responden dapat membuat beban kerja berkurang dengan saling tolong-menolong, kondisi seperti ini yang membuat kinerja
karyawan semakin meningkat.
4.5. Analisis Pengaruh Restrukturisasi Organisasi terhadap Kinerja
Karyawan
Berdasarkan analisis deskriptif terhadap responden PTPN IV unit kebun Berangir, diperoleh karakteristik responden yang menunjukan
bahwa karyawan pria mendominasi yaitu sebesar 95 persen atau 95 orang, mayoritas karyawan berusia 40-55 tahun sebesar 58 persen atau 58 orang,
mayoritas karyawan golongan I sebesar 80 persen atau 70 orang, mayoritas karyawan berpendidikan SMA sebesar 50 persen atau 50 orang. Tabel 8
ditampilkan untuk melihat penelitian ini dapat dilakukan analisis lebih lanjut atau tidak.
Tabel 8. Goodness of Fit GOF Model Penelitian
Goodness-of-Fit Cutt-off-Value
Hasil Keterangan
Chi-square Kecil
51.96 Good Fit
Significance ProbabilityP-value
0,05 0.03243
Poor Fit
Chi-squaredf ≤ 3
1.68 Good Fit
RMRRoot Mean Square Residual
0,05 atau 0,1 0.065
Good Fit RMSEARoot Mean
square Error of Approximation
0,08 0.070
Good Fit GFIGoodness of Fit
0,90 0.97
Good Fit AGFIAdjusted
Goodness of Fit Index 0,90
0.95 Good Fit
CFI Comparative Fit Index
0,90 1
Good Fit
Berdasarkan Tabel 8 dapat dilihat bahwa sebagian besar nilai dari Goodness of Fit Index telah memenuhi cutt off value,
hanya saja nilai P- value tidak memenuhi karena kurang dari nilai yang ditetapkan, yaitu
kurang dari 0,05. Karena sebagian besar bernilai good fit maka dapat disimpulkan bahwa kecocokan seluruh model adalah baik sehingga dapat
dilakukan analisis lebih. Pada Tabel 9 dapat dilihat pengaruh yang signifikan dari indikator-indikator yang membentuk latent variabel.
Tabel 9. Nilai
Loading Faktor λ dan t-value untuk Semua Variabel
Indikator
Indikator Latent Variabel
Loading Factor
T-Hitung Keterangan
Perubahan Kondisi
Korporasi X1
Restrukturisasi Organisasi
0.58 7.01
Significant Kontrol
Formal X2 0.44
6.01 Significant
Kompleksitas Tugas X3
0.17 2.72
Significant Sistem
Komunikasi X4
0.54 6.69
Significant Kualitas
Pekerjaan Y1
Kinerja Karyawan 0.52
7.48 Significant
Sikap Y2 0.57
2.33 Significant
Inisiatif Y3 0.73
2.50 Significant
Tanggung Jawab Y4
0.61 2.52
Significant Penguasaan
Pekerjaan Y5
0.74 3.01
Significant Kuantitas
Pekerjaan Y6
0.33 2.13
Significant Hubungan
Kerja Y7 0.34
2.23 Significant
Gambar 9. Koefisien lintas model pengaruh restrukturisasi organisasi
terhadap kinerja karyawan
Gambar 10. Nilai signifikan test Uji-t model pengaruh restrukturisasi organisasi terhadap kinerja karyawan
Dengan melihat Gambar 9 dan 10, dapat ditentukan apakah restrukturisasi organisasi memiliki pengaruh yang positifsignifikan
terhadap meningkatnya kinerja karyawan unit pengolahan dan teknik kebun Berangir PTPN IV bila memenuhi ketentuan yang ada.
Restrukturisasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja
X1
0.66
X2
0.80
X3
0.97
X4
0.70
Restrukt Kinerja
Y1
0.72
Y2
0.67
Y3
0.46
Y4
0.62
Y5
0.45
Y6
0.89
Y7
0.89
Chi-Square=51.96, df=35, P-value=0.03243, RMSEA=0.070
0.52 0.57
0.73 0.61
0.74 0.33
0.34 0.58
0.44 0.17
0.54 0.91
X1
3.85
X2
5.13
X3
6.77
X4
4.24
Restrukt Kinerja
Y1
4.27
Y2
4.03
Y3
2.17
Y4
3.72
Y5
2.32
Y6
5.81
Y7
5.98
Chi-Square=51.96, df=35, P-value=0.03243, RMSEA=0.070
7.48 2.33
2.50 2.52
3.01 2.13
2.23 7.01
6.01 2.72
6.69 9.51
karyawan apa bila nilai t-value ≥ 1,96, dan akan memiliki pengaruh yang
positif bila nilai loading factors ≥ 0,5. Dari hasil pengolahan data di dapat
nilai t-value 9,51 ≥ 1,96 dan nilai loading factors 0,91 ≥ 0,5 ; sehingga
dapat dikatakan bahwa restrukturisasi organisasi yang dilakukan mendapat pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan kebun Berangir
PTPN IV. Dengan melihat nilai kontribusi setiap indikator laten kita dapat mengetahui seberapa besar pengaruh tiap variabel indikator terhadap
variabel latennya dengan rumus : Nilai kontribusi = loading factor x nilai koefisien konstruk
γ Sehingga dapat disusun pada Tabel 10.
