4.1.3 Kendala dan Permasalahan Klasifikasi Kualitatif
1. Interpretasi secara visual memiliki keterbatasan pada kemampuan mata
dalam melihat brightness value BV, yaitu hanya mampu melihat dengan baik pada kisaran nilai BV ±1-10 Jaya 2013.
2. Tidak dapat menginterpretasi pixel by pixel, hanya terbatas pada
sekumpulan piksel. Oleh karena itu tutupan lahan dengan luasan kecil ≤0,25 ha tidak bisa diidentifikasi Jaya 2013.
3. Hasil interpretasi secara visual bergantung kepada kemampuan
penglihatan analis dalam mengidentifikasi berdasarkan elemen penafsiran visual, sehingga nilai informasi dan akurasi yang diberikan
bersifat subjektif.
4.2 Klasifikasi Kuantitatif
4.2.1 Tutupan Lahan
Klasifikasi kuantitatif atau klasifikasi digital menggunakan metode klasifikasi terbimbing Supervised Classification. Kelas-kelas yang digunakan
sama dengan kelas-kelas pada klasifikasi visual, yaitu terdapat 13 kelas tutupan lahan. Kelas tutupan lahan meliputi badan air, hutan lahan kering, hutan rawa,
pertanian lahan kering, kebun karet, kebun sawit, kebun campuran, semak belukar, belukar rawa, rawa, sawah, permukiman dan tanah terbuka. Hasil dari
klasifikasi kuantitatif Citra ALOS PALSAR resolusi 50 meter disajikan dalam bentuk peta yang berisi informasi tutupan lahan dan hutan di wilayah barat
Provinsi Jambi tahun 2007 Gambar 19 dan tahun 2009 Gambar 20.
Gambar 19 Peta hasil klasifikasi kuantitatif citra ALOS PALSAR resolusi 50 meter rekaman tahun 2007.
Gambar 20 Peta hasil klasifikasi kuantitatif citra ALOS PALSAR resolusi 50 meter rekaman tahun 2009.
4.2.2 Separabilitas Klasifikasi Kuantitatif
Nilai separabilitas yang dihasilkan dari klasifikasi pada tahun 2007 adalah 1.641 lihat Tabel 21 dan pada tahun 2009 adalah 1.611 lihat Tabel 22. Hasil
dari analisis separabilitas menunjukan bahwa ada beberapa kelas yang tidak separable tidak terpisahkan dengan baik.
Beberapa tutupan lahan yang tidak terpisahkan dengan baik antara lain: 1.
Hutan lahan kering HLK dengan kebun karet KK, nilai separabilitas pada tahun 2007 dan 2009 berturut-turut sebesar 916 dan 128.
2. Belukar rawa BR dengan kebun sawit KS, nilai separabilitas pada
tahun 2007 dan 2009 berturut-turut sebesar 541 dan 239. 3.
Kebun karet KK dengan semak belukar SB, nilai separabilitas pada tahun 2007 dan 2009 berturut-turut sebesar 301 dan 726.
Beberapa tutupan lahan yang dapat terpisahkan dengan baik antara lain: 1.
Badan air BA dengan semua kelas tutupan lahan lainnya, nilai separabilitas sebesar 2.000 pada tahun 2007 dan 2009.
2. Hutan lahan kering HLK dengan kebun sawit KS, nilai separabilitas
pada tahun 2007 dan 2009 berturut-turut sebesar 1.999 dan 1.989. 3.
Hutan rawa HR dengan tanah terbuka TT, nilai separabilitas pada tahun 2007 dan 2009 berturut-turut sebesar 1.902 dan 1.998.
4. Kebun campuran KC dengan rawa RW, nilai separabilitas sebesar
1.999 pada tahun 2007 dan 2009. 5.
Kebun karet KK dengan kebun sawit KS, nilai separabilitas pada tahun 2007 dan 2009 berturut-turut sebesar 1.999 dan 1964.
4.2.3 Akurasi Klasifikasi Kuantitatif