dalam pelayanan kebandarudaraan yang didalamnya termasuk pelayanan Penumpang, sistem pelayanan Bandar Udara Polonia antara lain:
a. Keputusan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Nomor SKEP 284X1999 tentang
Standar Kinerja Operasional Bandar Udara yang terkait dengan tingkat pelayanan di bandar udara sebagai dasar kebijakan pentarifan jasa ke Bandar udaran.
b. Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor SKEP 347XII1999 tentang
Standar rancang bangun dan atau rekayasa fasilitas dan peralatan bandar udara, c.
Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor SKEP77VI2005 tentang Persyaratan Teknis Pengoperasian Fasilitas Teknik Bandar Udara Sesuai dengan standar.
pelayanan baku unsur-unsur yang terkandung dalam Pelayanan Jasa Penumpang Pesawat Udara adalah sebagai berikut
1. Pelayanan check in
Pelayanan check-in merupakan bagian penting sebelum penumpang melakukan penerbangan. Pelayanan Check-in sangat tergantung pada metode operasional, struktur rute
penerbangan, karakteristik penumpang dan lain-lain dengan juga mempertimbangkan kecepatan, ketelitian, kelancaran, kenyamanan penumpang dan biaya operasional. Alternatif pelayanan
check in terminal penumpang adalah : Pertama, sentralisasi yaitu pelayanan check in diproses terpusat di area keberangkatan.
Pengendalian sistem operasi pelayanan dilakukan oleh satu unit kerja dengan pembagian counter check-in sebagai berikut: direncanakan sesuai dengan jumlah airlinea atau jumlah
penerbangan, -atau alternatif lain adalah membebaskan setiap penumpang untuk melapor
Universitas Sumatera Utara
pada setiap counter check-in yang ada . Alternatif ini memerlukan penanganan sortir barang bawaan yang baik. Sistim ini menguntungkan pihak pengelola, karena efisien dan efektif
Kedua, desentralisasi yaitu menyebarkan pelayanan check in di beberapa tempat. Biasanya pengelola fasilitas pelayanan ini adalah perusahaan angkutan udara dengan beberapa tipe
penempatan check in seperti split check in, gate check in, dan city check in. Bentuk denah bangunan terminal penumpang sangat dipengaruhi oleh konsep check in
yang diterapkan oleh perusahaan angkutan udara. Dengan demikian, airlines dan pengusaha pengiriman sebaiknya dilibatkan pada tahapan awal proses perencanaan. Check in area harus
cukup untuk menampung penumpang waktu sibuk selama mengantri untuk check-in. Indikator kualitas pelayanan waktu menunggu adalah kurang dari 20 menit, dan waktu proses adalah
kurang dari 2 menit 30 detik. Tapi kondisi dilapangan masih ditemukan proses check in yang kurang lancar.
Pelayanan yang kurang ramah dan kurangnya petugas pemandu antrian , menyebabkan terkadang penumpang harus berdesakan untuk mengantri ketika check-in, karena
kepatuhan penumpang untuk antri belum membudaya didaerah. Hal ini semakin diperburuk ketika proses check in banyak melibatkan penjual jasa yang tidak mau
mengantri dan cendrung mengambil alih giliran. Padahal seharusnya giliran orang lain.
2. Pemeriksaan sekuriti penumpang dan barang