Tabel 10. Pengaruh Restrukturisasi Organisasi terhadap Kinerja Karyawan Unit Pengolahan dan Teknik Kebun Berangir
PTPN IV
Indikator Latent Variabel
Loading Factor
Koefisien Konstruk
γ
Kontribusi Perubahan
Kondisi Korporasi X1
Restrukturisasi Organisasi
0.58 0,91
0,53 Kontrol Formal
X2 0.44
0,91 0,4
Kompleksitas Tugas X3
0.17 0,91
0,15 Sistem
Komunikasi X4
0.54 0,91
0,49
Dengan adanya pengaruh restrukturisasi organisasi yang signifikan dan positif terhadap kinerja karyawan unit pengolahan dan teknik kebun
Berangir PTPN IV, karyawan dapat menambah pengetahuan dan wawasan individunya, serta mendapat banyak rekan baru yang saling tolong-
menolong sehingga beban kerja menjadi berkurang sehingga tugas-tugas yang diberikan dapat terselesaikan lebih cepat atau tepat waktu sesuai
dengan deadline yang diberikan atasan.
4.5.1 Pengaruh Variabel Perubahan Kondisi Korporasi Terhadap
Kinerja Karyawan
Berdasarkan Tabel 10, perubahan kondisi korporasi memiliki kontribusi sebesar 0,53 yang didapat dari rumus untuk mencari
nilai kontribusi dengan nilai koefisien konstruk restrukturisasi organisasi terhadap kinerja karyawan bernilai 0,91. Dengan nilai
kontribusi yang di dapat sebesar 0,53 maka dapat dikatakan bahwa variabel indikator perubahan kondisi korporasi memiliki
pengaruh positif terhadap variabel non laten,yaitu kinerja karyawan. Pengaruh antara variabel indikator perubahan kondisi
korporasi terhadap kinerja karyawan berdasarkan koefisien lintas modelnya dapat dilihat pada Gambar 11.
Gambar 11. Koefisien lintas model pengaruh perubahan kondisi korporasi terhadap kinerja karyawan
4.5.2 Pengaruh Variabel Kontrol Formal Terhadap Kinerja
Karyawan
Berdasarkan Tabel 10, perubahan kondisi korporasi memiliki kontribusi sebesar 0,4 yang didapat dari rumus untuk mencari
nilai kontribusi dengan nilai koefisien konstruk restrukturisasi organisasi terhadap kinerja karyawan bernilai 0,91. Dengan nilai
kontribusi yang di dapat sebesar 0,4 maka dapat dikatakan bahwa variabel kontrol formal memiliki pengaruh positif terhadap
variabel non laten,yaitu kinerja karyawan. Pengaruh antara variabel indikator kontrol formal terhadap kinerja karyawan
berdasarkan koefisien lintas modelnya dapat dilihat pada Gambar 12.
Chi-Square= 51,96, df=35, P-value=0,03243, RMSEA=0,070
0,66
Restrukturisasi Organisasi
Kinerja Karyawan
X1 0,58
0,91
Gambar 12. Koefisien lintas model pengaruh kontrol formal terhadap kinerja karyawan
4.5.3 Pengaruh Variabel Kompleksitas Tugas Terhadap Kinerja
Karyawan
Berdasarkan Tabel 10, perubahan kondisi korporasi memiliki kontribusi sebesar 0,15 yang didapat dari rumus untuk mencari
nilai kontribusi dengan nilai koefisien konstruk restrukturisasi organisasi terhadap kinerja karyawan bernilai 0,91. Dengan nilai
kontribusi yang di dapat sebesar 0,53 maka dapat dikatakan bahwa variabel indikator kompleksitas tugas memiliki pengaruh
positif terhadap variabel non laten,yaitu kinerja karyawan. Pengaruh antara variabel indikator kompleksitas tugas terhadap
kinerja karyawan berdasarkan koefisien lintas modelnya dapat dilihat pada Gambar 13.
