Tahap pelaksanaan Homeschooling Keluarga Kak Wees Ibnoey Say

b. Tahap pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan homeschooling keluarga Kak Wees, kegiatan diawali dengan menentukan aktifitas yang akan dilakukan termasuk penentuan jadwal harian jadwal harian. Seperti wawancara dengan pendamping: ”Kalau anak mau belajar main bola, badminton atau renang semua hal tersebut dikelompokkan dalam satu kemudian disusun dalam satu jadwal yang diberi nama jadwal olahraga. Dan jadwal kita fleksibel sekali”. Senada dengan hal tersebut, Dari wawancara dengan pendamping: ”Kalo jadwal punya kegiatan sendiri, hari apa membersihkan apa, hari apa nyapu, juga dibagi jadwal di pondok. Sekarang ini istilahnya jadwal belajarnya dimana dia berada siapapun yang jadi gurunya dia tanya”. Berdasarkan dua narasumber anak memiliki jadwal dalam kegiatannya termasuk belajar yaitu jadwal kegiatan harian di rumah, jadwal tetap kegiatan di pesantren dan jadwal belajar menulis yang fleksibel. Dalam sekolah rumah jadwal ditentukan secara demokratis, anak diberikan kebebasan untuk menyusun jadwalnya sendiri. Kebiasaan disiplin akan tercermin dengan tangggung jawab anak melaksanakan jadwal yang dibuatnya. Dalam kegiatan sekolah rumah yang dijalani saat ini jadwal belajar fleksibel dengan memberi kebebasan anak menentukan kapan dia harus belajar. Kegiatan belajar anak dilakukan mandiri, tidak tergantung pada orang tua. Secara alamiah akan tercipta proses belajar dengan sendirinya. Pada pra kegiatan belajar orang tua menanyakan minat anak yang bertujuan mengetahui keinginan anak hal ini dibuktikan pada hasil pengamatan lapangan. Pembelajaran dimulai dengan menanyakan kepada anak tentang apa yang ingin dipelajari, orang tua bertanya”nak mau belajar apa?” Hal tersebut juga diperkuat oleh hasil wawancara dengan pendamping. Dari hasil wawancara pendamping: “Saya menanyakan: kamu mau belajar apa? Jadi sebelum belajar selalu diadakan dialog antara saya dan anak”. Dalam kegiatan pembelajaran ini pihak orang tua mengupayakan pembelajaran dilakukan secara merdeka dan tidak ada paksaan. Apabila anak sedang tidak minat belajar, orang tua hanya bertugas mengingatkan dan tidak mengharuskan belajar. Kegiatan belajar yang dilakukan haruslah dengan rasa senang dan atas inisiatif anak. Dari hasil wawancara pendamping: “Konsep belajarnya dibuat merdeka, siswanya merdeka dan gurunya merdeka, belajar itu harus dalam kondisi senang”. Setelah ada kesepakatan antara orang tua dan anak dalam homeschooling , sebelum belajar oang tua dan anak mempersiapkan sarana yang digunakan. Sesuai dengan pengamatan hasil lapangan orang tua mempersiapkan majalah photografi, buku sastra, buku cerpen maupun buku puisi. Dari hasil wawancara kepada pendamping: “Saya hanya memberikan contoh2 karya sastra atau essay, buku- buku”. Hal senada diungkapkan, Dari hasil wawancara kepada pendamping: “Saya memberi rangsangan dengan memberi buku-buku puisi koleksi saya”. Dan hasil pengamatan menunjukan bahwa orang tua berupaya memberi stimulus kepada anak. Orang tua memberikan apresiasi apa yang ada di dalam novel. Dari hasil pengamatan dan wawancara diatas dapat diketahui bahwa orang tua memperhatikan minat anak untuk mempelajari sesuatu. Orang tua mempersiapkan segala sesuatu yang menjadi minat anak dengan menyediakan buku-buku, majalah karya sastra maupun essay. Proses pembelajaran yang dilakukan berjalan secara demokratis dan santai ,orang tua hanya sebagai pemberi rangsangan melalui media yang diberikan. Orang tua banyak memberikan informasi dari berbagai referensi, namun sepenuhnya keputusan berada ditangan anak Seperti pada hasil pengamatan lapangan berikut:proses yang dilakukan berikutnya adalah dengan orang tua duduk berhadapan bersama anak kemudian bersama anak membaca novel. Novel yang telah dibaca kemudian diapresiasi apa yang ada didalamnya, antara orang tua dan anak mengapresiasi dengan gaya bebas sesuai dengan gaya masing-masing. Kreatifitas orang tua dalam proses pembelajaran dibutuhkan untuk memancing daya ungkap anak. Salah satu metode yang digunakan dengan tanya jawab.. Berdasarkan hasil pengamatan yang menunjukan orang tua menanyakan pendapat anak tentang foto - foto seni yang ada di majalah. Setelah itu antara orang tua dan anak mendiskusikan bagaimana proses kreatif dalam membuat foto. Penerapan metode yang dilakukan orang tua kepada anak menggunakan banyak metode dan bersifat empiris. Dari hasil wawancara pendamping: “Untuk melatih bersyukur kita harus ikut merawat rumah yang kita tinggali, bagian apa yang dia plih, ini merdeka”… Salah satu metode yang digunakan metode tematikunit