pengurangan biaya, meningkatkan mutu pelayanan yang lebih baik, dan perubahan budaya perusahaan.
Menurut Engelbart dalam Rivai 2010 alasan organisasi melakukan restrukturisasi berubah:
Inovasi dalam produk, teknologi, bahan, proses kerja, struktur organisasi, dan budaya organisasi
Baru dan pergeseran pasar
Tindakan pesaing global, nilai-nilai kekuatan bekerja, permintaan, dan keragaman
Peraturan dan etika kendala dari lingkungan
Individu pengembangan dan transisi
2.2 Pengembangan Efektifitas Organisasi
Pendekatan pengembangan organisasi Organization development approach dimaksudkan untuk mengerakkan seluruh organisasi agar
berfungsi pada tingkat yang lebih tinggi sambil meningkatkan prestasi kerja dan kepuasan para anggota organisasi. Menurut Gibson 1987 dari The
Laboratory Approach to Organizational Development menunjukkan definisi pengembangan organisasi sebagai suatu strategi normative, redukasi yang
dimaksudkan untuk mempengaruhi system kepercayaan, nilai, dan sikap di dalam organisasi sehingga organisasi tersebut lebih mampu menyesuaikan
diri dengan perubahan yang cepat dalam teknologi, dalam lingkungan industry dan masyarakat pada organisasi yang seringkali dimulai,
dimudahkan dan dikukuhkan oleh perubahan normative dan keperilakuan. Menurut Siswanto 2005, berdasarkan definisi yang diajukan di atas,
terdapat beberapa hal yang memerlukan deskripsi lebih spesifik berikut ini. 1. Proses pemecahan permasalahan Problem solving process mengacu paa
metode organisasi untuk menghadapi ancaman dan peluang dalam lingkungannya.
2. Melalui proses pembauran Renewal process, manajer organisasi dapat mengadaptasi gaya pemecahan permasalaan dan tujuannya agar cocok
dengan tuntutan perubahan lingkungan organisasi. Dengan demikian, salah satu tujuan pengembangan organisasi adalah memperbaiki proses
pembaruan diri organisasi hingga manajer dapat lebih cepat mengadopsi gaya manajemen yang tepat untuk permasalahan yang baru dihadapinya.
3. Manajemen kolaboratif Collaborative management berarti manajemen melalui peran serta bawahan dan pembagian otoritas, dan bukan melalui
penerapan otoritas secara hierarkis. 4. Budaya Culture merujuk pada pola aktivitas, interaksi, norma, nilai,
sikap, dan perasaan yang umum. 5. Kaji tindak Action research mengacu pada cara agen perubahan
pengembangan organisasi berusaha untuk mengetahui aspek apa dari organisasi yang perlu diperbaiki dan bagaimana organisasi dapat dibantu
untuk melakukan perbaikan. Pengembangan organisasi sebagai suatu istilah yang digunakan dalam
praktik manajemen kontemporer memiliki karakteristik sebagai berikut. a Pengembangan organisasi adalah direncanakan
b Pengembangan organisasi berorientasi pada permasalahan c Pengembangan organisasi mencerminkan suatu pendekatan system
d Pengembangan organisasi merupakan bagian integral dari proses manajemen
e Pengembangan organisasi bukan suatu strategi yang siap pakai f Pengembangan organisasi memusatkan perhatian kepada kemajuan
g Pengembangan organisasi berorientasi pada tindakan h Pengembangan organisasi berdasarkan pada teori dan praktik yang sehat
Hasil penelitian Peters dan Waterman dalam Siswanto 2005 yang dilakukan terhadap perusahaan besar seperti IBM, Du Pont, 3M, McDonald,
serta Procter dan Cambia ditemukan delapan karakteristik yang menunjukkan efektivitas suatu organisasi, yaitu :
1. Mempunyai bias terhadap tindakan dan penyelesaian pekerjaan; 2. Selalu dekat dengan para pelanggan agar dapat mengerti secara penuh
kebutuhan pelanggan; 3. Mereka memberi para karyawan mereka suatu tingkat otonomi yang tinggi
dan memupuk semangat kewirausahaan entrepreneur spirit; 4. Berusaha meningkatkan produktivitas lewat partisipasi para karyawannya;
5. Para karyawan mengetahui apa yang diinginkan perusahaan dan para manajer terlibat aktif pada masalah di semua tingkat;
6. Mereka selalu dekat dengan usaha yang mereka ketahui dan pahami; 7. Memiliki struktur organisasi yang luwes dan sederhana dengan jumlah
orang yang minimum dalam aktivitas staf pendukung; 8. Menggabungkan control yang ketat dan disentralisasi untuk mengamankan
nilai inti perusahaan dengan control yang longgar di bagian lain untuk mendorong pengambilan risiko serta inovasi Robbin, 1994 dalam
Siswanto 2005.
2.3 Kinerja