2.5 Air tanah
Air  tanah  ditemukan  pada  formasi  geologi  permeabel  tembus-air  yang dikenal sebagai  akifer juga disebut sebagai reservoir air tanah,  formasi pengikat
air, dasar-dasar yang tembus air yang memungkinkan jumlah air yang cukup besar untuk  bergerak  melaluinya  pada  kondisi  lapangan  yang  biasa.  Air  tanah  juga
ditemukan pada akliklud atau dasar semi permeabel yang mengandung air akan tetapi  tidak  mampu  memindahkan  jumlah  air  yang  nyata  seperti  liat.  Akifer
ditemukan  pada  sejumlah  lokasi.  Deposit  glasial  pasir  dan  kerikil,  kipas  aluvial dataran  banjir  dan  deposit  delta  pasir  semuanya  merupakan  sumber-sumber  air
yang sangat baik. Seyhan 1977. Sebagian  besar  air  tanah  yang  asalnya  dari  permukaan  bumi  meresap  ke
bawah.  Air  tanah  itu  terdapat  pada  lapisan  tanah  teratas,  bila  ini  berliang  dan renik,  dinamakan  air  tanah  phretis.  Lain  halnya  air  tanah  terdapat  antara  dua
lapisan  kedap  dan  ini  dinamakan  air  tanah  thubir.  Air  tanah  phretis  mempunyai permukaan  air  yang  dinamakan  permukaan  phretis  dan  menghubung  semua
permukaan  air-  bebas  yang  terdapat  di  sumur-sumur,  danau-danau,  terusan- terusan,  dan  lain-lain.  Diatas  daerah  phretis  ini  terdapat  suatu  daerah  yang  terisi
oleh air karena gejala kapiler. Wirjodihardjo 1952.
2.6 Pengertian dan Teknik KTA
Konservasi  tanah  berarti  penempatan  setiap  bidang  tanah  pada  cara penggunaan
yang sesuai
dengan kemampuan
tanah tersebut
dan memperlakukannya sesuai dengan syarat-syarat yang diperlukan agar tidak terjadi
kerusakan tanah. Usaha-usaha konservasi tanah ditujukan untuk kepentingan yaitu : 1 Mencegah terjadinya kerusakan tanah, 2 Memperbaiki tanah yang rusak, 3
Menetapkan  kelas  kemampuan  lahan  dan  tindakan-tindakan  atau  perlakuan  yang diperlukan agar lahan tersebut dapat dipergunakan untuk waktu yang tak terbatas
Sinukaban 1986. Setiap  macam  penggunaan  tanah  mempunyai  pengaruh  yang  berbeda
terhadap  kerusakan  tanah  oleh  erosi.  Macam  penggunaan  tanah  pertanian ditentukan  oleh  jenis  tanaman,  cara  bercocok  tanam  dan  intensitas  penggunaan
tanah.Teknologi yang digunakan pada setiap penggunaan tanah akan menentukan
apakah  akan  didapat  penggunaan  dan  produksi  yang  lestari  dari  sebidang  tanah. Arsyad 1989.
Metode  konservasi  tanah  dan  air  dapat  digolongkan  ke  dalam  tiga golongan  utama,  yaitu  :  1  Metode  Mekanik,  2  Metode  Vegetatif,  dan  3
Metode Kimia Arsyad 1989. 1.
Metode Mekanik Konservasi  tanah  mekanik  adalah  semua  perlakuan  fisik  mekanis  yang
diberikan  terhadap  tanah,  dan  pembuatan  bangunan  yang  ditujukan  untuk mengurangi  aliran  permukaan  dan  erosi  serta  meningkatkan  kelas  kemampuan
tanah.  Teknik  konservasi  ini  dikenal  dengan  sebutan  metode  sipil  teknis. Perlakuan  fisik  mekanis  terhadap  tanah  tetap  diperlukan  meskipun  metode  sipil
teknis  bukan  menjadi  pilihan  utama.  Misalnya,  meskipun  tindakan  konseravasi tanah  vegetatif,  menjadi  pilihan  utama,  namun  perlakuan  fisik  mekanis  seperti
pembuatan  Saluran  Pembuangan  Air  SPA,  atau  bangunan  terjunan  masih  tetap diperlukan  untuk  mengalirkan  sisa  aliran  permukaan  yang  tidak  terserap  oleh
tanah. Teknik konservasi tanah mekanis juga perlu dipertimbangkan bila masalah erosi  cukup  serius,  danatau  teknik  konservasi  vegetative,  seperti  penggunaan
rumput  atau  legume  sebagai  tanaman  penguat  teras,  penggunaan  mulsa,  ataupun pengaturan pola tanam.
