biologi reproduksi c. Bahan yang digunakan selama penelitian ikan bilis 51 Lampiran 2. Proses pembuatan preparat histologis gonad ikan kresek Thryssa mystax menurut Banks 1986 in Fatimah 2006 Pemotongan jaringan gonad Fiksasi Gonad difiksasi dengan larutan formalin 4 selama 24 jam, Setelah itu dipindahkan ke dalam alkohol 70 Dehidrasi Gonad direndam dalam alkohol 70 24 jam, alkohol 80 2 jam, alkohol 90 2 jam, alkohol 95 1 jam, alkohol 100 12 jam Penjernihan Gonad direndam dalam campuran alkohol 100 dengan xylol 1:1 selama 30 menit, Kemudian direndam dalam xylol I, II, dan III masing-masing selama 30 menit Impregnasi Penyusupan Gonad direndam dalam xylol + paraffin 1:1 selama 45 menit pada oven 65- 70 o C, Selanjutnya direndam dalam parafin I, II, dan III masing-masing selama 45 menit Yang dipanaskan dalam oven 65-70 o C dan kemudian jaringan dicetak dalam cetakan Selama 12 jam proses blocking Pemotongan Specimen dipotong setebal 4-6 µm dengan microtom, Diapungkan dalam air hangat 50oC, dan diletakkan di atas hot plate 40 o C sampai kering 52 Lampiran 2. lanjutan Deparafinasi Preparat direndam berturut-turut dalam xylol I, II, dan III masing-masing selama 5 menit Rehidrasi Preparat direndam dengan alkohol 100 I, alkohol 100 II, alkohol 95 I, alcohol 95 II, alkohol 85, 80, 70, 50 masing-masing selama 2 menit. Setelah itu, preparat dicuci dengan akuades samapi berwarna putih Pewarnaan Preparat direndam dalam larutan haematoxylin 5-7 menit, Kemudian dalam larutan eosin 3 menit, dan kemudian dicuci dengan air kran mengalir Dehidrasi Preparat direndam dalam alkohol 50, 70, 80, 85, 90, 100 I, 100 II masing-masing selama 2 menit Penjernihan II Preparat direndam dalam xylol I, II, dan III masing-masing 2 menit Penempelan Preparat diberi zat perekat entelancanada balsam, kemudian ditutup dengan kaca penutup dan dibiarkan selama 12 jam 53 Lampiran 3. Metode penentuan kadar protein berdasarkan AOAC 2005 Prinsip penetapan kadar protein dan total nitrogen adalah proses pembebasan nitrogen dari protein dalam bahan menggunakan asam sulfat dengan pemanasan. Penentuan total nitrogen dan kadar protein menggunakan mikrokjeldahl. Tahap-tahap yang dilakukan dalam analisis protein terdiri dari tiga tahap, yaitu destruksi, destilasi, dan titrasi. Pengukuran kadar protein dilakukan dengan menggunakan metode kjeldahl. Sampel ditimbang sebanyak 2 gram, kemudian dimasukan kedalam labu kjeldahl 50 ml, lalu ditambahkan 7 gram K 2 SO 4, kjeltab 0,005 g jenis HgO dan 15 ml H 2 SO 4 pekat dan 10 ml H 2 O 2 ditambahkan secara perlahan ke dalam labu dan didiamkan 10 menit di ruang asam. Sampel didestruksi pada suhu 410 o C selama kurang lebih 2 jam atau sampai cairan berwarna hijau bening.m borat Lalu kjeldal dicuci dengan akuades 50 hingga 75 ml, kemudian air tersebut dimasukan ke dalam alat destilasi. Hasil destilasi ditampung dalam Erlenmeyer 125 ml yang berisi 25 ml asam borat H 3 BO 3 4 yang