rumah atau homeschooling. Homeschooling yang dilaksanakan menuntut orang tua sebagai pendidik yang memerdekakan anak belajar.
Pada tahap awal belajar orang tua memberikan pembelajaran membaca, menulis dan berhitung seperti pada anak seusia sekolah dasar.
Dengan bertambahnya umur dan kedewaaan anak mulai menunjukan minat dan bakatnya. Potensi dan minat anak yang menonjol pada kegiatan
seni utamanya menulis puisi atau skenario, cinematography dan potografi. Pada pembelajaran homeschooling yang dilaksanakan ini bertumpu
pada menggali potensi dan mengembangkan kemampuan anak. Sehingga pembelajaran sepenuhnya pada minat dan kebutuhan terkait dengan
menggali potensi dan mengembangkan kemampuan anak. Orang tua bertindak sebagai fasilitator yang memenuhi kebutuhan belajar anak.
2. Homeschooling Keluarga Bapak Muhammad Sahal Siddiq
a. Lokasi
Keluarga kedua yang menjadi tempat penelitian adalah keluarga Bapak Muhammad Sahal Siddiq yang beralamat Gang.RajawaliUtara
STIA, Tambakbayan, Babarsari, Sleman.
b. Sejarah
Keluarga yang menjadi tempat penelitian yang kedua adalah keluarga bapak Muhammad Sahal Siddiq. Keluarga Bapak Sahal
menyebut pendidikan yang dilakukannya sebagai pendidikan keluarga atau
pendidikan rumah. Menurut Bapak Sahal homeschooling berbeda dengan pendidikan yang diterapkannya, homeschooling yang dilaksanakan dengan
memberikan materi yang diberikan di sekolah pada umumnya. Sedangkan pendidikan keluarga yang diselenggarakan oleh Bapak Sahal berupaya
menerapkan ajaran Islam. Pendidikan yang diselenggarakan keluarga Bapak Sahal sama
dengan homeschooling keluarga Kak Wees, hanya materinya berpusat pada belajar agama.
Pembelajaran homeschooling
bermula karena
perbedaan pandangan Bapak Sahal tentang pendidikan yang seharusnya diterapkan
pada manusia.
Menurut Bapak
Sahal alasan
mengapa tidak
menyekolahkan anaknya ke sekolah umum karena pendidikan di Indonesia arahnya tidak jelas, kalau mau ditegaskan arahnya ke materialis. “Saya di
agama ditegaskan mendidik orang itu orientasinya menyembah kepada Allah. Jadi orientasi pendidikan yang harus diterapkan adalah menyembah
kepada Allah”.
Dengan adanya perbedaan pandangan dalam mendidik anak maka orang tua menggagas untuk mendidik anak di rumah. Pembelajaran yang
dilakukan oleh orang tua adalah pendidikan agama Islam, oleh karena agama sebagai pedoman hidup manusia. “Pendidikan yang harus
diterapkan adalah pendidikan agama yang memiliki tiga poin: pertama, mengenal Allah; kedua, mengenal agama Allah dan ketiga, mengenal
Rosululloh. Melalui tiga poin tersebut manusia dapat mengenal seluruh
aspek kehidupan”.
Konsep pendidikan yang diterapkan orang tua berusaha untuk menyelenggarakan pendidikan positifagama secara sederhana dengan
biaya yang murah dan anak cepat dewasa. Keluarga Bapak Sahal telah melaksanakan kegiatan homeschooling
lebih dari 20 tahun, saat ini anak yang dididik di rumah berjumlah tiga orang. Namun penelitian difokuskan pada salah satu anak karena
keterbatasan peneliti dalam meneliti subjek dan adanya batasan antara laki-laki dan perempuanmuhrim.
Pada tahap awal orang tua memberikan ketrampilan dasar menulis, membaca dan berhitung seperti sekolah dasar umum hanya ditambahkan
materi membaca dan menulis Arab. Pembelajaran homeschooling yang dilakukan orang tua tidak semata-mata pada pendidikan agama namun
juga mengembangkan kemampuan anak yaitu pembelajaran komputer. Dalam pembelajaran homeschooling ini menekankan tentang
pendidikan agama Islam segala materi yang ada telah disesuaikan dengan metode yang diberikan oleh orang tua dengan sumber Al-Quran dan
Hadist tanpa meninggalkan pengembangan potensi anak. Orang tua berperan sebagai pendamping kegiatan anak, baik dalam hal belajar atau
kegiatan yang lain. Dan dalam ajaran Islam tugas orang tua mendidik anak adalah sepanjang hidupnya.
B. Gambaran Subjek Penelitian