tentu saja sangat tergantung pada bagaimana peristiwa itu dilihat dan siapa yang dipandang sebagai penyebab masalah.
43
3. Efek Framing
Framing berkaitan dengan bagaimana realitas dibingkai dan disajikan kepada khalayak. Sebuah realitas bisa jadi dibingkai dan dimaknai secara berbeda
oleh media. Bahkan pemaknaan itu bisa sangat jauh berbeda pada media yang satu dengan yang lainnya, realitas begitu kompleks, penuh dimensi, ketika dimuat
dalam berita dan menjadi realitas satu dimensi. Entman memandang bahwa wacana merupakan arena pertarungan
simbolik antara pihak-pihak yang berkepentingan dengan pokok persoalan wacana. Masing-masing pihak saling menonjolkan perspektif dan argumennya
agar diterima khalayak. Setiap pihak juga menggunakan simbol, retorika, dan bahasa-bahasa tertentu dengan konotasi tertentu. Konsep framing dapat dibedakan
menjadi dua
44
:
a. Frame Media Media Framing
Menurut Robert N, Entman “frame” berarti memilih beberapa aspek dari realitas yang tersepsikan dan membuatnya lebih penting dalam suatu
pengkomunikasian teks, sedemikian rupa untuk mempromosikan definisi tertentu tentang suatu persoalan, interpretasi, penilaian moral, dan atau pemberian saran.
Selain itu juga terdapat faktor –faktor yang mempengaruhi frame media, misalnya
dari organisasi medianya, ideologi dan individu wartawan.
45
Organisasi media mempengaruhi pemberitaan, hal ini berhubungan dengan pengelola media dan struktur organisasi yang terdapat didalam media itu sendiri
43
Ibid, h. 225-227.
44
Pawito, Penelitian Komunikasi Kualitatif, Yogyakarta : LKiS, 2007. h. 186.
45
Ibid, h. 190.
dan wartawan bukanlah orang tunggal di balik suatu pemberitaan. Masing-masing komponen dalam organisasi media bisa jadi mempunyai kepentingan sendiri-
sendiri. Misalnya pemberitaan bisnis investasi ustadz Yusuf Mansur selain sebagai berita tentunya redaksi lain atau bagian lain dalam organisasi Detik.com
juga ambil bagian yang terkait dengan kasus ini, mungkin ada salah satu individu yang tidak suka dengan sosok ustadz Yusuf Mansur, sehingga pemberitaan yang
di tampilkan kepada khalak menjadi tidak berimbang. Maka hal ini tidak dapat dipisahkan dari frame suatu media.
Ideologi media massa menghasilkan wacana media massa berupa konstruk kultural, termasuk berita online. Ideologi media dapat tercermin dari isi media
massa berupak produk dari media massa tersebut. Ideologi dari suatu media massa mempunyai kemampuan memilih dan memilah serta menentukan isu apa saja
yang akan ditampilkan dan isu apa saja yang harus disembunyikan. Selain itu juga menentukan isu apa yang harus ditonjolkan, sehingga isu tersebut dipandang
penting oleh khalayak. Didalam pemberitaan bisnis investasi ustadz Yusuf Mansur misalnya banyak di temukan pemaparan yang hanya melihat dari satu sisi
saja, yaitu kesalahan besar dari ustadz Yusuf Mansur, tanpa melihat dan memperdulikan niat baik ataupun tujuan didirikan bisnis investasi dari ustadz
Yusuf Mansur, Itulah peran dari ideologi dari suatu media massa. Individu wartawan tidak terpisahkan bagaimana cara si wartawan memilih
peristiwa yang akan diangkatnya menjadi sebuah berita yang memiliki nilai berita, siapa saja yang ia pilih untuk menjadi narasumbernya, serta bagaimana ia
menuliskannya. Jika dilihat dari artikel-artikel berita yang di publikasikan oleh Detik.com
terlihat bagaimana wartwan memilih berita ini karena sosok dari ustadz
Yusuf Mansur yang sudah terkenal. Hal ini mempunyai nilai berita yang dapat dijual serta menghasilkan keuntungan bagi Detik.com dari sisi pendapatan Dari
penjelasan mengenai factor-faktor yang mempengaruhi frame dari suatu media di atas, maka seluruh komponen tersebut tidak bisa dipisahkan dan itu menjadi suatu
kesatuan yang penting terhadap suatu pemberitaan Pada dasarnya media framing adalah framing berita yang mencerminkan
produk media sekaligus produk dari para wartawannya ketika harus mengidentifikasi dan mengklasifikasi serta kemudian menyampaikan informasi
dan opini khalayak, dengan kata lain media framing pada hakikatnya merupakan konstruksi atau pendefinisian oleh media mengenai realitas suatu peristiwa-
peristiwa yang ada atau terjadi dalam masyarakat.
