Penyerahan bagasi Kapasitas Terminal

6. Penyerahan bagasi

Sistim penanganan bagasi ini harus dapat memproses sejumlah besar bagasi dalam waktu singkat dengan keakuratan yang dapat diandalkan. Prinsip yang dapat membentuk sistem penanganan bagasi secara efisien antara lain Skep Dirjen347XII1999: - Aliran bagasi harus lancar dan cepat dengan jumlah penanganan operasional minimum, - Aliran bagasi tidak mengganggu memotong arus penumpang, barang ,petugas maupun kendaraan, - Tersedianya fasilitas untuk transfer bagasi ke daerah pemilahan bagasi kedatangan, - Tersedianya fasilitas untuk pemeriksaan bagasi, dan fasilitas bagasi dengan ukuran ekstra besar - Penataan fasilitas penanganan bagasi didalam bangunan harus konsisten dengan bentuk apron serta jenis dan volume arus bagasi. - Sistim penanganan bagasi harus mempunyai sistem cadangan apabila sistim tersebut tidak bekerjadalam keadaan darurat . Pada umumnya, para penumpang datang yang membawa barang bawaannya masuk dalam bagasi harus menunggu dulu di ruang pengambilan bagasi sebelum barang bawaanya datang. Hal ini disebabkan karena waktu yang di butuhkan penumpang untuk berjalan dari pesawat ke ruang pengambilan bagasi lebih cepat dari pada waktu yang dibutuhkan umtuk proses barang-barang dari pesawat ke ruang pengambilan bagasi. Dengan demikian lobi kedatangan harus dapat menampung penumpang., perlu suatu sistem pemeriksaan bagasi dengan mencocokan nomor bagasi dan barang yang diambil penumpang. Pemeriksaan ini dilakukan sebelum pintu keluar ruang kedatangan Universitas Sumatera Utara Pelanan penyerahan bagasi dari pengangkut sampai ketangan penumpang, diharapkan tidak muncul keluhan atau complain dari penumpang, dari soal kelancaran, penyerahan, waktu tunggu, kemudahan mendapatkan alat angkut bagasi, sampai keutuhan bagasi itu sndiri. Indikator kualitas pelayanan penyerahan bagasi pertama adalah kurang dari 20 manit, dan penyerahan bagasi terakhir adalah kurang dari 30 menit.

