3.8 Metode Pemilihan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan dan pihak manajemen perusahaan. Sampel merupakan bagian atau sejumlah cuplikan tertentu yang
diambil dari suatu populasi dan diteliti secara rinci. Penentuan jumlah sampel yang akan diambil dipergunakanlah rumus slovin Umar, 2003. Dengan
ketentuan sebagai berikut:
............................................................................................1 Dimana :
n = Jumlah sampel N = Jumlah populasi
e = Nilai kritis batas ketelitian yang digunakan persen kelonggaran ketelitian karena kesalahan pengambilan populasi, yaitu 10
Teknik penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan Non Proportionate Stratified Random Sampling Design atau
Disproportionate Random Sampling karena unsur populasi berkarakteristik heterogen. Heterogenitas tersebut mempunyai arti yang signifikan pada
pencapaian tujuan penelitian dengan pemilihan acak subjek dari setiap strata namun jumlah unsur atau elemen di salah satu atau beberapa stratum sangat
sedikit. Dalam penelitian ini jumlah populasi 182 orang, dan jumlah sampel yang
diambil berjumlah 100 orang dan dalam setiap stratum tidak sebanding dengan jumlah unsur populasi dalam stratum tersebut, maka peneliti
menentukan secara non proporsional.
3.9 Metode Pengolahan dan Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan adalah teknik structural equation modeling SEM. Model persamaan struktur SEM adalah teknik analisis
multivariate yang memungkinkan peneliti untuk menguji hubungan variabel yang kompleks untuk memperoleh gambaran menyeluruh mengenai
keseluruhan model Ghozali, 2005. Dalam praktiknya, banyak penelitian N
1 +Ne
2
n =
yang menggunakan SEM menggabungkan antara tujuan-tujuan yang bersifat konfirmatori dan eksploratori, yaitu suatu model diuji dengan menggunakan
prosedur-prosedur SEM, karena merasa tidak cukup efisien, maka suatu model alternatif kemudian diuji didasarkan pada perubahan-perubahan
sebagaimana disarankan dalam indeks-indeks modifikasi SEM. Menurut Joreskog dan Sorbom dikutip Ramadhani 2005, model persamaan
structural adalah teknik variabel ganda yang dapat digunakan untuk mendeskripsikan keterkaitan hubungan linear secara simultan pengamatan,
yang sekaligus melibatkan variabel laten yang tidak dapat diukur secara langsung. Dengan kata lain, SEM dapat digunakan untuk menganalisis
hubungan kausal yang rumit, yang didalamnya terdapat variabel bebas, terikat, dan laten. Secara umum, fungsi SEM terbagi menjadi dua:
1. Mengestimasi beberapa persamaan yang saling berhubungan secara
simultan Structural Model. 2.
Mempresentasikan variabel konstruk berdasarkan Variabel Observed Measurement Model.
Ghozali 2008 menyatakan bahwa variabel di dalam SEM terdiri dari variabel manifest dan variabel laten. Variabel manifest adalah variabel yang
dapat diamati dan diukur secara langsung, sedangkan variabel laten adalah variabel yang tidak dapat diamati dan diukur secara langsung, tetapi dapat
dibangun atau dibentuk oleh variabel lain yang dapat diukur. Variabel laten diberi symbol ξ ksi. Variabel yang digunakan untuk membangun variabel
laten disebut variabel indicators dan diberi symbol x dan y. Pengaruh dari variabel laten terhadap variabel indicators disebut factor loading yang diberi
symbol λ lamda. Tujuh langkah dalam SEM :
Pengembangan model teoritis Pengembangan diagram alur Path Diagram
Konversi diagram alur ke dalam persamaan struktural dan model
pengukuran Memilih jenis matrik input dan estimasi model yang diusulkan
Kemungkinan munculnya masalah identifikasi
Evaluasi kriteria goodness of fit Menginterpretasikan hasil pengujian dan modifikasi model
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Organisasi
4.1.1 Sejarah Singkat Berdirinya PT. Perkebunan Nusantara IV
PT. Perkebunan Nusantara IV merupakan salah satu dari Badan Usaha Milik Negara BUMN di Sumatera Utara, yang lahir
dari sejarah panjang mulai dari masalah kolonial. Sejarah PTPN IV merupakan bagian dari sejarah perkebunan di Indonesia. Pada masa
kolonial, tidak semua unit-unit usaha PTPN IV merupakan perkebunan kelapa sawit. Unit usaha Adolina dan Pabatu awalnya
adalah perkebunan tembakau. Dolok ilir, Laras dan Bah Jambi perkebunan sisal serat. Sedangkn unit usaha Puluraja, Berangir,
Air Batu, pada awalnya merupakan perkebunan karet. Melalui Konferensi Meja Bundar, pemerintah Republik
Indonesia mengambil alih nasionalisasi perusahaan perkebunan pemerintah Belanda. Dan untuk mengelola perkebunan hasil
nasionalisasi, Pemerintah membentuk suatu lembaga yang bernama Pusat Perkebunan Negara. Untuk mengelola perkebunan eks
pemerintah dan swasta Belanda, pada tahun 1959 pemerintah merubah Pusat Perkebunan Negara PPN menjadi Badan
Pimpinan Umum Perusahaan Perkebunan Negara BPUPN melalui peraturan pemerintah No. 19 tahun 1959.