study, metode yang menggabungkan beberapa pelajaran dalam satu kesatuan. Dari hasil wawancara pendamping: “Pergi ke taman budaya, dalam mengapresiasi budaya, disana bisa ketemu banyak wartawan dan berdiskusi sehingga banyak pelajaran yang dia dapatkan”. Berdasarkan hasil wawancara tersebut secara tidak langsung anak telah mempelajari nilai-nilai budaya, sosial, sejarah dan photografi dalam satu kegiatan. Dari hasil pengamatan, metode lain yang digunakan adalah metode unschooling, hal ini diketahui dari penerapan metode belajar yang berdasarkan atas keinginan belajar anak secara alami. Pendekatan unschooling merupakan pendekatan yang tidak terstruktur seperti yang dilaksanakan keluarga Kak Wees diketahui dari jadwal yang fleksibel oleh karena jadwal belajar atas karena keinginan anak, anak diberikan kebebasan untuk memilih yang menjadi minatnya, kegiatan belajar dapat dilakukan dimana saja termasuk diluar rumah dan tujuan pendidikan ini adalah mencapai apa yang dicita-citakan anak. Kak Wees dan Ibu Lusi tidak berhak mengintervensi anak melainkan bertindak sebagai fasilitator yang menyediakan sumber dan membantu akses anak. Berdasarkan hasil wawancara mengungkapkan orang tua menerapkan metode yang banyak dan empiris. Penggunaan metode berbasis empiris ini memiliki prinsip yang sama dengan metode Charlotte Mason yang menerapkan pengalaman dunia nyata sebagai belajar anak. Metode charlotte juga diwujudkan dengan peran aktif orang tua mengajak anak dalam berbagai kegiatan sehari-hari. Pengalaman adalah guru belajar, atas dasar hal tersebut orang tua mengupayakan kegiatan yang bersifat langsung atau praktek. Kegiatan praktek akan membuat anak dapat langsung merekam apa yang telah dilakukanya sehingga proses belajar lebih efektif. Sebagian besar aktifitas yang dilakukan dalam hidup adalah proses belajar, maka orang tua selalu berusaha mendampingi kegiatan anak. Bermain nonton televisi, memotret dan lainnya juga termasuk bagian dari belajar. Dari hasil wawancara kepada pendamping: “Kita juga belajar menanak nasi belajar, ya pokoknya belajar secara keseluruhan, istilahnya life skill , homeducation kan lifeskill. Anak juga kita ajak jalan-jalan naik becak, andong, kereta dan sebagainya. Banyak mas yang kita lakukan”. Dalam hal belajar yang lain orang tua mengajak anak untuk berpatisipasi aktif. Orang tua memperlakukan anak sebagai subjek belajar. Pada proses diskusi dilakukan dengan bijak dan tidak diperkenankan mendikte anak. Anak diberikan kebebasan berekspresi menurut kemampuannya sendiri. Dengan dilakukannnya berbagai aktifitas belajar langsung akan memupuk kemampuan anak. Setiap anak itu unik, memiliki kemampuan masing-masing. Kak Wees sangat menghargai pendapat dan kemampuan Hamdi. Hal ini terlihat pada catatan lapangan orang tua dan anak duduk bersama untuk mendiskusikan tentang penelitian yang dilakukan oleh anak untuk pembuatan film dokumenter. Pemberian aktifitas langsung pada anak sangat banyak dan beragam berdasarkan hasil wawancara pendamping: “Ketika saya melakukan kegiatan mendongeng saya kasih tugas dia untuk motret saya atau ini ada kunjungan bagus lho kalo kamu bisa motret, paling begitu. Cara saya memberi tugas dengan memberi informasi dan dia tidak saya paksa harus memotret”. Pada pendidikan rumah menekankan pemberian aktifitas langsung daripada hal-hal yang bersifat teori. Dengan berbagai pengalaman yang didapatkan anak semakin dekat dengan dunia nyata. Penerapan aktifitas langsung bagi anak sebagai bagian dari pendidikan, didalam pendidikan harus ada pelatihan dan pembiasaan. Sebuah sikap terbentuk dari pemahaman yang kemudian dilaksanakan secara berkesinambungan. Catatan portofolio pekerjaan anak adalah salah satu persyaratan masuk bagi perguruan tinggi tertentu bagi pelaku homeschooling, tetapi hal ini tidak dilakukan oleh keluarga Kak Wees. Dari wawancara dengan pendamping: ”Tidak. Nggak harus, mengapa harus saya catat, wong tulisan yang dia setorkan itu menunjukkan kemajuan pola pikir dia. Kita melihat kemajuan dia dalam diskusi yang dilakukan”. Berdasarkan hasil wawancara dengan pendamping, catatan portofolio tidak dibuat oleh orang tua. Suatu kemajuan dari proses pendidikan yang telah dilakukan dilihat dari hasil karya anak yaitu hasil tulisan anak. Orang tua melihat pencapaian belajar dari kemajuan pola pikir anak, seberapa jauh pemahaman akan sesuatu berdasarkan atas diskusi yang dilakukan. Pencapaian sementara yang diraih anak diketahui atas kematangan berpikir dan bersikap yang menunjukan adanya perubahan menuju kedewasaaan. Perubahan anak didik menuju dewasa sebagai hakikat tujuan pendidikan.

c. Tahap evaluasi