26 siswa setelah dilakukan pembelajaran matematika dengan metode discovery
learning. Peningkatan motivasi belajar ini dapat dilihat dari: a hasil pengukuran motivasi belajar siswa dengan angket, yaitu rata-rata persentase
motivasi belajar siswa pada pra tindakan sebesar 61,76 dengan kategori sedang, dan pada akhir tindakan sebesar 71,08 dengan kategori tinggi, b
hasil observasi motivasi belajar siswa mengalami peningkatan dari 41,26 dengan kategori sedang pada siklus I menjadi 56,03 dengan kategori tinggi
pada siklus II. Berdasarkan wawancara, disimpulkan bahwa motivasi belajar siswa meningkat setelah pembelajaran dengan metode Discovery Learning.
C. Kerangka Berpikir
Proses pembelajaran dalam pendidikan memegang peranan yang sangat penting untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, ketrampian, dan sikap aktif
siswa. Untuk mewujudkan proses pembelajaran yang berhasil perlu adanya peran aktif seluruh komponen pendidikan. Guru harus dapat merancang strategi
belajar mengajar untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Dalam menyiapkan strategi pembelajaran tersebut perlu adanya evaluasi dari
pembelajaran yang telah dilakukan sebelumnya. Evaluasi inilah yang nantinya akan dijadikan sebagai umpan balik untuk menyempurnakan proses
pembelajaran selanjutnya. Pembelajaran konvensional yang berpusat pada guru teacher centered
learning dapat membuat siswa pasif. Hal ini memungkinkan siswa untuk berperilaku malas dan menganggap materi pembelajaran tergantung dari apa
yang disampaikan guru. Melihat kenyataan yang ada bahwa pembelajaran dengan guru sebagai pusat pembelajaran banyak memberikan dampak negatif
kepada siswa antara lain kurangnya interaksi antara siswa dengan guru saat
27 pembelajaran, siswa mudah bosan saat mengikuti pembelajaran, mengantuk
saat pembelajaran, dan lain lain. Kepasifan yang ditunjukkan oleh perilaku siswa dalam pembelajaran sebagai dampak negatif pembelajaran konvensional
mengarah pada kurangnya kemandirian belajar dan kemampuan pemecahan masalah siswa.
Penerapan metode Discovery Learning ini merupakan usaha untuk memperbaiki proses pembelajaran yang mengakibatkan kurangnya kemandirian
belajar dan kemampuan pemecahan masalah siswa. Lain halnya dengan pembelajaran
konvensional, Discovery
Learning merupakan
metode pembelajaran yang lebih memberdayakan siswa. Hampir semua tahapan-
tahapan pembelajaran yang ada dalam metode Discovery Learning memusatkan perhatian kepada siswa, bukan pada guru. Siswa harus dapat menemukan
konsep-konsep materi pembelajaran yang pada pembelajaran konvensional langsung diceramahkan oleh guru. Dalam proses penemuan tersebut guru
bertindak sebagai pembimbing, pengarah, dan fasilitator pembelajaran agar siswa dapat dikondisikan dan diarahkan sesuai dengan tujuan pembelajaran
yang ingin dicapai. Metode Discovery Learning dalam penelitian ini diterapkan pada mata
pelajaran Dasar dan Pengukuran Listrik pada sub mata pelajaran pengukuran listrik. Dari kelebihan yang lebih memusatkan siswa dan lebih memberdayakan
siswa dalam proses pembelajaran, penerapan metode Discovery Learning diharapkan dapat meningkatkan kemandirian belajar dan kemampuan
pemecahan masalah siswa.
28 Untuk mempermudah pemikiran tersebut digunakan skema kerangka
berpikir sebagai berikut :
Gambar 1. Kerangka Berpikir
D. Pertanyaan Penelitian