Cara Pengolahan Efek Samping Menyirih pada Rongga Mulut

menyebabkan ketagihan. 1,3 Selain itu, tembakau dapat meningkatkan salivasi penyirih dan mengurangkan kelaparan. 1 Gambar 5. Tembakau. 21

2.1.3 Cara Pengolahan

Menyirih mempunyai berbagai cara tergantung dari kebiasaan yang sering dilakukan, meskipun begitu sebagian besar komposisi menyirih terdiri dari daun sirih, biji buah pinang, dan kapur. 1,2,11 Selain itu, daun sirih juga dapat ditambahkan tembakau, cengkeh, kayu manis, dan rempah. 1,2,24 Cara pengolahan dalam menyirih juga berbeda di beberapa negara dan tempat. 2,4,12 Di Indonesia, menyirih menggunakan daun sirih, kapur dan pinang kemudian, tembakau dimakan dengan tujuan untuk membersihkan gigi geligi dan gingiva. 2,3 Sementara di India, menyirih dilakukan dengan biji buah pinang dihancurkan, kapur dan rempah lalu dibungkus dengan daun sirih. 2,4 Di bagian utara Thailand, kulit kayu merupakan bahan tambahan yang dicampurkan dalam daun sirih. Di Malaysia, majoritas komunitas India menambahkan tembakau dalam daun sirih. 2

