saya karena pengaruh kawannya sama gak ada tanggapan dari orang dewa biar jera gitu yang salah tapi ini gak ada”.
Dari hasil wawancara di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa merurut pendapat masyarakat di Desa Patumbak 1 yang menyebabkan terjadinya
kehamilan sebelum menikah pada para remaja putri adalah akibat faktor pergaulan atau dalam ilmu sosial dikategorikan sebagai teman bermain. Pada hal ini orang
tua sangat dibutuhkan dalam hal pengawasan yaitu dengan siapa anak bermain, karena jika kontrol orang tua kurang maka anak bisa terjerumus kepergaulan
bebas yang menyebabkan kehamilan di luar nikah. Kemudian ditemukan pula data bahwa pesan-pesan yang ditunjukkan oleh media masa elektronik menimbulkan
sikap antisosial dimana adanya penayangan adegan yang menjurus kearah pornografi yang berpengaruh pada perilaku remaja terhadap pelanggaran nilai dan
norma di masyarakat. Selain itu ditemukan pula kurangnya penanaman nilai agama di dalam diri remaja oleh orang tua sehingga remaja tidak takut akan dosa
jika melakukan kesalahan terutama berzina, serta sikap permisif pemerintah desa terhadap permasalahan yang ada di desa tersebut atau kurang sigap dan tanggap
atas masalah sosial dalam masyarakat yang merupakan salah satu penyebab timbulnya sikap anti sosial.
4.3.3. Pandangan Masyarakat dalam Mencegah terjadinya Kehamilan Di Luar Nikah pada Remaja
Saat ini, perilaku seks bebas sudah banyak terjadi di masyarakat. Usia tidak lagi menjamin seseorang untuk tidak melakukan hal tersebut. Mulai dari
Universitas Sumatera Utara
remaja, dewasa, hingga tua kasus ini sering terdengan ditelinga kita masing- masing. Perilaku seks bebas saat ini mulai dapat di terima oleh sekelompok orang.
Oleh karena itu, diperlukan adanya solusi untuk hal ini agar perilaku seks bebas ini tidak semakin marak terjadi. Selain itu agar masyarakat menolak adanya
budaya asing yang tidak sesuai dengan nilai dan norma yang ada di Negara kita khususnya budaya baru yang dapat merusak generasi muda di Indonesia. Namu,
yang disayangkan adalah sampai saat ini belum ada sanksi dan hukuman bagi setiap orang yang melakukan seks di luar nikah atau pun kehamilan yang terjadi
bagi mereka yang belum menikah. Hal ini mengakibatkan budaya ini masuk dan dengan mudahnya dilakukan oleh masyarakat. Oleh karena itu perlu ada sikap
tegas oleh pemerintah terhadap masalah ini. Berikut adalah pandangan masyarakat terhadap solusi dan sanksi yang harus diberikan kepada pelaku seksual agar dapat
mencegah terjadinya hubungan di luar nikah.
“Kalau menurut sanksi agama yang pasti sanksi pertamanya itu adalah berdosa, yang ke dua sanksi sosial dari masyarakat yang mana nantinya
akan membuat malu nama baik keluarga. Sanksi langsung bagi mereka yang berbuat zina pasti akan merasa malu apabila bertemu guru dan
teman- temannya. Dan bagi keluarga yang berbuat hal tersebut akan malu juga namun ketika hendak bermasyarakat karena dianggap telah gagal
mendidik anak- anaknya. Namun, lama kelamaan hal ini sudah dianggap biasa oleh mayarakat sehingga menjadi penyakit baru di masyarakat yang
betul- betul harus diperhatikan untuk kita cari solusinya agar remaja- remaja yang berikutnya tidak melakukan hal yang sama. Kalau menurut
agama Islam hukumannya sudah pasti hukuman cambuk ya. Tapi hukuman itu berlaku pada masa itu, jika pada masa sekarang
diberlakukan sanksi itu sudah pasti akan berhasil. Namun, hal itu tidak mungkin dilakukan karena ada peraturan-peraturan lainnya yang bersifat
kemanusiaan seperti hukum tentang HAM. Dan untuk solusinya juga masih ada cara lainnya yang mungkin dapat memberikan efek jera
terhadap pelaku, misalnya seperti diarak keliling kampung sehingga baik bagi pelaku atau pun seluruh masyarakat takut untuk berbuat zina
khususnya bagi para remaja”. Wawancara dengan informan TA, 29 Tahun
Universitas Sumatera Utara
Informan LY 28 Tahun juga memiliki pendapat yang sama dalam mencegah terjadinya perilaku seks bebas yang menyebabkan kehamilan pada
pelakunya.