Teras  merupakan  metode  konseravsi  tanah  yang  ditujukan  untuk mengurangi  panjang  lereng,  menahan  air  sehingga  mengurangi  kecepatan  dan
aliran permukaan, serta memperbesar peluang penyerapan air oleh tanah. 1.
Teras Bangku Teras  bangku  atau  teras  tangga  dibuat  dengan  cara  memotong  panjang
lereng  dan  meratakan  tanah  di  bagian  bawahnya,  sehingga  terjadi  suatu  deretan bangunan yang berbentuk sperti tangga.
Fungsinya adalah : a.
Memperlambat aliran permukaan b.
Menampung  dan  mengalirkan  aliran  permukaan  dengan  kekuatan  yang tidak merusak
c. Meningkatkan laju infiltrasi
d. Mempermudah pengolahan tanah
Sebagian  besar  petani  merasakan  bahwa  teras  bangku  adalah  bangunan konservasi  yang  relatif  tidak  mudah  rusak,  selain  itu  teras  juga  dapat
mempermudah  praktek  pengolahan  tanah.  Dipandang  dari  segi  teknis,  teras bangku merupakan suatu teknik pengendalian erosi yang efektif.
Beberapa  tipe  teras  bangku  :  1  Teras  Bangku  Datar,  2  Teras  bangku Miring keluar, 3 Teras Bangku miring ke dalam, 4Teras Irigasi.
2. Teras gulud
Teras Gulud adalah barisan guludan yang dilengkapi dengan saluran air di bagian  belakang  guludnya.  Metode  ini  dikenal  pula  dengan  istilah  guludan
bersaluran. Fungsi  dari  teras  gulud  hampir  sama  dengan  teras  bangku,  yaitu  untuk
menahan laju aliran permukaan dan meningkatkan penyerapan air ke dalam tanah. Saluran air dibuat untuk mengalirkan aliran permukaan dari bidang olah ke SPA.
Untuk meningkatkan efektivitas teras gulud dalam menanggulangi erosi dan aliran permukaan,  serta  agar  guludan  tidak  mudah  rusak  sebaiknya  guludan  diperkuat
tanaman  penguat  teras.  Jenis  Tanaman  yang  dapat  digunakan  sebagai  penguat teras bangku , dapat juga digunakan sebagai tanaman penguat teras gulud. Sebagai
kompensasi kehilangan  luas  bidang olah, bidang teras gulud dapat juga ditanami cash crops misalnya tanaman katuk, cabai rawit, dan jenis cash crops lainnya.
3. Teras Kredit
Teras  kredit  adalah  teras  yang  terbentuk  secara  bertahap  karena tertahannya  partikel-partikel  tanah  yang  tererosi  oleh  barisan  tanaman  yang
ditanam  rapat  seperti  tanaman  pagar  atau  strip  rumput  yang  ditanam  searah kontur.
4. Teras Individu
Teras  Individu  adalah  teras  yang  dapat  dibuat  pada  setiap  individu tanaman, terutama tanaman tahunan. Jenis teras ini biasa diaplikasikan pada areal
perkebunan atau tanaman buah-buahan. Fungsinya adalah:
a. Mengurangi laju erosi dan aliran permukaan
b. Meningkatkan ketersediaan air bagi tanaman tahunan
c. Memfasilitasi pemeliharaan tanaman tahunan, sehingga tidak semua lahan
terganggu  dengan  adanya  aktivitas  pemeliharaan,  Seperti  pemberian pupuk, penyiangan dan lain-lain.
Teras  individu  tergolong  efektif  dalam  mengendalikan  erosi,  hasil penelitian menunjukan pada tahun pertama setelah pembuatan teras individu, erosi
yang  terjadi  8,5  tonhatahun  dan  menurun  pada  tahun  kedua  menjadi 3,3tonhatahun.
