3. Metode Tongkat Ukur
Metode  ini  menggunakan  suatu  alat  untuk  mengukur  perubahan kedalaman  tanah  akibat  tererosi  atau  tertimbun  yang  berwujud  tongkat
bertanda  ukur  dengan  bahan  tahan  lapuk  selama  pemakaian,  ringan,  mudah diperoleh,  dan  murah.  Tongkat  ukur  tersebut  dibenamkan  ke  dalam  tanah
sampai  tanda  nol  berada  tepat  di  permukaan  tanah.  Pemantauan  laju  erosi tanah  di  suatu  lahan  memerlukan  lebih  dari  satu  titik  pengamatan,  untuk
ituperlu  penempatan  tongkat  ukur  yang  dapat  mewakili  penampilan  lahan. Setelah  terjadi  kejadian  hujan  tertentu  akan  terjadi  perubahan  tinggi
permukaan  tanah  di  titik-tittik  pengamatan.  Besarnya  laju  erosi  tanah  yang terjadi di dapat dengan mengalikannya dengan bobot isi tanah di lokasi kajian
Effendi 1996. 4.
Metode Petak Ukur Kecil Pembuatan  petak  ukur  erosi  tanah  yang  sesuai  dengan  aturan  USLE
kadang  tidak  mungkin  dilakukan  karena  alasan  waktu  dan  biaya.  Ada  suatu petak  ukur  tetap  yang  berukuran  200  m
2
supaya  memungkinkan  pengukuran laju  erosi  tanah  untuk  jangka  waktu  yang  cukup  lama,  yang  diletakkan  di
lokasi-lokasi dengan keadaan tumbuhan beranekaragam Effendi 1996.
2.4 Metode Pendugaan Aliran Permukaan dan Erosi
Secara  ideal  metoda  prediksi  erosi  harus  memenuhi  persyaratan- persyaratan  yang  nampaknya  bertentangan,  yaitu  dapat  diandalkan,  secara
universal  dapat  digunakan  dengan  data  yang  mínimum,  komperhensif  dalam  hal faktor-faktor  yang  digunakan,  dan  mempunyai  kemampuan  untuk  mengikuti
perubahan-perubahan  tata  guna  tanah  dan  tindakan  konservasi.  Terdapat  3  tiga model  utama  yaitu  model  fisik,  model  analog  dan  model  digital.  Model  digital
terdiri  atas  model  deterministik,  model  stochastik  dan  model  parametrik.  Dalam prediksi  erosi  yang  umum  digunakan  pada  saat  ini  adalah  model  parametrik,
terutama tipe kotak kelabu Effendi 1996. Metode  fisik  adalah  model  dalam  bentuk  kecil  keadaan  sebenarnya  yang
biasa dibuat di laboratorium, asumsinya adalah bahwa terdapat kesamaan dinamik antara model dengan keadaan sebenarnya Effendi 1996.
Metode  analog  adalah  menggunakan  sistem  mekanikal  atau  listrik  yang analog dengan sistem yang diselidik, sebagai contoh aliran listrik yang digunakan
adalah untuk mensimulasikan aliran air Effendi 1996. Model  digital  didasarkan  atas  penggunaan  komputer  digital  untuk
memproses data yang banyak dalam waktu yang singkat. Model digital ini terdiri dari  :  Model  Deterministik,  Model  Stokastik  dan  Model  Parametrik  Effendi
1996. Model  determenistik  didasarkan  pada  persamaan  matematik  untuk
menjelaskan  proses  yang  berperan  di  dalam  model,  dengan  memperhitungkan hukum kontinuitas atau konservasi massa dan energi Effendi 1996.
Model Stokastik didasarkan atas pengembangan urutan sintetik data  yang berasal  dari  sifat  statistik  data  contoh  yang  tersedia,  berguna  bagi  untuk
menghasilkan  urutan  masukan  bagi  model  parametrik  jika  data  yang  tersedia hanya dari pengamatan yang pendek Effendi 1996.
Model  Parametrik  didasarkan  atas  penggunaan  hubungan  yang  secara statistik  nyata  antara  peubah-peubah  yang  dianggap  penting  dari  sejumlah  data
yang  cukup  tersedia.  Tiga  tipe  análisis  yang  dikenal  adalah  :  kotak  hitam,  yaitu jika hanya masukan dan keluaran yang ditelaah; kotak kelabu, yaitu jika cara kerja
sistem  itu  ditelaah  agak  detail;  dan  kotak  putih  jika  semua  rincian  bagaimana sistem  itu  bekerja  dikemukakan.  Contoh-contoh  model  parametrik  untuk
memprediksi  erosi  dengan  pendekatan  kotak  hitam,  kelabu,  dan  kotak  putih  dan model determenistik dikemukakan di bawah ini Effendi 1996.
Pendekatan  kotak  hitam;  meliputi  penyesuaian  masukan  yaitu  curah hujan dengan keluaran sedimen dengan suatu fungsi matematik yang sederhana
tanpa  usaha  untuk  memasukkan  hubungan  atau  parameter-parameter  lain  yang berpengaruh. Suatu contoh yang khas dari persamaan ini adalah :
Qs= a x Qw x b .................................................................................................. 1 Qa  menyatakan  banyaknya  tanah  yang  terangkut,  Qw  adalah  banyakny
aliran permukaan, a adalah konstanta yang merupakan indeks kehebatan erosi dan b  adalah  konstanta.  Hubungan  yang  ditunjukan  dalam  persamaan  1  berlaku
umum,  akan  tetapi  nilai  konstanta  a  dan  b  berubah-ubah  berbeda  untuk  sutu tempat dengan tempat lain Effendi 1996.