“Yang saya ketahui sampai saat ini ya belum ada cara untuk mencegah masalah ini, karena masalah ini pun menurut saya masih baru-baru aja ya
banyak yang terungkap. Mungkin dulu-dulu udah ada dan banyak juga mungkin terjadi, tapi karena dulu masih tabu di dengar jadi hal semacam
ini ditutup-tutupi dari masyarakat sekitar. Tapi sekarang udah banyak terungkap makanya perlu lah ada solusi untuk hal ini ya. Menurut saya
yang harus dilakukan pertama kali adalah bimbingan tentang seksualitas dari keluarga khususnya orang tua. Kan bias diberitahukan kalo sudah
balig jangan terlalu dekat sama laki-laki karena kalo udah balig perempuan itu bias hamil. Kemudian bimbingan agamanya di perkuat
dengan mengaji. Kemudian masyarakat setempat pun kalo ada hal seperti ini harus menegur keluarga si anak yang sudah hamil ini, kalo keluarga
tersebut marah atau tidak senang hati baru laporkan ke kaplingnya supaya ada tindakan lanjutnya. Jika dengan menegur pun tidak
berpengaruh pada masalah ini, baru di berikan hukuman langsung, gak usah hukuman fisik kaya hukum cambuk atau denda sekian rupiah, cukup
diarak-arak dan diajak keliling satu kampung aja. Karena menurut saya efek jeranya lebih kuat kalo dibuat kaya gitu. Eefek jera bagi mereka yang
melakukan hal tersebut, dan untuk masyarakat khususnya para remaja pun takut untuk melakukan hal tersebut karena ada sanksi yang diberikan
bagi setiap warga yang melakukan hal memalukan itu”.
Jika hukuman adalah solusi yang tepat menurut informan sebelumnya, bagi informan berikut pendekatan diri terhadap agama dan bimbingan dari
keluarga lah yang sangat berpengaruh dengan tidak atau terjadinya kehamilan di luar nikah pada para remaja. Seperti pandangan yang diutarakan oleh informan TS
37 Tahun:
“Kalau untuk saat ini memang belum ada tindakan yang diakukan untuk menyelesaikan dan mencegah agar masalah ini tidak terjadi lagi, tapi
menurut saya tidak perlu dari orang lain, dari diri sendiri dahulu yang
Universitas Sumatera Utara
diutamakan, terutama dari keluarga dahulu yang seharusnya menanamkan ilmu dan nilai agama yang kuat kepada anak-anaknya agar
tidak terjadi kehamilan sebelum menikah”.
Tidak hanya informan TS 37 Tahun yang beranggapan demikian, informan DP 56 Tahun pun berpendapat hal yang demikian dalam mengatasi
masalah hamil di luar nikah pada para remaja. Berikut ini adalah penuturan darinya:
“Seharusnya masyarakat, khususnya orang tua lebih memperhatikan anak-anaknya karena apa pun yang terjadi pada anak-anak mereka
adalah hasil didikan orang tua mereka pula. Ajaran tentang agamanya di perkuat. Disini kan udah ada fasilitas untuk sekolah islam itu sore-sore.