mengandung indikator bromcherosol green 0,1 dengan perbandingan 2:1. Destilasi dilakukan dengan menambahkan 50 ml larutan NaOH-Na 2 S 2 O 3 ke dalam alat destilasi hingga tertampung 100-150 ml destilat di dalam Erlenmeyer dengan hasil destilat berwarna hijau. Lalu destilat dititrasi dengan HCl 0,2 N sampai terjadi perubahan warna merah yang pertama kalinya. Volume titran dibaca dan dicatat. Larutan blanko dianalisis seperti pada sampel. 54 Lampiran 4. Tabel data frekuensi ikan bilis T. hamiltonii setiap bulannya berdasarkan sebaran ukuran kelas panjang. Selang kelas panjang total mm Jumlah Mei N=200 Juni N=44 Juli N=43 82 ‐85 4 86 ‐89 6 90 ‐93 3 94 ‐97 18 98 ‐101 25 1 102 ‐105 43 106 ‐109 14 4 2 110 ‐113 38 6 7 114 ‐117 29 6 6 118 ‐121 12 8 7 122 ‐125 4 6 10 126 ‐129 2 5 4 130 ‐133 2 1 3 134 ‐137 4 3 138 ‐141 2 142 ‐145 1 146 ‐149 150 ‐153 154 ‐157 1 Keterangan : N = Jumlah total perbulan 55 Lampiran 5. Uji t hubungan panjang berat ikan bilis T. hamiltonii pada bulan pengamatan Mei-Juli. SUMMARY OUTPUT Regression Statistics Multiple R 0.909373 R Square 0.826959 Adjusted R Square 0.826352 Standard Error 0.163453 Observations 287 ANOVA df SS MS F Significance F Regression 1 36.38853 36.38853 1362.012 1.4E-110 Residual 285 7.614272 0.026717 Total 286 44.0028 Coefficients Standard Error t Stat P-value Lower 95 Upper 95 Lower 95,0 Upper 95,0 Intercept -14.1669 0.439817 -32.2109 5.51E-97 -15.0326 -13.3012 -15.0326 -13.3012 X Variable 1 3.449476 0.093468 36.90545 1.4E-110 3.265501 3.633451 3.265501 3.633451 Hipotesis : Ho : b=3 pola pertumbuhan isometrik thit ttab maka tolak Ho H1 : b ≠3 pola pertumbuhan allometrik thit ttab maka terima Ho Kesimpulan : thit ttab maka tolak Ho, pola pertumbuhan allometrik positif Perhitungan Thit, Thit = Sb 3 − β = [3.449476-3]0.093468 = 4.808881 Ttab = 0.675349 55 Lampiran 6. Nilai-nilai faktor kondisi ikan bilis T. hamiltonii pada setiap bulannya di Perairan teluk Palabuhanratu Betina Bulan N Kisaran Rata ‐rata Sb Mei 19 0,9746 ‐1,4685 1.19 0.11 Juni 18 0,8133 ‐1,2524 1.06 0.12 Juli 13 0,8671 ‐1,2222 1.03 0.11 Jantan Bulan N Kisaran Rata ‐rata Sb Mei 26 0,8772 ‐1,3742 1.15 0.11 Juni 12 0,9624 ‐1,1853 1.07 0.06 Juli 17 0,7701 ‐1,1830 0.93 0.10 Contoh perhitungan Faktor kondisi : FK allometrik b ≠3 b aL W K = K = 33.7140.00000011603.858 = 1.058 Lampiran 7. Frekuensi Tingkat Kematangan Gonad berdasarkan selang kelas ukuran panjang ikan bilis T. hamiltonii di Perairan teluk Palabuhanratu pada bulan pengamatan Mei-Juli. selang kelas panjang total mm TKG 1 2 3 4 82-85 86-89 90-93 94-97 98-101 1 1 102-105 1 2 106-109 2 1 110-113 6 3 1 114-117 1 3 3 2 118-121 4 3 122-125 3 2 3 126-129 1 1 1 130-133 134-137 1 1 138-141 1 142-145 1 146-149 150-153 154-157 1 TOTAL 1 23 13 13 56 58 Lampiran 8. Ukuran pertama kali matang gonad ikan bilis T. hamiltonii Selang panjang mm Nilai tengah Nt Xi log Nt Log Xi Jmlh ikan Ni Jmlh ikan matang gonad Nb Pi