Beberapa peneliti mencatat bahwa keterlibatan orang tua dalam pendidikan anak di sekolah berpengaruh positif pada hal-hal berikut yakni:
1 Membantu penumbuhan rasa percaya diri dan penghargaan pada diri
sendiri. 2
Meningkatkan capaian prestasi akademik, 3
Meningkatkan hubungan orang tua-anak, 4
Membantu orang tua bersikap positif terhadap sekolah, dan 5
Menjadikan orang tua memiliki pemahaman yang lebih baik terhadap proses pembelajaran di sekolah. R.A. Rahabeat 2009.
C. Pandangan Kritis Mengenai Pendidikan Sekolah
Anak menempuh pendidikan pertama kali dalam lingkungan keluarga, kemudian menempuh pendidikan di sekolah formal. Seiring berkembangnya
jaman dan kemajuan pemikiran manusia, pendidikan sekolah dianggap belum mampu mendidik manusia dengan semestinya yakni memanusiakan manusia.
John Holt dalam bukunya yang berjudul “How Children Fail”, mengungkapkan keprihatinan atas kegagalan anak-anak dalam belajar. Selain
menulis “How Children Fail” John juga menulis buku “How Childen Learn” dan “Escape from Childhood:The Right and Need of Childern”. Ketiga buku rinci ide-
ide dasar filsafat Holt tentang pendidikan. Dia berpendapat bahwa alasan utama anak-anak tidak belajar di sekolah adalah rasa takut: takut mendapatkan jawaban
yang salah, takut diejek oleh guru dan teman sekelas, takut tidak cukup baik. Dia menyatakan bahwa ini diperparah oleh anak-anak dipaksa untuk belajar hal-hal
yang mereka tidak selalu tertarik. Hal inilah yang menyebabkan timbulnya homeschooling.
Mel Allen 2010. Filosof lain yang memicu homeschooling adalah Ivan Illich yang
mengenalkan konsep deschooling:
“Philosophically, it refers to the belief that schools and other learning institutions are incapable of providing the best possible education for some or most
individuals. Some extend this concept beyond the individual and call for an end to schools in general. This is based on the belief that most people learn better by
themselves, outside of an institutional environment, at a self-determined pace. This is the meaning of the term as used by Illich.”
Tiffani 2010. Dari filosofi yang dikemukakan Ivan Illich, sekolah dan institusi
pendidikan lain tidak mampu menyediakan pendidikan terbaik untuk seseorang atau beberapa individu. Beberapa konsep yang berpusat pada individu dan sekolah
harus diakhiri. Ini didasarkan kepercayaan akan lebih baik belajar sendiri, diluar lingkungan institusi, pada waktu yang ditentukan sendiri.
Menurut Freire Aprinalistria, 8: 2007 proses pendidikan ini akan berhasil pendidik mempunyai pengetahuan mengenai citra dan pemuliaan manusia.
Sayangnya pendidikan sekarang lebih mencerminkan “gaya bank”. Menurut Freire sistem ini memiliki ciri dan kebiasaan, yaitu:
1 Guru mengajar dan murid diajar.
2 Guru mengetahui segala sesuatu dan murid tidak tahu apa-apa.
3 Guru berpikir dan murid dipikirkan.
4 Guru bercerita dan murid mendengarkan.
5 Guru menentukan peraturan dan murid diatur.
6 Guru memilih dan memaksakan pilihannya, dan murid menyetujuinya.
7 Guru berbuat dan murid membayangkan dirinya melalui perbuatan gurunya.
8 Guru memilih bahan dan isi pelajaran, dan murid tanpa dimintai
pendapatnya menyesuaikan diri dengan pelajaran itu. 9
Guru mencampuradukkan kewenangan ilmu pengetahuan dan kewenangan jabatannya, yang ia lakukan untuk menghalangi kebebasan murid.
10 Guru adalah subjek dalam proses belajar anak, murid adalah objek belaka.
Dalam pendapatnya Freire mengungkapkan bahwa pendidikan haruslah dilaksanakan secara partisipatif dan kritis. Partisipatif berarti proses keikutsertaan
murid dan guru dalam pendidikan. Proses yang dilaksanakan tidak lagi proses belajar mengajar satu arah. tetapi proses komunikasi 2 arah antara guru dan
murid dalam berbagai bentuk kegiatan yang lebih memungkinkan terjadinya dialog semua yang terlibat dalam proses pendidikan. Sedangkan kritis yang
dimaksud dalam konsep ini yakni tugas pendidikan dalam menciptakan daya kritis terhadap peserta didik.
D. Homeschooling