Curah hujan Aliran dan erosi permukaan hasil pengukuran

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil

5.1.1 Curah hujan

Grafik curah hujan selama pengamatan 2 Desember 2010 - 31 Januari 2011 disajikan dalam Gambar 10. Gambar 10 Curah hujan selama pengamatan. Berdasarkan Gambar 10 terlihat bahwa dalam selang waktu pengamatan terdapat 31 hari hujan, dengan statistik hujan sebagaimana disajikan dalam Tabel 5. Tabel 5 juga menyajikan statistik hujan setahun yang diukur di Kantor Dinas Pertanian Purwodadi dan ringkasan data hasil uji kesamaan dua nilai rata-rata uji t. Tabel 4 Perbandingan curah hujan selama pengamatan di lokasi penelitian dengan curah hujan selama 1 satu tahun di Dinas Pertanian Kabupaten Purwodadi Curah Hujan Harian selama pengamatan CHp mmhari Harian selama 1 tahun di Kecamatan Monggot CHt mmtahun Minimum 2 1 Maksimum 130 152 Rata-rata 26 20 Ragam 918.19 656.71 Ragam Gabungan 4459.22 4459.22 Simpangan Baku 30.30 25.62 Jumlah data 31 162 T hitung 0.51 0.51 T tabel 2.05 1.97 Berdasarkan pengujian uji-t beda rata-rata curah hujan harian di plot pengukuran CHp dengan curah hujan di Dinas Pertanian Kabupaten Purwodadi CHt yang berjarak 8 km, pada periode pengamatan 2 Desember 2010 sampai 28 Februari 2011 menunjukkan bahwa CHp dan CHt pada waktu yang sama tidak berbeda nyata. Sehingga dapat dikatakan bahwa hujan menyebar merata dalam radius Lokasi Penelitian - Kantor Dinas Pertanian Kabupaten Purwodadi. Namun demikian, curah hujan selama pengamatan tidak mewakili variasi hujan selama setahun, yang ditunjukkan oleh hujan rata-rata harian dan simpangan baku yang cukup berbeda antara curah hujan di lokasi pengukuran dan di Dinas Pertanian Kabupaten Purwodadi. Berdasarkan hasil uji statistik tersebut, maka untuk mendapatkan hujan satu tahun di lokasi pengamatan diduga dengan menggunakan data hujan di Dinas Pertanian Kabupaten Purwodadi.

5.1.2 Aliran dan erosi permukaan hasil pengukuran

Aliran dan erosi permukaan disetiap plot pengukuran dan jumlah curah hujan disajikan dalam Gambar 11 dan Gambar 12. Gambar 11 Jumlah curah hujan dan aliran permukaan di setiap plot pengukuran. Gambar 12 Jumlah curah hujan dan erosi permukaan di setiap plot pengukuran Jumlah aliran dan erosi permukaan minimum, maksimum, rata-rata, simpangan baku setiap kejadian hujan dan jumlah aliran dan erosi permukaan dari masing-masing plot disajikan dalam Tabel 5. Tabel 5 Statistik aliran permukaan dan erosi permukaan Plot Aliran permukaan Vt p m3ha Erosi Et p tonha Min Max Rata-rata Sd Jumlah Min Max Rata-rata Sd Jumlah 1 1.75 558.43 50.03 119.97 1550.82 3 x 10 -3 0.395 0.025 0.071 0.766 2 0.28 194.08 12.56 38.59 389.28 8 x 10 -8 0.070 0.013 0.029 0.415 3 0.70 145.04 17.29 42.25 536.00 8 x 10 -8 0.161 0.020 0.040 0.614 4 0.14 201.09 17.76 45.77 550.51 8 x 10 -7 0.200 0.019 0.045 0.577 Selama 31 kali kejadian hujan, Plot 1 Tanaman jagung dan Kemlandingan memiliki laju aliran permukaan dan erosi permukaan terbesar yaitu masing-masing sebesar 1550,82 m 3 ha dan 0,766 tonha, sedangkan Plot 2 Teras gulud memiliki laju aliran dan erosi permukaan terkecil yaitu masing- masing sebesar 389, 28 m 3 ha dan 0,415 tonha, namun berdasarkan hasil uji beda nilai rata-rata aliran dan erosi permukaan Tabel Lampiran 2 menunjukkan bahwa nilai rata-rata laju aliran dan erosi permukaan tersebut tidak berbeda nyata plot1 = plot 2 = plot 3 = plot 4.

5.1.3 Hubungan antara curah hujan dengan aliran permukaan dan dengan