Konsep Shift Share Tinjauan Teori

2.1.7. Konsep Shift Share

Analisis Shift Share pertama kali diperkenalkan oleh Perloff et all pada tahun 1960. Analisis Shift Share digunakan untuk mengidentifikasi sumber pertumbuhan ekonomi baik dari sisi pendapatan maupun dari sisi tenaga kerja pada suatu wilayah tertentu. Jadi, melalui analisis Shift Share dapat diketahui dampak kebijakan wilayah ketenagakerjaan dan dapat dianalisis besarnya kontribusi pertumbuhan dari tenaga kerja dan pendapatan pada masing-masing sektor di wilayah tertentu. Adapun manfaat analisis Shift Share adalah untuk melihat : 1 perkembangan sektor perekonomian di suatu wilayah terhadap perkembangan ekonomi wilayah yang lebih luas, 2 perkembangan sektor-sektor perekonomian jika dibandingkan secara relatif dengan sektor-sektor lainnya, 3 perkembangan suatu wilayah dibandingkan dengan wilayah lainnya sehingga dapat membandingkan besarnya aktivitas suatu sektor pada wilayah tertentu dan pertumbuhan antar wilayah, 4 perbandingan laju sektor-sektor perekonomian di suatu wilayah dengan laju pertumbuhan nasional serta sektor-sektornya. Secara umum ada tiga komponen utama dalam analisis Shift Share Budiharsono, 2001 yaitu komponen pertumbuhan nasional PN, komponen pertumbuhan proporsional PP dan komponen pertumbuhan pangsa wilayah PPW. Berdasarkan komponen ketiga wilayah tersebut dapat ditentukan dan didentifikasikan perkembangan suatu sektor ekonomi pada suatu wilayah. Apabila PP + PPW maka disimpulkan bahwa pertumbuhan sektor ke i di wilayah ke j termasuk ke dalam kelompok progresif maju. Sedangkan jika PP + PPW 0 maka pertumbuhan sektor i pada wilayah ke j dikategorikan pertumbuhan lambat. Sumber : Budiharsono, 2001 Gambar 2.3. Model Analisis Shift Share Menurut Soepono 1993, kelebihan analisis Shift Share antara lain: 1 Analisis Shift Share dapat melihat perkembangan produksi atau kesempatan kerja di suatu wilayah hanya pada dua titik tertentu, yang mana satu titik waktu dijadikan sebagai dasar analisis dan satu titik lainnya sebagai akhir analisis. 2 Perubahan indikator kegiatan ekonomi di suatu wilayah antara tahun dasar analisis dengan tahun akhor analisis dapat dilihat melalui tiga komponen pertumbuhan wilayah yaitu komponen pertumbuhan nasional PN, komponen pertumbuhan proporsional PP dan komponen pertumbuhan pangsa wilayah PPW. 3 Berdasarkan komponen PN, dapat diketahui laju pertumbuhan ekonomi suatu wilayah dibandingkan laju pertumbuhan nasional. Komponen Pertumbuhan Nasional Maju PP + PPW 0 Wilayah ke j Sektor ke i Wilayah ke j Sektor ke i Lamban PP + PPW 0 Komponen Pertumbuhan Proporsional Komponen Pertumbuhan Pangsa Wilayah 4 Komponen PP dapat digunakan utuk mengetahui pertumbuhan sektor-sektor perekonomian di suatu wilayah. 5 Komponen PPW dapat digunakan untuk melihat daya saing sektor-sektor ekonomi dibandingkan dengn sektor ekonomi pada wilayah lainnya. 6 Jika persentase PP dan PPW dijumlahkan maka dapat ditujukkan adanya pergeseran shift hasil pembangunan perekonomian daerah. Analisis Shift Share ini juga memiliki kelemahan yaitu : 1 Persamaan Shift Share hanyalah identity equation dan tidak mempunyai implikasi-implikasi keperilakuan. Metode Shift Share tidak untuk menjelaskan mengapa, misalnya pengaruh keunggulan positif di beberapa wilayah, tetapi negatif di daerah-daerah lain. Metode Shift Share merupakan teknik pengukuran yang mencerminkan suatu sistem perhitungan semata dan tidak bersifat analitik. 2 Komponen pertumbuhan nasional PN secara implisit mengemukakan bahwa laju pertumbuhan suatu wilayah hanya disebabkan oleh kebijakan nasional tanpa memperhatikan sebab-sebab laju pertumbuhan yang bersumber dari wilayah tersebut. 3 Komponen PP dan PPW mengasumsikan bahwa perubahan penawaran dan permintaan, teknologi dan lokasi diasumsikan tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan wilayah. Di samping itu, analisis Shift Share juga mengasumsikan bahwa semua barang dijual secara nasional padahal tidak semua demikian. Rasio kesempatan kerja digunakan untuk engidentifikasi pertumbuhan kesempatan kerja dalam negeri suatu wilayah. Rasio kesempatan kerja terbagi menjadi tiga yaitu nilai ri, Ri, dan Ra. Nilai ri mengidentifikasikan rasio kesempatan kerja di sektor tertentu pada wilayah tertentu. Nilai Ri mengidentifikasikan rasio kesempatan kerja nasional pada sektor tertentu. Nilai Ra mengidentifikasikan rasio kesempatan kerja nasional. Profil pertumbuhan digunakan untuk mengevaluasi pertumbuhan sektor perekonomian di wilayah yang bersangkutan dengan cara mengekspresikan persen perubahan komponen pertumbuhan proporsional PP ij dan pertumbuhan pangsa wilayah PPW ij . Profil pertumbuhan digambarkan pada suatu sumbu koordinat, dimana sumbu horizontal adalah PP sebagai absis dan sumbu vertikal adalah PPW sebagai ordinat. Sumber : Busiharsono, 2001 Gambar 2.4. Profil Pertumbuhan Sektor Perekonomian Keterangan : 1 Kuadran I menunjukkan bahwa sektor-sektor di wilayah yang bersangkutan memiliki pertumbuhan yang cepat PP bernilai positif dan daya saing yang baik jika dibandingkan dengan wilayah-wilayah lainnya PPW bernilai Kuadran IV Kuadran I PP Kuadran III Kuadran II PPW positif. Pada kuadran I ini menunjukkan bahwa wilayah atau sektor tersebut merupakan wilayah atau sektor yang maju. 2 Kuadran II menunjukkan bahwa pertumbuhan sektor-sektor ekonomi di wilayah tersebut cepat PP bernilai positif, namun daya saing yang dimiliki kurang baik dibandingkan wilayah lainnya PPW bernilai negatif. 3 Kuadran III menunjukkan bahwa pertumbuhan sektor-sektor ekonomi di wilayah tersebut lambat PP bernilai negatif dan daya saing yang kurang baik jika dibandingkan dengan wilayah lainnya PPW bernilai negatif. 4 Kuadran IV menunjukkan bahwa pertumbuhan wilayah atau sektor tersebut lambat PP bernilai negatif, namun daya saing sektor-sektornya baik jika dibandingkan dengan wilayah lainnya PPW bernilai positif. 5 Pada Kuadran II dan Kuadran IV terdapat garis miring yang membentuk sudut 45 dan memotong kedua kuadran tersebut. Bagian atas tersebut menunjukkan bahwa sektor atau wilayah yang bersangkutan termasuk sektor atau wilayah yang maju sedangkan yang berada di bawah garis menunjukkan sektor atau wilayah yang lamban.

2.2. Kerangka Pemikiran