Perbedaan aliran dan erosi permukaan di setiap tindakan konservasi

Berdasarkan data tersebut dan persamaan regresi polynomial, nilai erosi yang diperbolehkan Edp di plot 1, Plot 2, Plot 3 dan Plot 4, masing-masing adalah 16.16; 16,00; 17.92 dan 17.28 tonhatahun.

5.2. Pembahasan

5.2.1 Perbedaan aliran dan erosi permukaan di setiap tindakan konservasi

tanah dan air Tabel 5 menunjukkan nilai aliran permukaan Vtp1 Vtp4 Vtp3 Vtp2, dan erosi permukaan Etp1 Etp3 Etp4 Etp2 Tabel 5. Akan tetapi, berdasarkan uji-t perbedaan 2 nilai rata-rata menunjukkan bahwa perbedaan tersebut tidak berbeda nyata Vtp1 = Vtp2 = Vtp3 = Vtp4 dan Etp1 = Etp2 = Etp3 = Etp4 Lampiran 2. Alih ragam hujan menjadi aliran permukaan dari ke empat plot secara statistik tidak berbeda nyata, namun dari segi jumlah berbeda. Nilai rata-rata perbandingan antar plot tidak berbeda jauh, tetapi nilai ragam perbandingan antar plotnya besar, hal inilah yang menyebabkan hasil uji beda nilai rata-ratanya menjadi tidak berbeda nyata. Plot 1 menghasilkan aliran permukaan dan erosi permukaan paling besar dibandingkan dengan plot lainnya, dan plot 2 menghasilkan aliran dan erosi permukaan paling kecil. Lahan di plot 1, jati ditanam dengan jarak 3 x 3 m dan di sela-sela antar tanaman jati ditanami jagung dan kemlandingan dengan jarak tanam masing-masing sebesar 30 x 50 cm tanpa menggunakan teras, baik gulud maupun bangku, sedangkan di plot-plot lainnya menggunakan teras gulud plot 2 dan plot 3 dan kombinasi teras gulud dan teras bangku plot 4. Teras, baik gulud maupun bangku terbukti dapat mengurangi laju aliran permukaan sehingga aliran permukaan menjadi lambat yang memungkinkan air diinfiltrasikan ke dalam tanah, dan akhirnya jumlah aliran permukaan yang sampai di bagian hilir bak penampung menjadi lebih kecil. Berkurangnya laju aliran permukaan juga berkurangnya energi untuk mengikis dan mengangkut partikel tanah sehingga erosi permukaan menjadi lebih kecil, dan teras dapat menahan partikel tanah yang terangkut aliran permukaan, sehingga partikel tanah yang sampai di hilir bak penampung menjadi lebih sedikit dibandingkan dengan tanpa teras. Aliran permukaan dan erosi permukaan di plot 3 dan plot 4 jumlahnya hampir sama. Hal ini disebabkan oleh jumlah guludan di kedua plot tersebut tidak berbeda jauh, masing-masing yaitu 16 dan 15 buah. Plot 4 yang menggunakan metode kombinasi antara teras gulud dan teras bangku nilai aliran dan erosi permukaannya lebih besar dibanding dengan plot 2 dan plot 3. Teras bangku yang berada di plot tersebut berjumlah 1 satu terastrap, dengan tinggi teras 25 cm dan lebar teras 1-1,5 meter, dan sisanya dibentuk teras gulud dengan jumlah guludan 15 guludan, jumlah traptangga hanya 1 yang dinilai kurang efektif untuk mencegah atau mengurangi laju aliran permukaan, juga pengaruh dari tidak dilakukannya penanaman rumput atau tumbuhan pada bagian talud teras menyebabkan aliran dan erosi permukaan pada plot 4 menjadi besar dibandingkan dengan plot 2 dan plot 3. Perbandingan aliran dan erosi permukaan di plot 2 teras gulud, plot 3 teras gulud, plot 4 teras gulud dan teras bangku dan plot 1 kontrol adalah 0,75 : 0,66 : 0,66 : 1 dan 0,46 : 0,20 : 0,28 : 1. Erosi yang terjadi di suatu lahan meningkat bersama dengan meningkatnya jumlah aliran permukaannya. Aliran permukaan yang meningkat disebabkan oleh kapasitas infiltrasi dari suatu lahan yang sudah tidak memadai lagi untuk menyimpan air sehingga aliran air tersebut berubah menjadi aliran permukaan. Peningkatan volume dan kecepatan aliran permukaan akan berpengaruh kepada kapasitas transportasi aliran permukaan untuk membawa bahan-bahan tanah yang pada akhirnya akan meningkatkan erosi permukaan.

5.2.2 Hubungan antara curah hujan dengan aliran dan erosi permukaan