BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Menyirih merupakan kebiasaan yang sudah tidak asing dan semakin meluas di kalangan masyarakat. Menyirih merupakan suatu proses meramu campuran dari
bahan-bahan seperti daun sirih, pinang, gambir, kapur, dan tembakau. Campuran dari bahan-bahan ini dibungkus dalam daun sirih, kemudian dikunyah beberapa menit
sehingga berkontak dengan mukosa mulut.
1,2
Kebiasaan menyirih biasanya dilakukan 3 kali sehari yaitu pada waktu pagi, setelah makan siang dan pada waktu malam.
3
Kebiasaan menyirih telah dilaporkan diberbagai Negara seperti Pakistan, Sri Lanka, Bangladesh, Thailand, Cambodia, Malaysia, Indonesia, China, Papua New
Guinea, dan beberapa pulau di Pasifik.
1-4
Pada penelitian yang dilakukan di India pada akhir tahun 1970 dan awal tahun 1980, didapati lebih dari 30 pria dan wanita
berusia 15 tahun atau lebih mempunyai kebiasaan menyirih.
2
Pada sebuah survei nasional di Malaysia tentang lesi mukosa oral yang dilakukan pada 11,697 dewasa di
empat belas propinsi, ditemukan 8,2 subjek mempunyai kebiasaan menyirih. Kebiasaan ini sering dijumpa pada perempuan etnis India dan masyarakat adat Sabah
dan Sarawak.
5
Di India, daun sirih dianggap sangat bergizi dan mengandung sejumlah besar vitamin dan mineral.
4
Enam lembar daun sirih dengan sedikit kapur dikatakan sebanding dengan sekitar 300 ml susu sapi terutama untuk jumlah vitamin dan
mineral. Selain itu, menyrih juga merupakan penyegar mulut yang baik dan dapat
meningkatkan stamina. Menyirih secara rutin digunakan pada acara sosial, kultural dan agama seperti saat pernikahan.
4,6
Selain berguna sebagai bahan penambah nutrisi, stimulasi dan penyegar, menyirih yang berlebihan terbukti berbahaya untuk rongga
mulut. Efek yang berbahaya ini disebabkan karena penambahan bahan pada daun sirih, terutama tembakau. Di Malaysia, frekuensi menyirih yang ditambahkan
tembakau sangat tinggi digunakan antara beberapa kelompok penduduk.
2
Efek berbahaya yang disebabkan oleh menyirih yang ditambahkan tembakau antara lain,
karies gigi, sepsis, palpitasi, neurosis dan kanker rongga mulut.
4
Kanker rongga mulut merupakan kanker keenam yang paling umum di dunia.
7
Kanker rongga mulut mempunyai penyebab multifaktorial seperti tembakau, alkohol, sinar matahari, iritasi kronis, kurangnya konsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan,
Human Papiloma Virus HPV dan kebiasaan menyirih.
8,9
Menurut penelitian Chiba 2001, terdapat hubungan yang signifikan antara kebiasaan menyirih dengan kanker
rongga mulut, kanker orofaringeal, dan kanker saluran pencernaan bagian atas.
10
Kanker rongga mulut umum terjadi pada masyarakat yang mempunyai kebiasaan menyirih.
9
Menurut penelitian Auluck, kanker rongga mulut di antara orang Asia Selatan di banyak negara seperti Eropa dan Amerika Serikat lebih tinggi
daripada populasi umum. Hal ini disebabkan oleh kebiasaan menyirih yang terus berlanjut di kalangan orang Asia Selatan setelah migrasi.
11
Pada tahun 2006, National Cancer Registry NCR Malaysia melaporkan bahwa kanker rongga mulut menempati peringkat keempat yang paling umum pada
kalangan perempuan India.
8
Hasil penelitian dari Malaysian Oral Cancer Database and Tissue Bank System MOCDTBS, menunjukkan bahwa di antara 156 pasien
kanker mulut, faktor risiko yang paling umum dijumpai adalah menyirih dengan presentase 59,9.
7
Berdasarkan hal di atas, maka perlu dilakukan penelitian tentang hubungan kebiasaan menyirih dengan terjadinya kanker rongga mulut di lingkungan Klang,
Selangor, Malaysia ditinjau dari lama menyirih, frekuensi menyirih per hari dan komposisi menyirih. Hal ini karena didapati belum ada penelitian yang dilakukan
pada kalangan komunitas India di lingkungan Klang, Selangor, Malaysia.
1.2 Rumusan Masalah