22
2. Peningkatan Keaktifan Belajar a. Pengertian Peningkatan
Dalam kegiatan belajar mengajar tentunya memiliki tujuan diantaranya yaitu agar materi yang disampaikan oleh pendidik dapat
dipahami dan dimengerti serta dilaksanakan oleh siswa, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal. Tujuan pembelajaran dapat
dikatakan optimal atau tercapai salah satunya adalah apabila pada siswa terjadi peningkatan pengetahuan, tingkah laku, dan kepribadian.
Peningkatan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia 2008: 147 berasal dari kata tingkat yang berarti berlapis-lapis dari sesuatu yang disusun sedemikian
rupa, sehingga membentuk susunan yang ideal. Sedangkan peningkatan merupakan suatu usaha, proses, cara, perbuatan untuk menaikkan sesuatu
atau usaha kegiatan untuk memajukan ke arah yang lebih baik lagi dari pada sebelumnya.
Berdasarkan uraian diatas maka peningkatan merupakan suatu upaya yang dilakukan oleh pendidik guru untuk membantu siswa dalam
meningkatkan kemampuan belajarnya agar menjadi lebih baik lagi dari pada sebelumnya. Pembelajaran dapat dikatakan meningkat apabila terdapat
perubahan dalam suatu proses pembelajaran dan hasil pembelajaran.
b. Pengertian Keaktifan Belajar
Dalam kegiatan pembelajaran yang baik tentunya tidak hanya guru yang berperan secara aktif didalam kelas, namun peran siswa juga sangat
menentukan dalam ketercapaian tujuan pembelajaran. Keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran maupun kegiatan belajar merupakan
23
penggerak untuk dapat mencapai tujuan pembelajaran sehingga siswa dituntut untuk selalu aktif baik secara fisik, intelektual maupun emosional
dalam memperoleh, memproses serta mengolah informasi atau pengetahuan dari hasil belajarnya.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia 2008: 31 keaktifan berasal dari kata “aktif” yang berarti giat bekerja, berusaha. Sedangkan keaktifan
dapat diartikan sebagai suatu hal atau keadaan dimana siswa dapat belajar secara aktif dalam mengikuti suatu materi pembelajaran. Sanjaya, 2010,
hal. 132 menyatakan bahwa aktivitas belajar tidak dimaksudkan terbatas pada aktivitas fisik, akan tetapi juga meliputi aktivitas yang bersikap psikis
seperti aktivitas mental. Sardiman, 2011, hal. 101 menyatakan bahwa dalam belajar sangat diperlukan adanya aktivitas. Tanpa aktivitas, belajar
tidak mungkin berlangsung dengan baik karena prinsipnya belajar adalah berbuat untuk mengubah tingkah laku menjadi melakukan tindakan
aktivitas. Ahmadi Supriyono, 2013, hal. 207 juga menjelaskan bahwa cara belajar siswa aktif adalah salah satu strategi belajar mengajar yang
menuntut keaktifan dan partisipasi siswa seoptimal mungkin, sehingga siswa dapat mengubah tingkah lakunya agar lebih efektif dan efisien.
Selain siswa yang dituntut untuk selalu perperan aktif dalam kegiatan pembelajaran, guru sebagai pendidik juga berperan untuk menciptakan
suatu keadaan yang kondusif dan mendukung untuk tercapainya pembelajaran yang bermakna. Sehingga siswa dapat belajar dengan
mengalami sendiri pengetahuan yang dipelajarinya, dan siswa memperoleh pengetahuan, pemahaman dan ketrampilan. Adanya interaksi antar siswa
24
dengan siswa antar siswa dengan guru dan sebaliknya diharapkan agar siswa lebih aktif dalam belajar dan guru dalam hal ini berperan sebagai
fasilitator dan pembimbing. Dalam proses belajar siswa aktif, terdapat beberapa ciri yang harus
nampak yaitu sebagai berikut : 1. Situasi kelas menantang siswa melakukan kegiatan belajar secara
bebas namun terkendali. 2. Guru tidak mendominasi pembicaraan tetapi lebih banyak
memberikan rangsangan berfikir kepada siswa untuk dapat memecahkan masalah
3. Guru menyediakan dan mengusahakan sumber belajar bagi siswa 4. Kegiatan belajar siswa bervariasi, dan dilakukan oleh guru secara
sistematik dan terencana 5. Guru menempatkan diri sebagai pembimbing semua siswa yang
memerlukan bantuan manakala mereka menghadapi persoalan belajar.
6. Situasi dan kondisi kelas tidak kaku, yaitu terikat dengan susunan mati, tapi sewaktu waktu dapat diubah sesuai dengan kebutuhan
siswa. 7. Belajar tidak diukur dan dilihat dari segi hasil yang dicapai siswa
tapi juga pada proses belajar yang dilakukan siswa. 8. Adanya keberanian siswa mengajukan pertanyaan atau pendapat
melalui pernyataan gagasannya, baik yang diajukan kepada guru maupun kepada siswa lainnya dalam rangka pemecahan masalah
belajar. 9. Guru senantiasa menghargai pendapat siswa terlepas dari benar
atau salah, dan tidak diperkenankan membunuh atau menekan pendapat siswa didepan siswa lainnya. Guru harus mendorong
siswa agar selalu mengajukan pendapatnya secara bebas. Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, 2013: 207
c. Prinsip-prinsip Keaktifan Belajar siswa