NbNi 1-Pi Qi xi+1-xi PiQi Ni-1 PiQiNi-1 Selang kelas SK 82 85 82-85 83.5 1.92169 0 1 0.02032 86 89 86-89 87.5 1.94201 0 1 0.01941 90 93 90-93 91.5 1.96142 0 1 0.01858 94 97 94-97 95.5 1.98000 0 1 0.01782 98 101 98-101 99.5 1.99782 2 1 0.01712 1 102 105 102-105 103.5 2.01494 3 1 0.01647 2 106 109 106-109 107.5 2.03141 3 1 0.01587 2 110 113 110-113 111.5 2.04727 10 1 0.1 0.9 0.01531 0.09 9 0.01 114 117 114-117 115.5 2.06258 9 2 0.2222 0.7778 0.01479 0.17284 8 0.0216 118 121 118-121 119.5 2.07737 7 3 0.4286 0.5714 0.01430 0.24490 6 0.0408 122 125 122-125 123.5 2.09167 8 3 0.3750 0.6250 0.01384 0.23438 7 0.0335 126 129 126-129 127.5 2.10551 3 1 0.3333 0.6667 0.01342 0.22222 2 0.1111 130 133 130-133 131.5 2.11893 1 0.01301 134 137 134-137 135.5 2.13194 2 1 0.5 0.5 0.01263 0.25 1 0.25 138 141 138-141 139.5 2.14457 1 1 0.01228 142 145 142-145 143.5 2.15685 1 1 1 0.02642 146 159 146-149 152.5 2.18327 1 0.00000 150 153 150-153 151.5 2.18041 1 0.01132 154 157 154-157 155.5 2.19173 1 1 1 0.00000 TOTAL 50 13 3.9591 15.0409 0.27290 0.4670 RATA-RATA 0.01436 0.0246 58 58 Lanjutan lampiran 8. Perhitungan ukuran pertama kali matang gonad Lampiran 9. Nilai rata-rata indeks kematangan gonad IKG ikan bilis T. hamiltonii pada setiap bulannya di Perairan teluk Palabuhanratu. Bulan Betina TKG III Betina TKG IV Kisaran IKG Rata-rata STDEV Kisaran IKG Rata-rata STDEV Mei 1.1111-2.0 1.5787 0.4462 1.9231-2.1053 1.9679 0.2981 Juni 1.75-2.077 1.4697 0.2786 1.5-1.7 1.9919 0.0989 Juli 1.2727-1.6767 1.6 0.1414 - 2.9286 - Contoh perhitungan IKG: BGBT IKG = 0.168 = 2.0 Lampiran 10. Sebaran frekuensi diameter telur ikan bilis T. hamiltonii selama bulan pengamatan Mei-Juli pada perairan teluk Palabuhanratu Kelompok ukuran diameter telur mm Jumlah data Frekuensi 0,20-0,23 48 6.86 0-24-0,27 68 9.71 0,28-0,31 104 14.86 0,32-0,35 101 14.43 0,36-0,39 28 4.00 0,40-0,43 76 10.86 0,44-0,47 55 7.86 0,48-0,51 88 12.57 0,52-0,55 74 10.57 0,56-0,59 9 1.29 0,60-0,63 44 6.29 0,64-0,67 5 0.71 Jumlah 700 100 m ukuran pertama kali matang gonad Log m = 2.1568519 + = 2.1072 m = antilog 2.1072 = 127.9875 ragam = 0.1436 2 x 0.0716 = 0.0067 ukuran pertama kali matang gonad = 127.9875 ± 1.96 = 128.0007 ----- 127.9744 mm 58 Lampiran 11. Perhitungan tinggi tubuh ikan bilis T. hamiltonii pada ukuran pertama kali matang gonad. Panjang total ikan contoh = 10.2 cm Tinggi tubuh ikan contoh = 2.3 cm Panjang : Tinggi = 4.4348 : 1 cm Maka, Panjang total ikan pertama kali matang gonad = 12.79875 cm Tinggi tubuh ikan pertama kali matang gonad = 12.79875 4.4348 = 2.886 cm Lampiran 12. Sebaran rata-rata diameter telur ikan bilis T. hamiltonii setiap bulan pengamatan pada perairan teluk Palabuhanratu Bulan Pengamatan Kisaran Nilai rata-rata Mei 0.21-0.60 0.4153 Juni 0.20-0.67 0.3509 Juli 0.30-0.65 0.4743 ii RINGKASAN Alsade Santoso Sihotang. C24050963. Biologi Reproduksi Ikan Bilis, Thryssa hamiltonii Famili Engraulidae yang Tertangkap