7. Kapasitas Terminal

Kapasitas terminal diharapkan harus mengakomodasikan, ruangan umum berfungsi untuk menampung kegiatan umum baik penumpang, pengunjung maupun karyawan bandara, ruangan semi steril digunakan untuk pelayanan penumpang seperti proses penumpang transit atau transfer, dan ruangan steril disediakan bagi penumpang yang akan naik pesawat udara. Untuk memasuki ruangan semi steril penumpang harus melalui pemeriksaan yang cermat oleh petugas sekuriti bandara. Parameter dalam menentukan standar luas terminal untuk jumlah penumpang berangkat pada waktu jam sibuk, transfer, datang pada waktu sibuk, jumlah pengunjung, waktu yang diperlukan dalam proses pelayanan dan lain sebagainya. Ruang tunggu keberangkatan berfungsi sebagai tempat berkumpulnya para penumpang untuk menunggu saat memasuki pesawat. Pada umumnya besaran ruang tunggu ini diperkirakan dapat menampung sejumlah penumpang selama 15 sampai 30 menit sebelum saat berangkat yaitu waktu dimulainya waktu boarding. Ruang tunggu ini dilengkapi dengan kursi tunggu walau pun dapat diasumsikan bahwa tidak semua penumpang akan duduk. Untuk terminal penumpang dengan ukuran kecil yang tidak memiliki fasilitas transit atau tidak dilengkapi dengan arca komersil dapat diasumsikan bahwa 23 jumlah penumpang akan duduk di ruang tunggu dan 13 jumlah penumpang akan berdiri. sedangkan untuk terminal penumpang yang memiliki fasilitas transit dan area komersil maka diasumsikan 13 jumlah penumpang akan Universitas Sumatera Utara duduk serta 23 penumpang lainnya berdiri atau berjalan memanfaatkan area komersil. Pada bandara tertentu dimana pengaturan operasional dan kenyamanan sudah baik maka ruang tunggu keberangkatan didalam bangunan terminalnya juga berfungsi sebagai jalur keluar untuk penumpang datang. Sehingga besaran ruang yang dibutuhkan selain dapat menampung penumpang yang akan berangkat berikut sirkulasinya, juga ditambah dengan jalur keluar penumpang datang untuk menuju tempat pengambilan bagasi. Kondisi ideal ruangan di terminal seperti; ruang tunggu keberangkatan, ruang check-in, fasilitas custom immigration quarantine CIQ, baggage claim area, toilet area sesuai dengan standar. Perlu diketahui bahwa ruang terminal domestic untuk check-in seluas 1.301,25m2 dan ruang tunggu 1.414,70m2. Sementara itu untuk terminal internasional yaitu ruang check-in 419,45 m2 dan ruang tunggu 846,45 m2. Kemudian ruang check-in internasional 419,45 m2 dan ruang tunggu 846,45 m2 . Terminal Bandar udara Polonia medan memang dirasakan tidak memadai lagi. Jumlah penumpang pada waktu sibuk sebanyak 1.081 per jam sesuai uji petik tanggal 19 Desember 2007 dan 1800 orang perjam pada saat kondisi khusus kasus delaypenundaan jadwal penerbangan yang sering terjadi. Padahal kapasitas normal Bandar udara Polonia adalah 700 orang. Dengan kata lain, kapasitas terminal memang tidak sesuai lagi dengan kondisi Bandar udara Polonia seperti saat ini. Kondisi dilapangan menunjukkan bahwa luas areal terminal seperti ruang pengantar, ruang check-in, hingga ruang tunggu sangat dirasakan penuh. Kondisi ini pada akhirnya sangat mengganggu kenyamanan penumpang. Terlebih lagi ketika penumpang akan menaiki pesawat. pemandangan antrian panjang penumpang sudah menjadi pemandangan sehari-hari yang dianggap biasa saja. Padahal kondisi ini sangat merugikan penumpang oleh karena ketidaknyamanan tersebut. Universitas Sumatera Utara 8. Kesejukan Ruang Terminal Kesejukan di ruang terminal yang nyaman dirasakan oleh penumpang sesuai standar diharapkan antara 22-27 derajat celcius, adanya cxhaust fan dan sirkulasi udara yang baik. Namun justru kita menemukan suhu ruang terasa hangat dan bahkanpanas ketika ruang terminal penuh sesak penumpang dan kondisi seperti inilah yang sehari-hari kita temukan di Bandar udara polonia medan. Kondisi ini memang sangat dipengaruhi oleh kapasitas terminal yang tidak sesuai dengan kapasitas penumpang yang telah melebihikapasitas terminal Polonia. 