Gambar 13. Koefisien lintas model pengaruh kompleksitas tugas terhadap kinerja karyawan
4.5.4 Pengaruh Variabel Sistem Komunikasi Terhadap Kinerja
Karyawan
Berdasarkan Tabel 10, perubahan kondisi korporasi memiliki kontribusi sebesar 0,49 yang didapat dari rumus untuk mencari
nilai kontribusi dengan nilai koefisien konstruk restrukturisasi organisasi terhadap kinerja karyawan bernilai 0,91. Dengan nilai
kontribusi yang di dapat sebesar 0,49 maka dapat dikatakan bahwa variabel indikator system komunikasi memiliki pengaruh
Chi-Square= 51,96, df=35, P-value=0,03243, RMSEA=0,070
Restrukturisasi Organisasi
Kinerja Karyawan
X2 0,80
0,44 0,91
Chi-Square= 51,96, df=35, P-value=0,03243, RMSEA=0,070
Restrukturisasi Organisasi
Kinerja Karyawan
X3 0,97
0,17 0,91
positif terhadap variabel non laten,yaitu kinerja karyawan. Pengaruh antara variabel indikator system komunikasi terhadap
kinerja karyawan berdasarkan koefisien lintas modelnya dapat dilihat pada Gambar 14.
Gambar 14. Koefisien lintas
model pengaruh
sistem komunikasi terhadap kinerja karyawan
4.5.5. Kinerja Karyawan Unit Pengolahan dan Teknik Kebun
Berangir PTPN IV
Beberapa indikator yang digunakan untuk mengukur kinerja karyawan dalam penelitian ini adalah kualitas pekerjaan, sikap,
inisiatif, tanggung jawab, penguasaan pekerjaan, kuantitas pekerjaan, dan hubungan kerja. Variabel non laten kinerja
karyawan bersifat reflektif, karena variabel teramati indikator dipandang sebagai indikator-indikator yang dipengaruhi oleh
konsep yang sama dan yang mendasarinya. Indikator kualitas pekerjaan mengacu terhadap mutu pekerjaan yang dilakukan
karyawan dalam rangka pemenuhan standar kerja demi tercapainya tujuan perusahaan. Indikator sikap mengacu terhadap
kesiapan karyawan menghadapi perubahan yang dilakukan. Indikator inisiatif merupakan melakukan sesuatu tanpa
menunggu perintah terlebih dulu dengan tujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan hasil pekerjaan dan menciptakan
peluang baru. Indikator tanggung jawab mengacu terhadap bagaimana karyawan dapat mempertanggung jawabkan hasil
pekerjaan dan tugas-tugas yang diberikan kepadanya. Indikator penguasaan pekerjaan mengacu pada seberapa besar karyawan
menguasai pekerjaan yang diberikan padanya dan seberapa besar ia ahli dalam bidangnya.
Chi-Square= 51,96, df=35, P-value=0,03243, RMSEA=0,070
Restrukturisasi Organisasi
Kinerja Karyawan
X4 0,70
0,54 0,91
Indikator kuantitas pekerjaan merefleksikan bagaimana kesiapan karyawan dalam menerima dan menyelesaikan tugas
yang menumpuk sesuai deadline yang di tetapkan. Indikator hubungan kerja mengacu pada hubungan personal yang dijalin
karyawan dengan yang lainnya demi menciptakan kondisi kerja yang kondusif dan nyaman serta saling bekerja sama.
Tabel 11. Nilai Loading Faktor
λ dan T– Value Indikator Kinerja Karyawan
Indikator Loading
Factor t-Value
Kualitas Pekerjaan Y1 0.52
7.48 Sikap Y2
0.57 2.33
Inisiatif Y3 0.73
2.50 Tanggung Jawab Y4
0.61 2.52
Penguasaan Pekerjaan Y5 0.74
3.01 Kuantitas Pekerjaan Y6
0.33 2.13
Hubungan Kerja Y7 0.34
2.23
Dari hasil pengolahan didapatkan bahwa indikator teramati yang terikat dengan variabel laten kinerja karyawan memiliki nilai
T- value ≥ 1,96 seperti yang ditunjukkan pada tabel 11. Dari tabel
kita dapat melihat bahwa indikator penguasaan pekerjaan memiliki nilai loading factor yang paling besar, yaitu 0,74 yang
artinya bahwa indikator penguasaan kerja merupakan indikator terbaik dalam mendukung variabel laten kinerja karyawan di unit
pengolahan dan teknik kebun Berangir PTPN IV. Dengan kuatnya pengaruh indikator penguasaan pekerjaan
menandakan bahwa semakin ahli dan semakin karyawan menguasai bidang pekerjaannya, tugas yang diberikan dapat
diselesaikan dengan hasil yang maksimal dan selesai tepat waktu sehingga berdampak terhadap peningkatan produktivitas pabrik.
Sedangkan indikator kuantitas pekerjaan memiliki nilai loading factor paling kecil, yaitu 0,33 ini menandakan bahwa indikator
kuantitas pekerjaan cukup memberi kontribusi dalam menjelaskan variabel laten kinerja karyawan.
4.6. Pengaruh Restrukturisasi Organisasi Terhadap Unit Kebun Berangir