5. Teras Kebun
Teras  kebun  merupakan  jenis  teras  lain,  yang  dirancang  untuk  tanaman tahunan  khususnya  tanaman  buah-buahan.  Teras  dibuat  dengan  interval  yang
bervariasi menurut jarak tanam. Tujuan dari pembuatan teras ini adalah :
a. Mengefisienkan penerapan teknik konservasi tanah
b. Memfasilitasi  pengolahan  lahan  diantaranya  fasilitas  jalan  kebun,  dan
penghematan tenaga kerja dalam pemeliharaan kebun. Hasil penelitian di  berbagai  lokasi pada  berbagai  jenis tanah  menunjukan
bahwa  teras  bangku,  teras  gulud,  teras  kredit  dan  teras  individu  merupakan metode konservasi tanah yang efektif dalam menanggulangi aliran permukaan dan
erosi.  Efektivitas  teras  gulud  dalam  menahan  erosi  tidak  setinggi  teras  bangku, namun  bila  teras  gulud  mampu  menahan  erosi  sampai  dibawah  batas  erosi  yang
diperbolehkan,  dan  lahan  belum  diteras  bangku,  maka  disarankan  pilihan diprioritaskan  pada  teras  gulud  mengingat  biaya  pembuatan  yang  jauh  lebih
rendah dan relatif lebih mudah untuk diterapkan. Proyek  penelitian  penyelamatan  hutan  tanah  dan  air  menganjurkan  agar
pemilihan  teknik  konservasi  mekanik  mempertimbangkan  kedalaman  tanah, kemiringan  lahan,  dan  kepekaan  tanah  terhadap  erosi.  Penerapan  teknik
konservasi tanah juga dianjurkan untuk selalu disertai dengan penanaman tanaman penguat teras.
Efektivitas  teras,  baik  teras  gulud  maupun  teras  bangku  semakin meningkat  dengan  berjalannya  waktu.  Teras  kredit  membutuhkan  waktu  lebih
lama  dibandingkan  dengan  teras  gulud  dan  teras  bangku  untuk  dapat  berfungsi baik  sebagai pengendali erosi. Untuk  menjaga efektivitasnya, pemeliharaan teras
sangat  dianjurkan,  diantaranya  pemeliharaan  penguat  teras,  saluran  dan  lain sebagainya sebaiknya dilakukan secara rutin Arsyad, 1989.
2. Metode Vegetatif
Metode vegetatif adalah penggunaan tanaman dan tumbuhan atau bagian- bagian  tumbuhan  atau  sisa-sisanya  untuk  mengurangi  daya  tumbuk  butir  hujan
yang  jatuh,  mengurangi  jumlah  dan  kecepatan  aliran  permukaan  yang  pada akhirnya  mengurangi  erosi  tanah.  Dalam  konservasi  tanah  dan  air  metode
vegetatif  mempunyai  fungsi,  yaitu : 1 Melindungi tanah terhadap daya perusak butir-butir hujan yang jatuh, 2 Melindungi tanah terhadap daya perusak aliran air
yang mengalir di permukaan tanah, 3 Memperbaiki kapasitas infiltrasi tanah dan penahan  air  yang  langsung  mempengaruhi  besarnya  aliran  permukaan.  Metode
vegetatif dalam konservasi tanah vegetatif : Arsyad 1989. a.
Penanaman dalam strip Penanaman  dalam  strip  adalah  suatu  sistem  bercocok  tanam  yang  beberapa
jenis tanaman ditanam dalam strip yang berselang-seling pada sebidang tanah pada  waktu  yang  sama  dan  disusun  memotong  lereng  atau  menurut  garis
kontur.Biasanya  tanaman  yang  digunakan  adalah  tanaman  pangan  atau tanaman  semusim  lainnya  diselingi  dengan  strip-strip  tanaman  yang  tumbuh
rapat berupa tanaman penutup tanah atau pupuk hijau. b.
