antara kebiasaan menyirih dengan kanker rongga mulut adalah lama, frekuensi menyirih dan komposisi menyirih.
11
2.3.1 Komposisi Menyirih
Komposisi yang digunakan untuk menyirih dikatakan dapat memicu terjadi kanker, terutama kanker rongga mulut.
5,9,10
Bahan menyirih adalah daun sirih, pinang, gambir, tembakau dan kapur.
1,2,12
Daun sirih mengandung safrol yang merupakan bahan karsinogenik, walaupun safrol dengan cepat dimetabolisme dalam tubuh
manusia menjadi dihydroxychavicol dan eugenol, yang diekskresikan bersama dengan urin.
3,4
Selain itu, batang sirih mengandung bahan karsinogen.
4
Pinang mengandung tannin dan arecoline, yaitu kandungan utama alkaloid yang diketahui bersifat karsinogenik.
18,19
Salah satu kandungan dari pinang yaitu arecoline bersifat sitotoksik dan genotoksik yang dapat menghambat pertumbuhan sel
fibroblas mukosa, kerusakan gen, dan merusakkan pembentukan kromosom.
17,18
Arecoline dikatakan lebih sitotoksik banding catechin. Catechin yang terdapat pada gambir juga diketahui bersifat karsinogenik.
24
Gambir mengandung 7-33 catechin yang menyebabkan kanker rongga mulut.
24,25
Selain itu, kapur yang digunakan untuk menyirih dapat meningkatkan pH menjadi 10, sehingga terbentuk
oksigen reaktif radikal bebas. Oksigen yang dihasilkan akibat penggunaan kapur tadi, akan merangsang pertumbuhan sel yang bersifat karsinogenik.
4
Penggunaan tembakau dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker karena tembakau mengandung karsinogen. Risiko kanker rongga mulut mulut dan lesi
premalignan meningkat dengan jumlah tembakau yang dikonsumsi dan durasi penggunaan tembakau.
2,8
Menurut penelitian yang dilakukan oleh International
Agency on Cancer IARC, terbukti bahwa menyirih dengan menambahkan tembakau dapat meningkatkan resiko terjadi kanker rongga mulut.
7
2.3.2 Frekuensi Menyirih
Penyirih tidak mengenal waktu, kegiatan tersebut dapat dilakukan pagi, siang, sore bahkan malam hari.
6
Konsumsi sirih dengan frekuensi yang tinggi dapat menyebabkan kanker rongga mulut karena sirih mengandung karsinogenik.
11
2.3.3 Lama Menyirih
Resiko terjadinya kanker rongga mulut dapat dikaitkan dengan lama kebiasaan menyirih dilakukan.
25
Menurut penelitian Gupta, kebanyakan kebiasaan menyirih dimulai dari umur 15 tahun, maka risiko terjadinya kanker rongga mulut
akibat menyirih pada individu berusia 40 tahun adalah tinggi.
2
Hal ini karena semakin lama kebiasaan menyirih ini dilakukan semakin tinggi risiko mendapat kanker rongga
mulut karena komposisi menyirih mempunyai bahan yang mengandungi karsinogenik.
4
2.4 KERANGKA TEORI