Pesatnya penggunaan internet berpengaruh secara meluas tidak hanya pada bidang teknologi, tetapi juga pada aspek sosial, politik, ekonomi dan budaya,
termasuk media massa. Dengan adanya internet, terjadi pemekaran konvergensi dari jenis-jenis media yang sudah ada sebelumnya. Perkembangan teknologi
media yang cepat dengan kemampuan konvergensinya, secara perlahan tapi pasti akan berdampak pada system kerja media massa, terutama praktik jurnalistik.
Meskipun prinsip-prinsip yang berkaitan dengan etika dasar tetap dipertahankan sesuai nilai universal jurnalisme: akurat, objektif, fair, seimbang, dan tidak
memihak, namun dalam praktiknya, kehadiran jurnalisme online yang difasilitasi internet sedikit banyak mereduksi teknik-teknik jurnalisme tradisional yang
selama ini berlaku. Rafaeli dan Newhagen mengidentifikasi lima perbedaan utama yang ada
diantara jurnalisme online dan media massa tradisional: 1 Kemampuan internet untuk mengombinasikan sejumlah media, 2 Kurangnya tirani penulis atas
pembaca, 3 Tidak seorang pun dapat mengendalikan perhatian khalayak, 4 Internet dapat membuat proses komunikasi berlangsung sinambung, dan 5
Kecepatannya secara keseluruhan.
17
Peneliti melihat serta mengamati dari perbandingan media massa diatas bahwa berita terkait bisnis investasi Ustadz Yusuf Mansur lebih banyak di media-
media online dan perkembangannya sangat cepat, hitungannya hanya beberapa jam. Berbeda jika dicermati dari media massa tradisioanal yang perkembangan
beritanya dari hari ke hari.
17
Septian Santana K, Jurnalisme Kontemporer, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2005, h. 137.
B. Berita
1. Definisi Berita
Istilah kata berita berasal dari bahasa Sansekerta, yakni vrit yang kemudian masuk dalam bahasa Inggris menjadi write
, arti sebenarnya ialah “ada” atau “terjadi”. Sebagian ada yang menyebutnya vritta, artinya “kejadian” atau
“yang telah terjadi”. Vritta masuk ke dalam bahasa Indonesia menjadi “berita” atau “warta”
18
. Secara etimologis berita dalam bahasa inggris, berita news berasal dari kata new baru. Jadi berita adalah peristiwa-peristiwa atau hal yang
baru dikalangan wartawan ada yang mengartikan news sebagai singkatan dari: nort
utara, east timur, west barat, dan south selatan. Mereka mengartikan berita sebagai laporan dari keempat penjuru anin tersebut, laporan dari mana-
mana, dari berbagai tempat di dunia.
19
Berita news merupakan sajian utama sebuah media massa di samping views opini, mencari bahan berita lalu
menyusunnya merupakan tugas pokok wartawan dan bagian redaksi sebuah penerbitan pers media massa.
20
Definisi dari berita itu sendiri ialah cerita atau keterangan mengenai kejadian atau peristiwa yang hangat, kabar, laporan, pemberitahuan
pengumuman.
21
Didalam buku Here the News yang dihimpun oleh Paul Meseneer, berita didefinisikan sebagai informasi baru tentang kejadian yang baru,
penting dan bermakna significant, yang berpengaruh pada para pendengarnya
18
Totok Djuroto, Manajemen Penerbitan Pers, Bandung : PT.Remaja Rosdakarya, 2004, h. 46.
19
Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi, h. 130.
20
Indiwan Seto Wahyu Wibowo, Dasar-dasar Jurnalistik, Jakarta: LPJA Press Jakarta, 2006, h. 39.
21
Masri Sareb Putra, Teknik Menulis Berita Feature, Jakarta: PT Indeks, 2006, h. 14.
serta relevan dan layak dinikmati oleh mereka.
22
Sedangkan Denis Mc Quail menyebutkan karakteristik umum berita yang disusun dengan beberapa istilah
yang menguraikan berita: „layak dijual‟, „dangkal‟, „sederhana‟, „objektif‟, „berorientasi tindakan‟, „menarik‟ cukup beda, bergaya, bijaksana.
23
William S. Maulsby dalam Getting the News menegaskan, berita bisa didefinisikan sebagai suatu penuturan secara benar dan tidak memihak dari fakta-
fakta yang mempunyai arti penting dan baru terjadi, yang dapat menarik perhatian para pembaca surat kabar yang memuat berita tersebut dalam definisi jurnalistik,
dikatakan berita adalah laporan tentang fakta atau ide yang termasa, yang dipilih oleh staf redaksi suatu harian untuk disiarkan, yang dapat menarik perhatian
pembaca, entah karena dia luar biasa, entah karena penting atau akibatnya, entah pula karena dia mencakup segi-segi human interst seperti humor, emosi dan
ketegangan.
24
2. Nilai Berita
Ada beberapa karakteristik intrinsik yang dikenal sebagai nilai berita news value.
