bahan organik tanah sangat berperan sebagai reservoir unsur hara, memperbaiki struktur tanah, drainase tanah, peredaran udara tanah aerasi, kapasitas tukar
kation tanah, kapasitas penyangga tanah, kapasitas penahan air tanah dan merupakan sumber energi mikro-organisme Arsyad 1989.
2.7 Aliran dan Erosi Permukaan di Lahan dengan Berbagai Bentuk
Penggunaan Lahan
Hasil Penelitian Ispriyanto 2001 yang dilaksanakan selama 3 bulan antara bulan Agustus sampai bulan Oktober 2000 bertempat di wilayah Perum
Perhutani Unit III Jawa Barat, Wilayah Kerja Tenjowaringin, BKPH Singaparana, KPH Tasikmalaya. Areal Penelitian merupakan areal tumpangsari tegakan pinus
merkusii Jungh. et de Vriese yang berumur 1 tahun. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan 3 macam metode, yaitu : Metode 1 pengukuran
erosi dengan menggunakan plot pengukuran erosi dan aliran permukaan E
1
, Metode 2 pengukuran dengan menggunakan tongkat ukur E
2
, Metode 3 pengukuran erosi dengan menggunakan modifikasi rumus USLE E
3
. Hasil pengukuran erosi E1 selama 1 tahun di plot A teras bangku
sebesar 6,44 tonhatahun dan erosi di plot B sebesar 0,90 tonhatahun. Plot A ini adalah plot dengan luasan 0,064 ha, tutupan vegetasi padi, bobot isi tanah 0,57
gramcm3 dan dengan jenis tindakan KTA teras bangku. Plot B ini adalah plot dengan luasan 0,142 ha,tutupan vegetasi kacang merah, bobot isi tanah 0,66
gramcm3 dan dengan jenis tindakan KTA teras gulud. Aliran permukaan di plot A 19,36 mm 2 dari total curah hujan dan di plot B 2,6 mm 0,3 dari jumlah
total curah hujan. Erosi aktual selama satu tahun di plot A sebesar 6,44 tonhatahun atau 1,07 mmtahun sedangkan di plot B sebesar 0,9 tonhatahun
atau 0,15 mmtahun. Laju erosi yang dapat diperbolehkan sebesar 4 mmtahun. Berdasarkan hasil tersebut terlihat bahwa jumlah erosi dan aliran permukaan di
plot A lebih besar daripada jumlah erosi dan aliran permukaan di plot B. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor yang mempengaruhinya antara lain sifat tanah,
kemiringan lereng, vegetasi, dan teknik konservasi tanah dan air.
Hasil pengukuran erosi menggunakan Metode 2 E
2
selama 1 tahun adalah sebesar 96,51 tonhatahun di plot A dan sebesar 108,06 tonhatahun di
plot B. Hasil pendugaan menggunakan Metode 3 E
3
memberikan hasil yang berbeda dengan erosi hasil pengukuran menggunakan Metode 1 E
1
maupun Metode 2 E
2
. Di plot A erosi pendugaan E
3
sebesar 20,57 tonhatahun, di plot B erosi pendugaan E
3
sebesar 280,35 tonhatahun jauh lebih besar dibandingkan.
Hasil penelitian Widyawardhani 2001 tentang pengaruh berbagai penutupan lahan terhadap tingkat erosi dan aliran permukaan. Penelitian ini
dilakukan di RPH Tanggulun, BKPH Kalijati, KPH Purwakarta. Ada tiga tempat yang dipakai untuk pengambilan data, yaitu : pertama pada Kelas Umur I KU I
tegakan Jati di petak 13 E tahun tanam 1998 yang luasnya 0,024 ha, kedua pada KU III berumur 39 tahun petak 15 D yang luasnya 0,0204 ha, dan ketiga adalah
areal bekas tebangan jati tahun 1999 di petak 13 C dengan luas total 0,015 ha. Kelerengan untuk ketiga tempat ini sama yakni masing-masing 45 . Kondisi
vegetasi 3 tempat KU I, KU III, bekas tebangan yang terdiri dari pohon dan tumbuhan bawah. Pada KU I terdiri dari 1 pohon jati dan 23 jenis tumbuhan
bawah, tumbuhan bawah yang mendominasi adalah jenis Derewak Grewia tomentosa dan Kakacangan Strombosia zeylanica. KU III terdiri dari 1 pohon
jati dan 19 jenis tumbuhan bawah, tumbuhan bawah yang mendominasi adalah Kakacangan Strombosia zeylanica dan Bacin.
