Kesehatan tahun 1997 menunjukkan, prevalensi obesitas pada orang dewasa ≥18
tahun adalah 2,5 pria dan 5,9 wanita. Prevalensi obesitas tertinggi terjadi pada kelompok wanita berumur 41-55 tahun 9,2.
13
Dari survei Indeks Masa Tubuh IMT pada kelompok usia ≥ 60 tahun di kota
besar di Indonesia tahun 2004, 15,6 pria dan 26,1 wanita mengalami obesitas.
16
Sedangkan menurut penelitian pada usia lanjut kelompok binaan Puskesmas di Kecamatan Kota Arga Makmur Kabupaten Bengkulu Utara 2005, 19 orang 30,6
lansia mengalami obesitas dari 62 responden.
17
Menurut penelitian Juwita 2007, pada lansia di Posyandu Lansia Wilayah Kerja Puskesmas Amplas Medan, 25 orang
20,7 lansia mengalami obesitas dari 121 responden.
18
Saat ini, 1,6 miliar orang dewasa di seluruh dunia mengalami berat badan berlebih overweight, dan 400 juta diantaranya mengalami obesitas. Pada tahun
2015, diperkirakan 2,3 miliar orang dewasa akan mengalami overweight dan 700 juta di antaranya obesitas. Di Indonesia, menurut data Riset Kesehatan Dasar Riskesdas
tahun 2007, prevalensi nasional obesitas pada penduduk berusia ≥ 15 tahun adalah
laki-laki 13,9 dan perempuan 23,8.
15
b. Menurut Tempat Place
WHO 2004 menyatakan bahwa obesitas telah menjadi masalah dunia. Panama tercatat sebagai negara dengan prevalensi obesitas tertinggi di dunia, yakni
37. Setelah itu Peru 32 dan Amerika Serikat 31.
6
Di daerah perkotaan Cina, prevalensi overweight adalah 12,0 pada laki-laki dan 14,4 pada perempuan,
Universitas Sumatera Utara
sedang di daerah pedesaan prevalensi overweight pada laki-laki dan perempuan masing-masing adalah 5,3 dan 9,8.
30
Menurut penelitian Sjarif, dkk 2002 melakukan penelitian di 10 kota-kota besar yaitu Medan, Padang, Palembang, Jakarta, Semarang, Solo, Yogyakarta,
Surabaya, Denpasar, dan Manado dengan subyek siswa sekolah dasar. Hasilnya memperlihatkan prevalensi obesitas pada anak sebesar 17,7 di Medan, Padang
7,1, Palembang 13,2, Jakarta 25,0, Semarang 24,3, Solo 2,1, Yogyakarta 4,0, Surabaya 11,4, Denpasar 11,7, dan Manado 5,3.
23
Prevalensi nasional obesitas pada penduduk dewasa berusia ≥ 15 tahun di 10
provinsi di Indonesia tahun 2007 adalah Sulawesi Utara 33,3, Jakarta 26,9, Gorontalo 26,3, Maluku Utara 24,4, Kalimantan Timur 23,5, Papua Barat
23,0, Kepulauan Riau 22,8, Papua 22,4, Bangka Belitung 22,2, dan Sumatera Utara 20,9.
31
c. Menurut Waktu Time
National Health Survey 2004-2005, pada penduduk Australia menunjukkan data hasil prevalensi overweight meningkat dari 29,5 menjadi 32,6 dan obesitas
dari 11,1 menjadi 16,4 pada kelompok umur 55-64 tahun.
9
WHO menyatakan bahwa obesitas telah menjadi masalah dunia. Data yang dikumpulkan dari seluruh
dunia memperlihatkan bahwa terjadi peningkatan prevalensi overweight dan obesitas pada 10-15 tahun terakhir, saat ini diperkirakan sebanyak lebih dari 100 juta
penduduk dunia menderita obesitas.
6
Universitas Sumatera Utara
Jumlah penderita obesitas di Indonesia terus bertambah dari tahun ke tahun. Berdasarkan data SUSENAS tahun 1989, prevalensi obesitas di Indonesia adalah 1,1
dan 0,7, masing-masing untuk kota dan desa. Angka tersebut meningkat hampir lima kali menjadi 5,3 dan 4,3 pada tahun 1999. SUSENAS 2004 prevalensi
obesitas mencapai 11,0.
32
Di Indonesia, penelitian yang dilakukan oleh Himpunan Studi Obesitas Indonesia HISOBI tahun 2004 mendapatkan angka prevalensi
obesitas IMT ≥30 kgm
2
9,16 pada pria dan 11,02 pada wanita.
33
2.5.2 Determinan Obesitas a.
Pola Makan
Pola makan adalah berbagai informasi yang memberikan gambaran mengenai jumlah dan jenis bahan makanan yang dimakan setiap harinya telah banyak berubah.
Perubahan ini meliputi dengan banyaknya jenis makanan, makanan dapat dibeli kapan saja, metode pengawetan semakin canggih makanan dapat selalu tersedia,
dan banyak produk makanan hanya memerlukan sedikit proses pemasakan, sehingga dapat segera dimakan.
25
Hal yang perlu diyakini bahwa obesitas hanya mungkin terjadi, jika terdapat kelebihan makanan dalam tubuh terutama bahan makanan
sumber energi. Dengan kata lain, jumlah makanan yang dimakan setiap hari jauh melebihi kebutuhan faal tubuh.
34
Tampaknya memang ada kebiasaan makan yang berbeda pada orang yang mengalami obesitas. Obesitas sering dijumpai pada orang yang senang masak atau
bekerja di dapur. Di samping itu, juga dijumpai pada orang yang memiliki gejala suka makan pada waktu malam. Pola makan yang tinggi kalori dan lemak akan
Universitas Sumatera Utara
menyebabkan penimbunan energi dalam bentuk lemak. Hal ini diperberat dengan kurangnya aktifitas fisik.
29
b. Aktifitas Fisik
Obesitas banyak dijumpai pada orang yang kurang melakukan aktifitas fisik dan kebanyakan duduk. Saat sekarang ini, dengan meningkatnya mekanisasi dan
kemudahan transportasi, orang cenderung kurang gerak atau menggunakan sedikit tenaga untuk aktifitas. Dengan demikian, kurangnya pemanfaatan tenaga akan
menyebabkan simpanan tenagaenergi di dalam tubuh yang lambat laun akan semakin bertumpuk sehingga menyebabkan obesitas. Jadi memperbanyak aktifitas fisik sangat
dianjurkan.
29
Kemajuan teknologi menyebabkan berkuranganya kebutuhan untuk menggunakan tenaga otot manusia dalam melaksanakan tugas manual yang
memerlukan banyak energi. Dari segi transportasi, semakin banyak orang menggunakan kendaraan, ketimbang berjalan kaki atau bersepeda walaupun pada
jarak yang tidak jauh.
25
Dengan kemajuan teknologi, dimana tenaga manusia telah banyak digantikan oleh mesin, sehingga manusia menjadi semakin dimanjakan. Oleh
karena itu, manusia menjadi kurang melakukan aktifitas fisiknya sehingga obesitas menjadi lebih merupakan masalah kesehatan masyarakat.
35
c. Faktor Psikologis