Nilai berita ini menjadi ukuran yang berguna atau yang biasa diterapkan untuk menentukan khalayak berita news worthy.
25
Adapun nilai berita tersebut antara lain:
26
a. Immediacy, atau kerap diistilahkan dengan timelines, artinya terkait
dengan kesegaran peristiwa yang dilaporkan. Sebuah berita sering dinyatakan sebagai laporan dari apa yang baru saja terjadi.
22
Helena Olii, Berita Informasi: Jurnalistik Radio, Jakarta: PT INDEKS, 2007, h. 25.
23
Denis McQuail, Teori Komunikasi Massa: Suatu Pengantar, Cet ke-4, Jakarta: Erlangga, 1996, h. 191.
24
Haris Sumardiria, Jurnalistik Indonesia: Menulis Berita dan Feature, Bandung: PT Remaja Rosdakaraya, 2006, h. 64-65.
25
Luwi Iswara, Catatan-catatan Jurnalisme Dasar, Cet ke-3, Jakarta: Kompas, 2007, h. 53.
26
Septian Santana K, Jurnalisme Kontemporer,h. 18-20.
b. Proximity, ialah keterdekatan peristiwa dengan pembaca atau pemirsa
dalam keseharian hidup mereka. Orang-orang akan tertarik dengan berita yang menyangkut kehidupan mereka.
c. Consequence, berita yang mengubah kehidupan pembaca adalah berita
yang mengandung nilai konsekuensi. d.
Conflict, peristiwa perang demonstrasi atau krimnal merupakan contoh elemen konflik di dalam pemberitaan.
e. Oddity, peristiwa yang tidak biasa terjadi ialah sesuatu yang akan
diperhatikan segera oleh masyarakat. f.
Sex, seks kerap menjadi elemen utama dari sebah pemberitaan, tapi sering pula seks menjadi elemen tambahan bagi pemberitaan tertentu, seperti
pada berita sports, selebritis dan kriminal. g.
Emotion, elemen emotion ini kadang dinamakan elemen huuman interest. Elemen ini menyangkut kisah-kisah yang mengandung kesedihan,
kemarahan, simpati, ambisi, cinta, kebencian, kebahagian, atau humor. h.
Frominence, elemen ini adalah unsur yang menjadi dasar istilah “names make news”, nama membuat berita. Unsur keterkenalan selalu menjadi
incaran pembuat berita. i.
Suspense, elemen ini menunjukkan sesuatu yang ditunggu-tunggu, terhadap sebuah peristiwa oleh masyarakat. Kisah berita yang
menyampaikan fakta tetap merupakan hal yang penting. Kejelasan fakta dituntut masarakat.
j. Progress, elemen ini merupakan elemen “perkembangan” peristiwa yang
ditunggu masyarakat.
Jika dilihat dari cakupan isinya berita itu terbagi pada berita politik, ekonomi, kebudayaan, pendidikan, hukum, seni, agama, kejahatan, olahraga,
militer, laporan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan sebagainya. Berita juga dapat dibedakan dari bentuk penyajiannya, seperti berita langsung spotnews,
berita komprehensif comprehensive news dan feature.
27
Peneliti melihat, bahwa nilai berita yang terkait dengan pemberitaan bisnis investasi ustadz Yusuf Mansur ini termasuk kedalam nilai berita frominance yaitu
unsur yang menjadi dasar dari berita ini adalah nama dari Ustadz Yusuf sendiri yang menjadi publik figur, sehingga banyak media yang mengangkat kasus ini ke
hadapan publik.
3. Kategori Berita
Selain nilai berita, prinsip lain dalam proses produksi berita adalah apa yang disebut kategori berita. Ada lima yang mejadi kategori berita, yaitu:
Tabel 1 Kategori Berita
28
Hard news Adalah berita yang terjadi saat itu. Kategori berita ini sangat
dibatasi oleh waktu dan aktualisasi. Semakin cepat diberitakan semakin baik. Bahkan ukuran keberhasilan dari
kategori berita ini adalah kecepatan dalam pemberitaanya.
Soft news
Adalah berita yang termasuk kedalam kategori ini adalah hal-hal yang berhubungan dengan kisah manusiawi human
interst. Berita jenis ini tidak dibatasi oleh waktu. Ia bisa
diberitakan kapan saja. Spot news
Adalah subklasifikasi dari berita yang berkategori hard news
, dalam spot news peristiwa yang diliput tidak direncanakan. Peristiwa kebakaran, pembunuhan, gempa
bumi adalah jenis-jenis peristiwa yang tidak bisa diprediksikan.
Develoving news Adalah subklasifikasi dari hard news yang umumnya
berhubungan dengan peristiwa yang tidak terduga atau tidak
27
Sudirman Tebba, Jurnalistik Baru, Ciputat: Kalam Indonesia, 2005, h. 55.
28
Eriyanto, Analisis Framing, Konstruksi, Ideologi dan Politik Media, h.127-130.