Model  kotak  kelabu;  model  ini  umumnya  didapat  secara  empirik,  yang berakhir  dalam  bentuk  hubungan  antara  besarnya  erosi  dengan  sejumlah  peubah
berupa persamaan regresi Effendi 1996. Model kotak kelabu suatu Daerah Aliran Sungai DAS; mengembangkan
kotak  kelabu  suatu  DAS  artinya  untuk  pengukuran  erosi  dilakukan  ditempat keluarnya sedimen terbawa dari DAS tersebut, untuk satu kejadian hujan, sebagai
berikut : Log Qs = 1,1402
 0,0524 DUR – 0,7764 Log Qw + 1,3735 Log Qq + 0,9892 Log  0,4961 Log Qap + 0,2963 DY ......................................................... 2
yang  menyatakan  Qs  adalah  hasil  sedimen  dalam  Kg,  DUR  adalah  waktu  hujan dalam jam, Qw adalah puncak laju aliran sungai dalam liter per detik, Qq adalah
laju puncak aliran di atas permukaan tanah yang dihitung dengan mengurangi laju aliran  sungai  dengan  aliran  dasar  base  flow  dalam  liter  per  detik  ,  QQ  adalah
jumlah  aliran  diatas  permukaan  tanah  mm,  Qap  adalah  laju  aliran  sungai sebelum hidrograf naik, dalam liter per detik Effendi 1996.
Ispriyanto  2001  menyebutkan  bahwa  :  model  ktotak  kelabu  untuk sebidang  tanah    :  Universal  Soil  Loss  Equation  USLE;    USLE  memungkinkan
perencana  menduga  laju  rata-rata  erosi  suatu  bidang  tanah  tertentu  pada  suatu kecuraman lereng dengan pola hujan tertentu untuk setiap macam pertanaman dan
tindakan  pengelolaan  tindakan  konservasi  tanah  yang  mungkin  dilakukan  atau sedang  digunakan.  USLE  adalah  suatu  model  erosi  yang  dirancang  untuk
memprediksi  erosi  jangka  panjang  dari  erosi  lembar  atau  alur  di  bawah  keadaan tertentu.  Perkiraan  jumlah  erosi  yang  akan  terjadi  pada  suatu  lahan  bila
pengolahan  lahan  tidak  mengalami  perubahan  dilakukan  dengan  menggunakan rumus USLE :
........................................................................................ 3 dimana :
A : Jumlah erosi tonhatahun
R : Faktor erosivitas hujan
K : Faktor erodibilitas tanah
LS : Faktor panjang dan kemiringan lereng
C : Faktor tanaman penggunaan tanaman
P : Faktor teknik konservasi tanah
USLE-M  Modified  USLE;  versi  prediksi  eros  suatu  kejadian  hujan persamaan USLE-M ditulis sebagai berikut:
...................................................... 4 dengan  definisi  faktor-faktor  sama  dengan  USLE,  yang  membedakan  adalah  di
faktor R, K, C, dan P dimana : A
: Jumlah erosi tonhatahun R
UMe
: Faktor erosivitas hujan MUSLE K
UMe
: Faktor erodibilitas tanah MUSLE LS
: Faktor panjang dan kemiringan lereng C
UMe
: Faktor tanaman penggunaan tanaman MUSLE P
UMe
: Faktor teknik konservasi tanah MUSLE RUSLE  Revisied  Universal  Soil  Loss  Equation;  RUSLE  adalah  suatu
model  erosi  yang  didesain  untuk  memprediksi  besarnya  erosi  tahunan  A  oleh aliran  permukaan  dari  suatu  bentang  berlereng  dengan  tanaman  dan  sistem
pengelolaan  tertentu.  RUSLE telah  digunakan  juga  untuk  memprediksi  besarnya erosi dari padang rumput dan  lahan  non-pertanian seperti  lahan untuk bangunan.
Dengan  pemilihan  yang  tepat  mengenai  nilai  faktor  yang  digunakan,  RUSLE dapat menghitung erosi rata-rata untuk suatu sistem pergiliran tanaman dalam satu
tahun atau untuk satu fase pertumbuhan tanaman Effendi 1996. Arsyad 1989 menyebutkan bahwa : model deterministik, didasarkan atas
hukum  konservasi  massa  dan  energi.  Pada  umumnya  model-model  tersebut menggunakan  persamaan  differensial  khusus  yang  dikenal  sebagai  persamaan
kontinuitas  yang  merupakan  pernyataan  konservasi  materi  sewaktu  bergerak melalui  ruangan  selam  suatu  waktu.  Persamaaan  tersebut  dapat  digunakan  untuk
erosi tanah dari bagian-bagian atau segmen kecil dari suatu lereng sebagai berikut. Terdapat  masukan  materi  ke  dalam  suatu  segmen  sebagai  hasil  pelepasan  butir-
butir  tanah  pada  segmen  tersebut  dan  masukan  sedimen  dari  bagian  di  sebelah atasnya.  Terdapat  keluaran  material  melalui  proses  pengangkutan  oleh  percikan
hujan rain splash dan aliran permukaan. Jika proses pengangkutan melmpunyai kapasitas  untuk  mngeluarkan  semua  material,  maka  akan  terdapat  kehilangan
tanah  dari  segmen  tersebut.  Jika  kapasitas  transport  tersebut  tidak  cukup,  maka akan terdapat pertambahan  bahan pada segmen tersebut. Jadi persamaan tersebut
dapat ditulis : Masukan
 Keluaran = Kehilangan atau penambahan material ........................... 5
2.5 Air tanah