di Teluk Palabuhanratu. Dibimbing oleh Yunizar Ernawati dan M. Mukhlis Kamal S umberdaya ikan pelagis kecil di Indonesia merupakan sumberdaya yang sangat melimpah dan banyak ditangkap untuk dikonsumsi masyarakat bila dibandingkan dengan tuna yang sebagian besar diekspor. Ikan bilis termasuk pelagis kecil yang dapat punah jika mengalami eksploitasi yang berlebihan. Salah satu indikasi dari tingginya eksploitasi terhadap populasi ikan bilis adalah berubahnya keragaan reproduksi ikan. Penelitian ini diharapkan dapat melihat biologi reproduksi ikan bilis dengan mengetahui pola pemijahan dan puncak musim pemijahan. Pengambilan ikan contoh dilakukan di tempat pelelangan ikan TPI satu kali dalam sebulan selama waktu penelitian, yaitu Mei, Juni dan Juli. Panjang dan berat diukur langsung di tempat; kemudian sebagian ikan contoh dianalisis di laboratorium. Analisis laboratorium dilakukan di Laboratorium Bio-Makro, Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan. Analisis data meliputi panjang dan berat ikan, faktor kondisi, tingkat kematangan gonad TKG, indeks kematangan gonad IKG, fekunditas, dan ukuran diameter telur. Kemudian data yang diperoleh dianalisis untuk melihat sebaran variasi pertumbuhan dan keragaan reproduksi ikan tersebut. Ikan bilis Thryssa hamiltonii yang diukur 287 ekor, kisaran panjang 82-157 mm. Pola pertumbuhan ikan bilis adalah allometrik positif, sedangkan nilai faktor kondisi ikan bilis setiap bulannya adalah berturut-turut 1.19, 1.06, dan 1.03 untuk Mei, Juni dan Juli. Berdasarkan hasil pengamatan ikan bilis dengan TKG IV dapat diindikasikan bahwa ikan tersebut melakukan pemijahan setiap bulan dan ukuran ikan pertama kali matang gonad adalah 127.9888 mm. Indeks kematangan gonad Mei, Juni dan Juli berturut-turut adalah 2.3077, 2.1053 dan 2.9286. Fekunditas total ikan berada pada kisaran 288-1152 butir. Sebaran kelas diameter telur TKG IV berada pada kisaran 0.2-0.67 mm. Hasil pengamatan menunjukan tipe pemijahan ikan bilis adalah partial spawning karena memiliki lebih dari satu modus puncak penyebaran. Untuk pengelolaan perikanan disarankan mengurangi intensitas penangkapan pada puncak pemijahan yang diduga terjadi pada bulan Mei dan ukuran ikan yang boleh ditangkap setelah ikan berukuran lebih besar dari 127.9888 mm dengan tujuan memberikan kesempatan ikan bilis untuk memijah terlebih dahulu. BIOLOGI REPRODUKSI IKAN BILIS, Thryssa hamiltonii FAMILI ENGRAULIDAE YANG TERTANGKAP DI TELUK PALABUHANRATU Alsade Santoso Sihotang SKRIPSI DEPARTEMEN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

