Indeks kematangan gonad dan tingkat kematangan gonad Nisbah kelamin Kadar protein cara Kjeldahl in AOAC 2005

F = fekunditas W = berat total ikan g a dan b = konstanta Persamaan tersebut ditransformasikan ke dalam persamaan logaritma sehingga diperoleh bentuk linear atau persamaan garis lurus : Log F = Log a + b Log W Keterangan : F = fekunditas Log a = y Log b = x Keeratan hubungan antara panjang total ikan dan berat total ikan dengan fekunditas diketahui dengan mencari koefisien korelasi r.

3.4.2.2. Indeks kematangan gonad dan tingkat kematangan gonad

Nilai indeks kematangan gonad IKG dapat diketahui dengan menggunakan rumus menurut Effendie 1979 : Keterangan : IKG = indeks kematangan gonad Bg = berat gonad g Bt = berat tubuh total g Penentuan tingkat kematangan gonad TKG dilakukan terhadap semua ikan contoh yang diambil. Sementara untuk menduga ukuran pertama kali ikan matang gonad berdasarkan selang kelas dimana terdapat ikan yang memiliki tingkat kematangan gonad yang matang yakni gonad TKG IV dengan menggunakan rumus, Rumus Spareman Karber : ; Ragam = ; Keterangan: Xi = log nilai tengah pada saat ikan matang gonad X = selisih log nilai tengah kelas Pi = Nb Ni Nb = jumlah ikan matang gonad pada kelas ke-i Ni = jumlah ikan pada kelas ke-i Qi = 1 – Pi

3.4.2.3 Nisbah kelamin

Keterangan : M = jumlah ikan jantan ekor F = jumlah ikan betina ekor Keseragaman sebaran nisbah kelamin dilakukan dengan uji “Chi-Square” Steel dan Torrie, 1980. Keterangan : Oi = frekuensi ikan jantan dan betina yang diamati ke-i ei = frekuensi harapan yaitu frekuensi ikan jantan + frekuensi ikan betina dibagi dua X 2 = nilai peubah acak X 2 yang sebaran penarikan contohnya menghampiri sebaran Chi-square

3.4.2.4 Kadar protein cara Kjeldahl in AOAC 2005

Rumus menghitung kadar protein : N = vol.blanko- vol.titrasi NaOH sampel x N NaOH x 100 x 14.00 gram sampel x 1000 protein = N x faktor koreksi 6.25

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi Lingkungan Teluk Palabuhanratu

Perairan Palabuhanratu merupakan perairan berbentuk teluk yang terletak di sebelah Selatan Jawa Barat. Secara geografis berada pada 6 57 ’ – 7 25 ’ LS dan 106 49 ’ – 107 00 ’ BT. Berdasarkan hasil wawancara dengan nelayan setempat, terdapat empat periode musim penangkapan, yaitu musim barat Desember-Februari, musim timur Juni-Agustus, dan dua periode musim peralihan pancaroba. Musim peralihan terdiri atas musim utara Maret-Mei merupakan peralihan dari musim barat ke musim timur dan musim selatan September-Nopember yang merupakan musim peralihan dari musim timur ke musim barat. Periode musim barat merupakan musim hujan dimana kondisi perairan relatif buruk sehingga sebagian besar nelayan tidak melaut. Periode musim timur merupakan musim kemarau dimana kondisi perairan relatif lebih tenang sehingga nelayan banyak turun ke laut untuk melakukan penangkapan ikan. Secara umum suhu permukaan air laut di Teluk Palabuhanratu berkisar antara 27 – 30 C dan ini merupakan kisaran suhu yang optimum bagi pertumbuhan ikan tropis. Arus di Teluk Palabuhanratu dipengaruhi oleh arus musim di pantai selatan Jawa Hartami, 2008. Berdasarkan hasil penelitian Atmadipoera et al. 1994 in Wiyono 2001 bahwa kecepatan arus permukaan maksimum di Teluk Palabuhanratu adalah sekitar 1,28 mdetik dengan arah timur-tenggara. Gelombang besar terjadi selama musim Barat, sedangkan selama musim Timur kondisi perairan Palabuhanratu relatif tenang. Menurut BLH Kabupaten Sukabumi dan PKSPL-IPB 2003 in Wahyudin 2005 bahwa kondisi kualitas air di Teluk Palabuhanratu tergolong bagus tercermin dari penampakan air yang bening dan kecerahan cahaya matahari dapat menembus perairan mencapai 6-7 meter. 4.2 Aspek Pertumbuhan 4.2.1 Sebaran frekuensi panjang ikan bilis

T. hamiltonii hasil tangkapan

Berdasarkan 3 kali pengambilan ikan contoh yang dilakukan per bulan selama tiga bulan, dari bulan Mei - Juli. Pada Gambar 5 terlihat jumlah ikan contoh pada bulan Mei yang didapat sejumlah 200 ekor untuk diukur panjang dan beratnya, kemudian