9. Ruang Terminal Yang Bersih Ruang terminal yang bersih artinya ruang yang selalu terjaga kebersihannya. Jumlah petugas kebersihan harus propesional dengan luar area dan jumlah penumpang yang menggunakan terminal. Petugas kebersihan harus selalu stanby melaksanakan pembersihan ruangan setiap saat sesuai dengan perkembangan yang ada karena banyaknya penumpang yang keluar masuk, dan ada pula yang memantau perkembangan dan pelaksanaannya. Jumlah tempat sampah yang disediakan juga harus propesional dengan luas ruangan atau areal, dan diperlukan petugas untuk memantau efektifitas keberadaan tempat sampah tersebut. sirkulasi udara juga harus diperhatikan, termasuk penempatan papan pengumuman, papan petunjuk, papan reklame serta hiasan-hiasan yang menambah estetika kebersihannya. Penempatan dan penyediaan media elektronik dan penyegar ruangan harus selalu terkontrol dengan baik. Ruang terminal Bandar udara Polonia kurang terjaga kebersihannya. Meskipun terdapat petugas kebersihan namun seprtinya tidak berguna. Oleh karena kondisi ruang terminal sangat kotor. Kondisi terminal yang tidak bersih ini semakin parah ketika penumpang juga tidak mau menjaga kebersihan ruang terminal. Banyak ditemukan penumpang yang membuang sampah tidak pada tempatnya seperti sampah makanan, minuman dan sebagainya. Seolah penumpang Universitas Sumatera Utara sangat susah untuk membuang sampah pada tempatnya. Hal ini juga bisa dilihat bahwa tidak terdapat banyak tempat sampah yang tersedia. Apalagi petugas kebersihan juga tidak bekerja secara maksimal. Kondisi ruang yang tidak bersih hanya tampak diruang terminal saja, melainkan diareal kawasan Bandar udara Polonia terlihat tidak terawat. Sampah makanan ringan dan sampah minuman kemasan banyak bertaburan, dan kita akan sangat susah untuk mencari petugas kebersihan atau dengan kata lain petugas kebersihan yang tersedia tidak sesuai dengan kebutuhan Bandar udara Polonia. 10. Kemudahan bagi penumpang untuk mengangkut bagasi Penanganan bagasi merupakan elemen menentukan dari pemprosesan penumpang dan kelancaran operasi penyelenggara angkutan udara di Bandar udara. Sistem penangganan bagasi ini harus dapat memproses sejumlah besar bagasi dalam waktu singkat dengan keakuratan yang dapat dihandalkan untuk mengantisipasi tipe pesawat. Ketersediaan troli untuk membantu penumpang dalam mengangkat bagasinya harus professional dengan jumlah penumpang dalam jam sibuk. Penempatan troli harus mudah terjangkau oleh penumpang yang akan berangkat dan penumpang yang baru tiba. Petugas porte yang melayani jasa angkut jasa angkut bagasi harus bersikap ramah, dalam menawarkan jasanya tidak memaksakan diri kepada penumpang yang baru datang maupun penumpang yang akan berangkat dan tidak menguasai troli-troli yang disediakan penyelenggara bandara. Tarif jasa porter harus jelas dan transparan perkalinya, tarif tersebut harus mudah diketahui oleh pengguna jasa porter secara terbuka di papan pengumuman tarif. Penumpang bebas memilih untuk menggunakan jasa porter maupun tidak menggunakan tentunya dijamin dengan ketersediaan jumlah troli yang professional dengan jam sibuk. Penyelenggara bandara juga harus menunjuk Universitas Sumatera Utara dan menempatkan petugas untuk memantau dan mengatur keberadaan troli agar mudah diperoleh dan digunakan oleh penumpang yang memerlukan. Jumlah troli sesuai standar yang telah ditetapkan seharusnya ada 6 untuk 10 orang penumpang, dan jumlah itu sebenarnya sudah sangat minim sekali. Artinya bahwa troli harus tersedia dan tidak kurang. Hal ini sangat berguna untuk memudahkan penumpang dalam mengangkat barang. Tapi kondisi di bandar udara Polonia justru satu troli pun tidak ada ditempat. Hasilnya dengan petugas bandara bahwa jumlah total troli di bandara polonia ada 200 troli, dan angka ini bertambah menjadi 500 troli untuk tahun 2007. Namun, setelah kejadian kebakaran jumlah troli tinggal 100 buah troli, yang terbagi 60 buah di terminal domestik dan 40 buah di terminal internasional. Hasil pantauan dilapangan bahwa troli sudah dimonopoli oleh porter, keadaan ini akan menimbulkan kondisi yang tidak nyaman dari para penumpang. Kejadian lain ditemukan bahwa ketika penumpang baru sampai di bandar udara Polonia, sudah disibukkan dengan tawaran para porter pengangkut barang yang silih berganti. Terkadang ada pula ditemukan porter yang memaksa penumpang untuk menggunakan jasanya. Kondisi ini semakin membuat bandar udara Polonia semakin tidak nyaman. Padahal troli yang dipergunakan untuk mengangkut barang seharusnya menjadi hak para penumpang. Universitas Sumatera Utara BAB IV SISTEM PELAYANAN PT. ANGKASA PURA II BANDARA POLONIA MEDAN

4.1 Bandar Udara Internasional Polonia