2.1.4 Efek Samping Menyirih pada Rongga Mulut

Banyak literatur yang menjelaskan tentang efek samping kebiasaan menyirih pada mukosa mulut seperti mukosa penyirih betel chewer’s mucous, submukus fibrosis, praleukoplakia, leukoplakia, liken planus oral, dan kanker rongga mulut. 2,5,25 Lesi akibat menyirih pada mukosa mulut sesuai dengan tempat sirih diletakkan dalam mulut. Lesi ini dapat ditandai oleh perubahan warna, mukosa yang keriput, penebalan mukosa, epitel permukaan dapat dikerok atau tidak, dan ulkusasi. 25 1. Mukosa penyirih betel chewer’s mucose Mukosa penyirih adalah suatu kondisi di mana mukosa mulut mengalami deskuamasi yang disebabkan oleh bahan-bahan menyirih atau efek traumatik pada saat menyirih atau kedua-duanya. 16,25 Lesi terlihat terlokalisir pada tempat sirih diletakkan dan memiliki satu atau lebih karakteristik seperti, perubahan warna mukosa menjadi kuningcoklat kemerahan, mukosa yang kasar, penebalan pada pinggir rongga mulut akibat menyuntil bahan sirih dan permukaan epitel yang yang berwarna putih keabuan yang tidak dapat dikerok. Secara histogis terlihat epitel mengalami parakeratinisasi. 16 2. Submukus Fibrosis Submukus fibrosis adalah suatu kondisi kronis yang ditandai oleh kekakuan mukosa intensitas bervariasi karena transformasi fibroelastik dari juxta lapisan epithelial. 10 Submukus fibrosis SMF merupakan lesi prakanker yang dapat terjadi pada mukosa mulut hingga faring, akibat pinang yang digunakan untuk menyirih. Submukus fibrosis disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu terutama akibat kebiasaan menyirih, penggunaan tembakau, dan defisiensi vitamin. Lesi submukus fibrosis biasanya mengenai mukosa bukal, mukosa labial, area retromolar, palatum lunak, faring serta esophagus. 2,16,26 Submukus fibrosis dapat didiagnosis secara klinis ditemukan adanya penebalan yang berwarna abu-abu pada mukosa oral dan akan membatasi pergerakan mulut ataupun lidah. 16 Mukosa bukal akan terlihat atrofi dengan adanya perubahan warna mukosa akibat menyirih. Bagian palatum akan terlihat pucat dan uvula berkerut. 16,26 Lesi awal terlihat mukosa yang berwarna kepucatan, kemudian akan terbentuk fibrosis yang akan menyebabkan mukosa menebal dan keras. 16,25,26 Keadaan ini, akan menyebabkan kesulitan dalam membuka mulut dan makan, kesulitan menelan dan bicara, rasa terbakar, disfagia, dan kurang pendengaran. 16,25,26 3. Praleukoplakia dan leukoplakia Insiden praleukoplakia dan leukoplakia meningkat sehubungan dengan kebiasaan menyirih. 16 Praleukoplakia merupakan reaksi derajat rendah atau sangat ringan dari mukosa yang terlihat sebagai lesi berwarna abu-abu atau putih keabu- abuan, dengan pola sedikit lobular. 9,25 Lesi ini dapat menjadi lebih tebal dan berwarna putih. 9,16 Leukoplakia adalah plak atau bercak putih pada mukosa mulut yang tidak dapat dihapus, dan tidak dapat diklasifikasikan sebagai penyakit lain. 16,25 Leukoplakia adalah reaksi protektif terhadap iritasi kronis. Tembakau, alkohol, sifilis, difisiensi vitamin, ketidakseimbangan hormon, galvanisme, gesekan kronis dan kandidiasis termasuk dalam penyebab leukoplakia. 27 Daerah yang sering terserang leukoplakia adalah lateral dan ventral lidah, dasar mulut, mukosa alveolar, mukosa labial, trigonum retromolar, palatum lunak dan gingiva cekat mandibula. 9,16,27 Sebagian besar leukoplakia 80 tidak berbahaya tetapi dapat merupakan displasia yang dapat menyebabkan kanker. 16,27 Untuk menentukan diagnosis yang tepat, perlu dilakukan pemeriksaan yang teliti, baik secara klinis maupun histopatogis. 16 4. Liken Planus Oral Liken planus sering terlihat pada orang yang sering menyirih. Liken planus Oral sering tumbuh pada bagian sirih diletakkan. 6 Lesi ini dapat berkurang pada penyirih apabila frekuensi menyirih dikurangi atau tempat sirih diletakkan berubah. 9,16,25 Lesi dari liken planus pada awalnya terdiri atas papula-papula kecil, merah dengan tengahnya berlekuk pada bagian mukosa mulut. Papula sedikit demi sedikit berubah menjadi warna ungu dan likenifikasi permukaan terdiri atas striae putih kecil. 25,28 Lesi dari liken planus dapat mempunyai satu dari empat gambaran yaitu atrofik, erosif, retikuler, atau plak. 16,25,28 Tipe atrofik merupakan akibat dari atrofi epitel dan terutama muncul sebagai bercak merah pada mukosa. 25 Tipe erosif sering terjadi pada mukosa bukal. Lesi ini pada awalnya kelihatan seperti vesikel. Tipe retikuler memiliki beberapa garis putih halus dan papula kecil pada bagian bukal mukosa. Tipe plak terlihat sebagai plak atau bercak yang memiliki permukaan halus ke permukaan sedikit tidak teratur, dan asimetris. 25,28 5. Kanker Rongga Mulut Kanker rongga mulut adalah neoplasma ganas yang berasal dari mukosa yang melapisi rongga mulut. 2,29 Lokasi yang sering terjadi kanker rongga mulut adalah mukosa labial, lidah, tonsil, gingiva, palatum keras, palatum lunak dasar mulut dan mukosa bukal. 4,29 Kebiasaan menyirih sebagai penyebab kanker rongga mulut telah dikenal beberapa dekade. Guha 2006 menemukan hubungan yang bermakna antara kanker rongga mulut dan menyirih. Hal ini disebabkan karena saat menyirih sering digunakan daun sirih mentah yang mengandung kiria-kira 1 safrole, dimana bahan ini diduga bersifat karsinogenik pada manusia. 4 Penambahan tembakau pada sirih atau penggunaan tembakau setelah menyirih akan menambah efek karsinogenik. 4,10 2.2 Kanker Rongga Mulut 2.2.1 Definisi