Penggunaan sisa-sisa tanaman Penggunaan sisa-sisa tanaman atau tumbuhan untuk konservasi tanah dan air
dalam bentuk mulsa dan pupuk hijau. Dalam bentuk mulsa, sisa-sisa tanaman atau  tumbuhan  yang  telah  dipotong-potong  disebarkan  merata  diatas
permukaan tanah. Jika digunakan sebagai pupuk hijau, sisa-sisa tanaman atau tumbuhan  juga  dapat  ditumpuk  pada  tempat  tertentu  dan  dijaga
kelembapannya  sampai  terjadi  humifikasi  sehingga  terbentuk  kompos sebelum digunakan sebagai pupuk organik.
c. Geotekstil
Geotekstil  adalah  tekstil  barang  tenun  atau  tenunan  permeabel  yang digunakan  dalam  pekerjaan-pekerjaan  yang  berhubungan  dengan  tanah,
fondasi  bangunan,  dan  batuan,  atau  bahan-bahan  yang  digunakan  dalam pekerjaan  geoteknik  sebagai  bagian  integral  proyek  buatan  manusia.
Geotekstil  dapat  terbuat  dari  bahan  alami  atau  bahan  sintetik,  yang mempengaruhi  ketahanannya  setelah  dipasang  dan  cara  pemasangannya.
Bahan  alami  terdiri  atas  bagian  atau  produk  tumbuh-tumbuhan  tidak  tahan lama  oleh  karena  mengalami  perombakan  degradasi  yang  oleh  karenanya
disebut  geotekstil  sementara,  sedangkan  dari  bahan  tekstil  sintetik  tidak mengalami perombakan sehingga tidak mengalami perombakan maka disebut
sebagai geotekstil permanen. d.
Strip Penyangga Riparian Tumbuhan  berupa  pohonan,  rumputan  dan  semak-semak  atau  campuran
berbagai bentuk dan jenis vegetasi yang ditanam sepanjang tepi kiri dan kana sungai  disebut  riparian  buffers  strips  atau  filter  strips  yang  dalam  Bahasa
Indonesianya  adalah  strip  penyangga  riparian  atau  penyangga  riparian  atau strip  filter.  Secara  umum  digunakan  istilah  jalur  hijau  sungai.  Penyangga
riparian  berfungsi  untuk  menjaga  kelestarian  fungsi  sungai  dengan  cara menahan atau menangkap tanah lumpur tererosi serta unsur-unsur hara dan
bahan  kimia  termasuk  pestisida  yang  terbawa,  dari  lahan  dibagian  kiri  dan kanan  sungai  agar  tidak  sampai  masuk  sungai.  Penyangga  riparian  juga
berfungsi  menstabilkan  tebing  sungai.  Pohonan  yang  ditanam  disepanjang sungai  juga  lebih  mendinginkan  air  sungai  yang  menciptakan  lingkungan
yang baik bagi pertumbuhan berbagai jenis binatang air. 3.
Metode Kimia Metode kimia dalam konservasi tanah dan air adalah penggunaan preparat
kimia baik berupa senyawa sintetik maupun berupa bahan alami yang telah diolah dalam jumlah yang relatif sedikit, untuk meningkatkan stabilitas agregat tanah dan
mencegah erosi. Cara kerjanya adalah dengan suntikan atau injeksi pada sebidang tanah.  Di  antara  beberapa  macam  bahan  yang  dipergunakan  adalah  campuran
dimethyl  dichlorosilane  dan  metal  trichlorasilane  yang  dikenal  dengan  MCS. Bahan  kimia  ini  merupakan  cairan  yang  mudah  menguap  dimana  gas  yang
terbentuk  bercampur  dengan  air  tanah.  Senyawa  yang  berbentuk  menyebabkan agregat tanah menjadi stabil Arsyad 1989.
Struktur tanah  yang stabil  merupakan  salah  satu  faktor yang  berpengaruh positif  terhadap  pengurangan  kepekaan  erosi  tanah  dan  pertumbuhan  tanaman,
bahan  organik  tanah  sangat  berperan  sebagai  reservoir  unsur  hara,  memperbaiki struktur  tanah,  drainase  tanah,  peredaran  udara  tanah  aerasi,  kapasitas  tukar
kation  tanah,  kapasitas  penyangga  tanah,  kapasitas  penahan  air  tanah  dan merupakan sumber energi mikro-organisme Arsyad 1989.
2.7 Aliran  dan  Erosi  Permukaan  di  Lahan  dengan  Berbagai  Bentuk