Setelah nasionalisasi
rampung, pemerintah
melakukan regrouping PPN berdasarkan komoditi dan wilayah pada tahun
1967-1968. Hasil regrouping waktu itu berdirilah PPN Aneka Tanaman, PPN Karet, dan PPN Serat. Perubahan bentuk hukum
perkebunan negara dari PPN ke Perseroan Terbatas PTP dilakukan pada tahun 1971. Berdasarkan Peraturan Pemerintah
PP No. 28 tahun 1971 PNP IV berubah menjadi PTP IV. Kemudian disusul perubahan PNP VII menjadi PTP VII melalui
PP No. 29 tahun 1971 dan PNP VIII menjadi PTP VIII melalui PP No. 5 tahun 1972.
Setelah hampir 25 tahun PTP berjalan, tahun 1996 pemerintah kembali mereorganisasi rightsizing sehingga mengurangi jumlah
PTP di Indonesia. Berdasarkan PP No. 9 tahun 1996. Tanggal 14 Februari 1996, PTP VI, VII, dan VIII demerger menjadi satu PTP
yakni PT. Perkebunan Nusantara IV PTPN IV, dengan wilayah kerja di Sumatera Utara yang sebelumnya di bawah PTP VI, PTP
VII, dan PTP VIII
4.1.2 Sejarah Singkat Berdirinya Unit Usaha Kebun Berangir PTPN IV
Kebun Berangir adalah salah satu Unit Usaha Perkebunan yang dikelola oleh Badan Usaha Milik Negara BUMN PT. Perkebunan
Nusantara IV Persero. Pada Awalnya areal Kebun Berangir merupakan Kebun Karet yang dikelola oleh PT. Wongso Rubber
Coy dan PT. Indah Putra. Pada tahun 1974 kebun tersebut diambil alih dengan ganti rugi oleh PTP VI sesuai dengan Surat Keputusan
Menteri Dalam Negeri tanggal 13 November 1974 Nomor : SK 32 HGU DA 1974 yang tercatat dalam Kantor Sub Agraria
Tingkat – II Labuhan Batu No. II dan terdaftar tanggal 26 Juni
1975 dengan Nomor : 505 1975. Unit usaha Kebun Berangir memiliki atau menghasilkan produksi minyak sawit dan Inti Sawit.
4.1.3 Visi dan Misi Unit Usaha Kebun Berangir PTPN IV
Visi Unit Usaha Kebun Berangir PTPN IV juga merupakan Visi dari PT. Perkebunan Nusantara IV itu sendiri, yaitu “Menjadi
Pusat keunggulan pengelolaan perusahaan agroindustri kelapa sawit dengan tata kelola perusahaan yang baik serta berwawasan
lingkungan
”.
Kemudian untuk merealisasikan Visi tersebut PTPN IV mempunyai misi sebagai berikut :
1. Menjamin keberlanjutan usaha yang kompetitif . 2. Meningkatkan daya saing produk secara berkesinambungan
dengan sistem, cara dan lingkungan kerja yang mendorong munculnya kreativitas dan inovasi untuk meningkatkan
produktivitas dan efisiensi.
3. Meningkatkan laba secara berkesinambungan. 4. Mengelola usaha secara profesional untuk meningkatkan nilai
perusahaan yang mempedomani etika bisnis dan tata kelola perusahaan yang baik.
5. Meningkatkan tanggung jawab sosial dan lingkungan . 6. Melaksanakan dan menunjang kebijakan serta program
pemerintah pusatdaerah.
4.1.4 Struktur Organisasi
Unit Kebun Berangir PTPN IV memiliki beberapa divisiunit, yaitu unit tanaman, unit tata usaha, dan unit pengolahan dan teknik
serta asisten SDM umum. Tiap unit tersebut mempunyai beberapa asisten yang berperan mendukung tugas tiap kepala unitnya
masing-masing. Untuk struktur organisasi sebelum restrukturisasi dapat dilihat pada Gambar 3. Kemudian tiap kebun dipimpin oleh
seorang manajer kebun, tapi di beberapa unit kebun masih ada yang dipimpin oleh dua orang manajer, yaitu manajer tanaman dan
manajer pabrik yang dapat dilihat pada Gambar 4. Unit kebun Berangir PTPN IV mempunyai seorang manajer
kebun dan di bantu oleh asisten SDM umum, kepala dinas tanaman, kepala dinas tata usaha, dan kepala dinas pengolahan dan
teknik. Kemudian tiap dinas di bantu oleh asistennya, yaitu asisten tanaman, asisten tata usaha, asisten pabrik teknik PKS dan teknik
sipil, asisten pengolahan. Manajer kebun mempunyai tugas untuk merumuskan
memimpin dan mengarahkan seluruh kegiatan perusahaan untuk mencapai performance yang tinggi dalam menghasilkan produk-
produk berkualitas dengan jaminan sistem mutu yang selalu terjaga dan dilaksanakan secara konsisten.