Besarnya aliran permukaan yang terjadi selama satu tahun adalah, pada KU I 33,995 m
3
hatahun, KU III 21,484 m
3
hatahun, dan areal bekas tebangan 240,44 m
3
hatahun. Areal bekas tebangan memiliki aliran permukaan terbesar karena pada areal ini permukaannya tidak ditutupi vegetasi sehingga butiran-
butiran hujan jatuh langsung ke permukaan tanah. Antara KU I dan KU III tidak dapat dibandingkan dengan areal bekas tebangan. Areal bekas tebangan jelas tidak
memiliki penutupan lahan, berbeda dengan KU I dan KU III. Jumlah erosi pada areal bekas tebangan adalah 212,964 tonhatahun,
sedangkan untuk areal tanaman jati pada KU III adalah sebesar 4,109 tonhatahun dan pada KU I adalah sebesar 15,428 tonhatahun. Erosi pada KU III lebih rendah
dubandingkan dengan KU I dan areal bekas tebangan, karena pada KU III lebih banyak vegetasi yang hidup menutupi lahan sehingga tidak terdapat areal yang
kosong pada KU III. selai itu, tajuk vegetasinya juga lebih berlapis dibandingkan dengan KU I. Areal bekas tebangan jelas tidak dapat dibandingkan dengan kondisi
tutupan lahan yang lainnya, karena memang tidak ada vegetasi yang tumbuh di lokasi tersebut.
Untuk tingkat bahaya erosi tanah yang berpedoaman pada kelas bahaya erosi Dirjen RRL-Dephut 1985 pada areal bekas tebangan termasuk ke dalam
kelas berat dan pada KU I dan KU II masih tergolong kedalam kelas ringan. Hasil Penelitian Aleksander 2010 yang berjudul Aliran Permukaan dan
Erosi Permukaan Tanah di areal pengusahaan hutan alam produksi PT. Andalas Merapi Timber Provinsi Sumatera Barat, penelitian dan kegiatan lapangan
dilakukan selama 3 bulan. Metode pengukuran aliran dan erosi permukaan tanah pada penelitian ini menggunakan 2 dua metode, yaitu : Metode bak ukur erosi
dan Metode tongkat ukur erosi. Pendugaan dengan menggunakan persamaan regresi hubungan curah hujan
dengan aliran permukaan dengan input nilai curah hujan selama setahun, dihasilkan jumlah aliran permukaan setahun di bekas jalan sarad, bekas TPn, dan
bahu jalan masing-masing sebesar 6,413 m
3
hatahun, 1,897 m
3
hatahun dan 4, 786 m
3
hatahun. Sedangkan pendugaan aliran permukaan setahun di virgin forest menggunakan pendekatan jumlah hari hujan menghasilkan jumlah aliran
permukaan setahun sebesar 24,6 m
3
hatahun. Hasil pengukuran dengan menggunakan metode bak ukur erosi bahwa
besarnya nilai erosi permukaan tanah untuk setiap plot berbeda, bekas jalan sarad sebesar 2,9 tonha, bekas TPn 0,6 tonha, bahu jalan 2,3 tonha dan virgin forest
0,0076 tonha. Perbandingan erosi permukaan di bekas jalan sarad, bekas TPn, bahu jalan dan virgin forest kontrol adalah 377,7 : 80,6 : 309 :1. Penduga
dengan menggunakan persamaan regresi hubungan curah hujan dengan erosi permukaan dengan menggunakan data curah hujan selama 1 tahun dihasilkan
jumlah erosi permukaan setahun di jalan sarad, bekas TPn, dan bahu jalan masing- masing sebesar 21,6 tonhatahun, 3,2 tonhatahun, dan 17, 9 tonhatahun. Untuk
virgin forest pendugaan erosi permukaan selama setahun yang menggunakan
pendekatan jumlah hari hujan menghasilkan jumlah erosi permukaan setahun sebesar 0,037 tonhatahun. Jenis tanah di lokasi penelitian adalah podsolik
dominan, maka nilai erosi yang diperbolehkan untuk jenis tanah ini adalah sebesar 97,006 tontahun. Berdasarkan nilai erosi yang diperbolehkan tersebut
maka erosi permukaan yang terjadi di keempat tutupan lahan tersebut masih tergolong kedalam batas aman. Berdasarkan kriteria Nilai Indeks Bahaya Erosi
IBE maka di keempat lokasi tersebut masuk dalam kriteria rendah. Kegiatan pengusahaan hutan di PT. AMT telah mengakibatkan
peningkatan jumlah aliran permukaan dan erosi permukaan masing-masing sebesar 4715,6 dan 5842,1 dengan total jumlah aliran permukaan masing-
masing sebesar 33.463.702,6 m
3
tahun 123,4 mmtahun dan 61.564,3 tontahun 0,179 mmtahun. Metode pengukuran erosi dengan menggunakan tongkat
menghasilkan jumlah erosi yang jauh lebih besar dibandingkan dengan hasil pengukuran metode bak erosi dengan rasio berkisar antara 57,8 : 1 sampai 786 : 1.
BAB III METODE PENELITIAN