S umberdaya ikan pelagis kecil di Indonesia merupakan salah satu sumberdaya yang paling melimpah dan paling banyak ditangkap untuk konsumsi masyarakat bila dibandingkan dengan tuna yang sebagian besar merupakan produk unggulan ekspor sehingga hanya sebagian kelompok yang dapat menikmatinya. Ikan pelagis umumnya hidup di daerah neritik dan membentuk schooling juga berfungsi sebagai konsumen dalam food chain antara produsen dengan ikan-ikan besar sehingga perlu upaya pelestarian Merta, et al., 1988 in Widodo, 1998. Ikan bilis yang juga termasuk ke dalam ikan pelagis kecil mampu memperbaharui dirinya namun kemampuan ini bukan tidak terbatas, bahkan dapat luruh bila dilakukan eksploitasi yang berlebihan. Sebagian sumberdaya yang pemanfaatannya bersifat terbuka dan pemiliknya umum, diperlukan adanya usaha pengelolaan yang mengatur pemanfaatan, pelestarian dan bila diperlukan juga rehabilitasi. Sebab kelangkaan pengelolaan akan mengarah terjadinya biological overfishing, yaitu bila hasil penangkapan terhadap satu jenis ikan laut lebih besar dari MSY Maximum Sustainable Yield untuk populasi ikan tersebut. Ikan – ikan yang besar dewasa selalu ditangkap oleh nelayan. Penangkapan yang dilakukan juga terlalu cepat sehingga ikan – ikan yang lain tidak diberi kesempatan untuk tumbuh hingga usia yang optimal untuk melakukan reproduksi. Kejadian tersebut akan memaksa ikan yang sudah dapat memijah untuk menghasilkan telur-telur dengan kualitas kurang baik pada musim pemijahan dikarenakan ikan – ikan tersebut belum mencapai usia optimum untuk melakukan pemijahan Widodo, 1998. Biologi reproduksi dapat dilihat pada ikan betina karena pengaruh dari betina lebih tinggi terhadap keberhasilan reproduksi ikan. Penelitian ini diharapkan dapat melihat biologi reproduksi ikan bilis dengan mengetahui pola pemijahan dan puncak musim pemijahan sehingga diharapkan dapat menjadi dasar informasi dalam pengelolaan dan pengembangan sumberdaya ikan agar tetap lestari dan berkelanjutan.

1.2. Perumusan Masalah

Ikan bilis bukan merupakan target utama tangkapan pada daerah teluk Palabuhanratu dan digolongkan ke dalam sumberdaya ikan ekonomis. Akan tetapi apabila setiap upaya penangkapan selalu dijumpai ikan bilis dan tidak jarang pula pada ikan yang matang gonad serta siap memijah juga ikut tertangkap, dikhawatirkan dapat menyebabkan penurunan pertumbuhan populasi. Hal ini dapat mempengaruhi pada masa yang akan datang kehidupan ikan bilis akan terancam, baik berupa kepunahan maupun degradasi genetis. Oleh sebab itu jenis ikan ini perlu dilestarikan melalui pengelolaan habitat dan populasi yang rasional. Untuk hal tersebut diperlukan informasi dan data tentang keadaan reproduksinya, karena dalam pengelolaan untuk menjamin kelestarian sumberdaya maka reproduksi berperan untuk mengetahui ukuran pertama kali ikan matang gonad. Informasi hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai dasar dan menjadi acuan dalam upaya pengelolaan sumberdaya ikan bilis yang lestari dan berkelanjutan. Gambar 1. Skema perumusan masalah

1.3. Tujuan dan Manfaat

STOK ikan bilis Struktur populasi Dominansi populasi ikan Keragaan Reproduksi Ukuran pertama kali matang gonad, Fekunditas, Diameter dan Kandungan protein telur. Upaya pengelolaan yang berkelanjutan