Asisten SDM umum mempunyai tugas untuk menyusun dan membahas RKAP bidang yang berkaitan dengan administrasi dan
kesejahteraan karyawan serta tugas-tugas umum lainnya yang meliputi rencana tenaga kerja, dana pensiun, asuransi tenaga kerja,
Gambar 3. Organisasi Unit Kebun Berangir PTPN IV Sebelum Restrukturisasi Organisasi
Manajer
Kepala Dinas Tanaman
Kepala Dinas Tata Usaha
Kepala Dinas Teknik dan Pengolahan
Ass. SDM Umum
Ass. Tanaman Ass. Tata Usaha
Ass. Teknik PKS Teknik Sipil
Ass. Pengolahan 1
Ass. Pengolahan 2
Ass. Pengolahan 3
Sektor desa I Sektor desa II
Sektor desa III Sektor desa IV
Sektor desa V Sektor desa VI
Gambar 4. Struktur Organisasi Unit Kebun Berangir PTPN IV Setelah Restrukturisasi Organisasi
Manajer
Kepala Dinas Tanaman
Kepala Dinas Tata Usaha
Kepala Dinas Teknik dan Pengolahan
Ass. SDM Umum
Ass. Tanaman Ass. Tata Usaha
Ass. Teknik PKS Teknik Sipil
Ass. Pengolahan 1
Ass. Pengolahan 2
Ass. Pengolahan 3
Sektor desa I Sektor desa II
Sektor desa III Sektor desa IV
Sektor desa V Sektor desa VI
administrasi personalia serta menyelesaikan masalah-masalah yang terkait dengan ketenagakerjaan, hukum, pertanahan, dan
pengurusan izin-izin lainnya. Kemudian asisten SDM umum juga mempunyai peran untuk membina hubungan baik dengan instansi
pemerintah dan masyarakat di sekitar kebun. Kepala dinas tanaman mempunyai tugas mengawasi
pelaksanaan pemeliharaan tanaman supaya efektif dan efisien sesuai dengan standar yang ditentukan agar mendapatkan hasil
yang optimal secara terus-menerus, mengawasi pelaksanaan panen, dan membina ketrampilan para asisten sektor desa melalui rapat
dan diskusi serta bimbingan langsung dilapangan agar kemampuan mereka
meningkat. Asisten
tanaman bertugas
untuk mengendalikan secara langsung seluruh kegiatan operasional
sektor desa setiap hari yang meliputi pembibitan, tanaman ulang, pemeliharaan tanaman, pemupukan dan panen. Selain itu asisten
tanaman juga bertugas untuk menggali segala potensi tanaman yang ada untuk mencapai produktivitas optimal, dan berkonsultasi
dengan kepala dinas tanaman dan manajer unit untuk mengatasi masalah-masalah yang muncul di sektor desa.
Kepala dinas tata usaha mempunyai tugas melaksanakan dan mengawasi sistem administrasi keuangan dan akuntansi sesuai
kode rekening yang berlaku serta pengarsipan surat-surat secara terpusat. Kemudian Kepala dinas tata usaha juga mempunyai
fungsi untuk membantu mengawasi pengadaan dan persediaan material sektor desa dan teknik. Asisten tata usaha bertugas untuk
membantu KDTU dalam melaksanakan dan mengawasi sistem administrasi keuangan dan akuntansi sesuai kode rekening yang
berlaku serta pengarsipan surat-surat secara terpusat. Kemudian asisten tata usaha juga mempunyai tugas khusus untuk
mengkoordinir pengawasan persediaan barang gudang sentral maupun administrasi pergudangan.
Kepala dinas teknik dan pengolahan bertugas untuk mengkoordinir asisten teknik dan pengolahan yang berpedoman
pada taksasi penerimaan TBS setiap hari serta mengawasi dan mengontrol pengoperasian semua mesin dan peralatan, dan
penyimpangan proses pengolahan. Asisten teknik dan pengolahan mempunyai tugas dalam perencanaan , pelaksanaan perawatan
mesin-mesin dan pengolahan menyiapkan rencana kegiatan rutin di bidang perawatan dan pemeliharaan prasarana dan peralatan
pabrik, menyiapkan rencana dan melaksanakan seluruh kegiatan operasional rutin di bidang pengolahan.
4.2. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas