Karakteristik Hutan Rakyat TINJAUAN PUSTAKA

masa yang akan datang diperkirakan akan terus meningkat seiring dengan laju pertambahan penduduk sebesar 1.34 per tahun. Simon 2004 menyatakan bahwa keberhasilan pembangunan hutan rakyat, akan memberikan sumbangan yang positif terhadap pembangunan nasional dalam bentuk: 1 meningkatkan produksi kayu dan hasil hutan ikutan, 2 memperluas aksesibilitas dan kesempatan kerja di pedesaan, 3 memperbaiki sistem tata air dan meningkatkan perlindungan permukaan tanah dan bahaya erosi, 4 meningkatkan proses penguraian oksida karbon CO2 dan polutan lain di udara karena adanya peningkatan proses fotosintesis di permukaan bumi, 5 menjaga kadar oksigen udara tetap pada tingkat yang menguntungkan bagi mahluk hidup, dan 6 menyediakan habitat yang dapat menjaga keragaman hayati flora dan fauna.

2.4 Karakteristik Hutan Rakyat

Predo 2003 menyatakan bahwa tujuan moneter dan ekonomi menjadi tujuan utama petani dalam menanam pohon di lahan miliknya, disamping tujuan- tujuan lain seperti tujuan estetika, perlindungan dan restorasi lingkungan. Hardjanto 2003 mengidentifikasi beberapa faktor yang berpengaruh terhadap pengembangan hutan rakyat di Jawa, yaitu: 1 faktor tradisi, fungsi ekonomi rumah tangga, dan fungsi tata air sebagai faktor kekuatan internal, 2 luas pemilikan lahan, teknologi pemanenan dan pasca panen, serta keterbatasan modal dan informasi sebagai faktor kelemahan internal, 3 tingginya permintaan pasar, pertumbuhan industri kayu, dan infrastruktur jalan desa sebagai faktor kesempatan eksternal, dan 4 besarnya permintaan kayu, ketergantungan kepada agen pemasaran, pertumbuhan tenaga kerja, dan ketidakpastian pemanfaatan lahan terlantar sebagai faktor ancaman eksternal. Nur 2005 menyatakan bahwa keputusan petani dalam mengelola lahan miliknya sebagai media membudidayakan tanaman keras berkayu dengan pola agroforestri dipengaruhi oleh faktor luas lahan, lokasi lahan, tanggungan keluarga, tingkat pendidikan, usia, serta kontribusi pendapatan dan biaya produksi. Agussabti 1997 mengungkapkan bahwa faktor-faktor yang berperan dalam mempengaruhi motivasi petani dalam berusaha tani akan terkelompokan menjadi pdf M achine - is a pdf w r it e r t ha t pr oduce s qua lit y PD F file s w it h e a se Ge t your s now “ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your product a lot easier t o use and m uch preferable t o Adobes A.Sar r as - USA faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal akan terdiri dari faktor usia, pendidikan, pengalaman usaha tani, dan kebutuhan, sedangkan kelompok faktor eksternal akan terdiri dari jumlah tanggungan, luas lahan, jarak lahan dari rumah, ketersedian modal, penguasaan teknologi, dan intensitas penyuluhan. Hutan rakyat memiliki ciri kawasan yang tidak kompak dan terpencar di lahan peruntukan lainnya. Bentuk usaha yang berkembang tidak selalu murni berupa kayu-kayuan tetapi bisa terpadu atau dikombinasikan dengan berbagai tanaman perkebunan, tanaman pangan, dan pakan ternak. Menurut Hardjanto 2000, pengusahaan hutan rakyat memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1 dilakukan oleh petani, tengkulak dan industri, dimana petani masih memiliki posisi tawar yang lebih rendah, 2 petani belum dapat melakukan usaha hutan rakyat menurut prinsip usaha dan prinsip kelestarian yang baik, 3 bentuk hutan rakyat sebagian besar berupa budidaya campuran, yang diusahakan secara sederhana, 4 pendapatan dari hutan rakyat bagi petani masih diposisikan sebagai pendapatan sampingan dan bersifat insidentil dengan kisaran tidak lebih dari 10 dari pendapatan total. Berdasarkan bentuknya, Departemen Kehutanan 2004 membagi sistem pengelolaan hutan rakyat ke dalam dua bentuk utama yaitu hutan rakyat sejenis apabila tanaman pokok hanya satu jenis dan hutan rakyat agroforestri apabila ada kombinasi dengan cabang usaha tani lainnya. Berdasarkan jenis tanamannya, Darusman dan Wijayanto 2007 membagi sistem pengelolaan hutan rakyat di Indonesia ke dalam 3 pola pengelolaan, yaitu: 1 pola hutan rakyat sejenis atau pola hutan rakyat yang didominasi oleh satu jenis tanaman, 2 pola hutan rakyat campuran yang didominasi 2 atau lebih jenis tanaman kehutanan, dan 3 pola hutan rakyat wanatani atau agroforestri yang merupakan hutan rakyat campuran antara tanaman kehutanan, tanaman perkebunan, hijauan pakan ternak, yang dipadukan dengan tanaman pangan semusim seperti ubi kayu dan jagung, atau dengan tanaman obat-obatan seperti kunyit dan jahe.

2.5 Permasalahan Pengusahaan Hutan Rakyat