46
b. Frame Khalayak Individual Audience Framing
Menurut Robert N, Entman menyebutkan bahwa individual frame sebagai gagasan yang tersimpan dalam pemikiran yang dapat membimbing seseorang
dalam memproses informasi, dimana gagasan yang dimaksud bersifat umum dan garis besar serta menyangkut kurun waktu yang lama namun dapat juga bersifat
spesifik dan menyangkut kurun waktu relatif pendek berkenaan dengan peristiwa- peristiwa atau isu-isu tertentu. .
47
Framing pada khalayak juga dipengaruhi oleh beberapa faktor penting yang secara tidak langsung dapat mempengaruhi frame dari individu itu sendiri,
faktor itu antara lain: media framing, latar belakang, sosiokultural, dan tokoh masyarakat.
48
46
Ibid, h. 188.
47
Ibid, h. 191.
48
Ibid, h. 193.
Faktor media framing terhadap individu dilihat dari bagaimana individu itu melakukan rutinitas terhadap media. Artinya disini, seberapa sering individu
itu mengikuti suatu isu pemberitaan yang sedang berkembang yang dilakukan oleh media massa. Karena setiap individu, masing-masing memiliki gaya
penafsiran yang berbeda pada pesan yang diterima individu tersebut, tentunya hal ini sangat berpengaruh. Misalnya dalam kasus ini, individu yang mengikuti
pemberitaan bisnis investasi ustadz Yusuf Mansur di Detik.com dari awal pemberitaan sampai selesai hingga isu itu mulai meredup, dan tidak ada lagi
pemberitaanya di Detik.com. Berbeda dengan individu yang mengikuti pemberitaan bisnis investasi ustadz Yusuf Mansur hanya sampai pada pertengahan
artinya hanya mengikuti sebagian atau hanya berkunjung ke situs Detik.con lalu kebetulan membaca pemberitaan itu, maka bisa dipastikan penafsirannya berbeda
dengan individu yang mengikuti pemberitaan di Detik.com sampai selesai tadi. Latar belakang idividu juga menjadi faktor bagaimana individu itu
memahami suatu pemberitaan di media massa. Tingkat pendidikan serta pemahaman menjadi latar belakang individu itu menginterpretasikan pesan yang
disampaikan oleh media, serta kepentingan dari individu itu terhadap suatu isu juga menjadi alasan seseorang merespon suatu berita. Misalnya individu berlatar
belakang sarjana ekonomi, tentu paham dengan masalah yang terjadi terkait pemberitaan bisnis investasi ustadz Yusuf Mansur akan tetapi jika dilihat dari
kepentingannya tentu yang lebih merespon dari pemberitaan ini ialah orang-orang yang sudah bergabung dengan bisnis investasi ustadz Yusuf Mansur, mereka pasti
akan lebih intens untuk mengikuti pemberitaan bisnis investasi ustadz Yusuf Mansur di Detik.com karena terkait terhadap kelangsungan bisnisnya.