Terminal Pengertian Pelayanan Sistem Pelayanan PT. Angkasa Pura II Bandara Polonia Medan

Surabaya, Pontianak, Palembang, Padang, Batam, Pekan baru, Bandar Aceh, Gunung Sitoli dan Meulaboh. Sedangkan rute internasional adalah Penang, Kuala Lumpur, Ipoh dan Singapura. Demi meningkatkan kenyamanan, pengoperasian terminal kargo menggunakan sistem satu pintu, sehingga pergerakan terminal kargo menggunakan sistem satu pintu, sehingga pergerakan kargomenjadi tertib sekaligus dapat mencegah terjadinya menipulasi arus barang. Mengingat Bandara Polonia yang letaknya dekat dengan pusat kota dan kapasitasnya yang sudah tidak mampu lagi menampung aktivitas yang cukup padat, bandara akan di pindahkan ke Kuala Namu, Kabupaten Deli Serdang. Untuk tahap awal, Bandara Kuala Namu akan dibangun dengan kapasitas 8 juta penumpang dengan panjang landasan pacu 3.750 m, dan dapat menampung aktivitas pesawat sebanyak 10.000 penerbangan setiap tahunnya. Bandara baru akan didesain secara modern serta dirancang untuk memiliki akses kereta api dengan berfasilitas city check in. Direncanakan, Bandar baru akan dapat beroperasi pada awal 2014.

4.2 Terminal

Terminal keberangkatan domestik Polonia sebelum terbakar pada Desember 2007, memiliki dua terminal penumpang yaitu, Terminal keberangkatan dan kedatangan, dengan luas mencapai 13, 811 meter. Keduanya masing-masing dibagi untuk penerbangan domestik dan internasional. Terminal domestik polonia mempunyai luas 7.941 meter dan dapat menampung 1.810 orang yang datang bersamaan, sehingga setiap penumpang mempunyai luas 4 meter, kurang dari standar yang ditetapkan pemerintah yaitu 14 m. Terhitung sejak 1 Oktober 2006, Bandara Polonia mengoperasikan sebuah terminal kargo satu pintu yang di harapkan dapat menertipkan pergerakan kargo dan mencegah terjadinya manipulasi muatan barang. Universitas Sumatera Utara

4.3 Pengertian Pelayanan

Pelayanan adalah suatu aktivitas atau serangkaian aktivitas yang bersifat tidak kasat mata tidak dapat diraba yang terjadi sebagai akibat adanya interaksi antara konsumen dengan karyawan atau hal-hal lain yang disediakan oleh perusahaan pemberi pelayanan yang dimaksudkan untuk memecahkan permasalahan konsumenpelanggan. Kotler 1994 dalam DR Paimin Napitupulu Msi menyebutkan sejumlah karakteristik pelayanan sebagai berikut: 1. Intangibility tidak berwujud; tidak dapat dilihat, diraba, dirasa, didengar, dicium sebelum ada transaksi. Pembeli tidak mengetahui dengan pasti atau dengn baik hasil pelayanan service outcome sebelum pelayanan dikonsumsi. 2. Inseparability tidak dapat dipisahkan, dijual lalu diproduksi dan dikonsumsi secara bersamaan karena tidak dapat dipisahkan. Karena itu, konsumen ikut berpartisipasi menghasilkan jasa layanan. Dengan adanya kehadiran konsumen, pemberi pelayanan berhati-hati terhadap interaksi yang terjadi antara penyedia dan pembeli. Keduanya mempengaruhi hasil layanan. 3. Variability berubah-ubah dan bervariasi. Jasa beragam selalu mengalami perubahan, tidak selalu sama kualitasnya bergantung kepada siapa yang menyediakannya dan kapan serta dimana disediakan. 4. Perishability cepat hilang, tidak tahan lama; jasa tidak dapat disimpan dan permintaannya berfluktuasi. Daya tahan suatu layanan bergantung kepada situasi yang diciptakan oleh berbagai faktor. Universitas Sumatera Utara Dari beberapa defenisi tersebut diatas dapat diketahui bahwa ciri pokok pelayanan adalah tidak kasat mata dan melibatkan upaya manusia karyawan atau peralatan lain yang disediakan oleh perusahaan penyelenggara pelayanan.

4.4 Pengertian Pelayanan Penumpang