tindak terhadap lingkungan hidupnya Nelly dalam Sepdianti, 2007. Sementara menurut Newcomb, Turner dan Converse dalam Kusmiati 2001 karakteristik
individu adalah sifat-sifat atau ciri-ciri yang dimiliki seseorang yang berhubungan dengan semua aspek kehidupannya. Beberapa hal yang termasuk kaarkteristik
individu yaitu umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, status sosial ekonomi, bangsa, dan agama.
2.6 Evaluasi Program Corporate Social Responsibility
Evaluasi dapat dilakukan harian, bulanan, triwulanan, semesteran atau tahunan, tergantung dari kebutuhan perusahaan. Evaluasi biasanya memotret apa
kekurangan pada penyelenggaraan kegiatan dan apa masalah yang muncul serta apa solusi yang akan diambil. Evaluasi dilakukan dengan tujuan: 1 Memberi
masukan pada perencana program atau kegiatan, 2 Sebagai bahan pertimbangan untuk pengambilan keputusan, 3 Memberi masukan untuk memodifikasi
program, 4 Mendapatkan informasi tentang pendukung dan penghambat program, 5 Sebagai upaya untuk melakukan tindakan perbaikan. Wibisono,
2007 menjabarkan aspek-aspek yang perlu dinilai dalam evaluasi antara lain: 1 Persiapan Program, 2 Kemungkinan tindak lanjut, perluasan atau penghentian
program, 3 Kemungkinan melakukan modifikasi program, 4 Temuan tentang dukungan masyarakat, kekuatan politik, atau kelompok profesi terhadap program,
5 Temuan tentang hambatan program yang berasal dari masyarakat, kelompok politik atau profesi, 6 Hasil atau tujuan program.
Hal yang harus diperhatikan dari implementasi program Corporate Social Responsibility adalah kemungkinan terjadinya kegagalan atau rencana yang tidak
sepenuhnya terlaksana. Untuk melihat sejauhmana efektifitas program Corporate Social Responsibility , diperlukan parameter atau indikator untuk mengukurnya,
setidaknya ada dua indikator yaitu indikator internal dan indikator eksternal.
2.7 Hasil Penelitian terdahulu yang Berkaitan Dengan Corporate Social
Responsibility
Penelitian Setianingrum 2007 yang berjudul Analisis Community Development sebagai Bentuk Tanggung Jawab Sosial Perusahaan di PT.ISM
Bogasari Four Mills, Jakarta, menyatakan bahwa program Corporate Social Responsibility yang dilaksanakan Bogasari lebih bersifat charity. Bogasari juga
telah mengarahkan program Corporate Social Responsibility ke arah pengembangan masyarakat dengan menggunakan prinsip partisipasi dan
pemberdayaan masyarakat. Penelitian Purba 2006 yang berjudul Evaluasi Program Pengembangan
Masyarakat PT.Astra International tbk. Kasus Kelompok Kerja Daur Ulang Kertas, membahas mengenai program pengembangan masyarakat PT.Astra
dengan pembentukan kelompok kerja daur ulang kertas melalui pelatihan. Pelatihan diselenggarakan oleh PT.Astra telah memberi tambahan pengetahuan
sikap, dan keterampilan kepada peserta pelatihan. Para peserta baru mengetahui cara mendaur ulang kertas setelah mengikuti pelatihan.
Faktor karakteristik individu yang berhubungan dengan pengetahuan adalah jenis kelamin, latar belakang pendidikan, pekerjaan, dan motivasi
mengikuti pelatihan. Usia tidak ada hubungan dengan perubahan pengetahuan peserta. Usia, latar belakang pendidikan, latar belakang pekerjaan, dan motivasi
mengikuti pelatihan berhubungan dengan sikap peserta. Faktor keragaman pelatihan yang berhubungan dengan perubahan perilaku pengetahuan,
keterampilan dan sikap adalah kelengkapan fasilitas, relevansi materi pelatihan, kemampuan pelatih dan relevansi metode pelatihan.
Penelitian Pangakurian 2008 dengan judul Evaluasi Program Tanggung Jawab Sosial PT. Jamsostek dengan Kasus Pelatihan Penggunaan Mesin Jahit
High Speed oleh PT.Jamsostek Cabang Semarang, Jawa Tengah. Pelatihan tersebut dalam sudut pandang perusahaan bersifat philantrophy, namun dalam
pelaksanaannya justru bersifat charity. Output pelatihan berupa perubahan perilaku peserta pelatihan menurut persepsi responden sesudah pelatihan
dipengaruhi oleh status perkawinan dan pengalaman bekerja. Keragaan pelatihan pelatih, fasilitas pelatihan, metode pelatihan. Outcome pelatihan berupa
perubahan perilaku peserta pelatihan menurut persepsi responden setelah bekerja, tidak dipengaruhi oleh output pelatihan. Effect pelatihan adalah kepuasan kerja
dan produktivitas kerja. Produktivitas kerja tidak dipengaruhi oleh Outcome pelatihan, namun dipengaruhi oleh variabel kepuasan kerja yaitu pekerjaan dan
hubungan antar pribadi.
2.8 Kerangka Pemikiran