Kalau orang tua gak sempat atau pun takut salah ngajarin tentang agama kan bias di sekolahkan di situ. Jadi mulai lah dari orang tua dulu yang
bombing anak-anaknya supaya takut kalo berbuat salah. Semua itu kan karena kebiasaan di rumahnya cemana. Kalo di rumahnya orang tua
selalu ngajarkan hal yang baik pasti ketika anak itu di hadapkan sama sesuatu yang negatife pasti dia akan mikir panjang
untuk ngelakuinnya”.
Berbeda dengan informan-informan sebelumnya, informan Tulip 46 Tahun memiliki pendapat tersendiri. Ia mengungkapkan bahwa pemerintah lah
yang harus turun tangan dalam menyelesaikan masalah kehamilan yang terjadi pada remaja sebelum adanya pernikahan. Berikut ini adalah pendapat yang
diungkapkan sebagai solusi dari masalah kehamilan di luar nikah pada para remaja.
“Sebenarnya masalah ini seharusnya ditangani secepat mungkin karena orang-orang saat ini meremehkan aib ini karena udah banyak terjadi, tapi
gak ada solusinya. Jadi remaja-remaja di sini pun gak takut kalo berbuat kaya gitu. Menurut saya biar kejadian kaya gini gak boleh terjadi terus-
terusan harus ada lah pemerintah desa yang bergerak duluan. Misalnya
Universitas Sumatera Utara
ntah diadakan bimbingan untuk para remaja supaya anak-anak ini tau lah apa bahayanya kalo hamil dimasa muda. Karena jadi orang tua itu gak
mudah ya, banyak yang harus dipikirkan. Iya kalo dapat suami yang bagus, kalo dapet suami yang bandel gimana? Apa gak semua-semua jadi
istri yang mikirin. Jadi menurut saya harus pemerintah desa lah dulu yang harus aktif nangani anak-
anak remaja disini”.
Dari hasil penuturan oleh para informan diatas, maka ada beberapa pandangan mengenai solusi untuk mencegah terjadinya kehamilan di luar nikah
pada para remaja, yaitu yang pertama adalah memberikan sanksi batin berupa hukuman mengelilingi kampung mengarak si pelaku ke tiap-tiap dusun. Dalam
ilmu sosial sanksi tersebut dapat digolongkan kedalam sanksi psikologis dimana pelaku kejahatan tersebut mendapatkan hukuman berupa sanksi beban kejiwaan.
Hal ini dapat dilakukan agar setiap pelakunya merasa malu dan memberitahukan kepada masyarakat lainnya khususnya remaja jika mereka melakukan hubungan
diluar nikah dan hamil akan diberikan hukuman yang serupa. Sehingga dengan pemberlakuan sanksi tersebut di masyarakat memungkinkan dapat mencegah
perbuatan yang melanggar norma sosial yang berlaku khususnya dalam penelitian ini pada remaja di Desa Patumbak 1. Solusi yang kedua adalah bimbingan dari
orang tua tentang pengetahuan tentang seks, sehingga para remaja tidak salah mengartikan apa yang dimaksud dengan seksualitas dan yang berhubungan
dengan hal tersebut, serta memberikan bimbingan mengenai agama kepada anak sejak dini sehingga ia mendekatkan diri pada agamanya dan mengetahui mana
yang di larang dan mana yang harus dilakukan seorang manusia sebagai makhluk Tuhan. Dimana dalam hal ini peran orang tua sangat di perlukan bagi kepribadian
seorang anak, karena jelas bahwa orang tua berpengaruh pada control pada anak.
Universitas Sumatera Utara
Kontrol sosial dapat efektif di dalam keluarga apabila sang anak mendapatkan pengajaran yang baik, misalnya orang tua akan memberikan hukuman ketika
anaknya melakukan kesalahan. Namun, ketika orang tua kurang peduli terhadap kesalahan yang dilakukan seorang anak, maka anak tersebut akan tumbuh menjadi
individu yang kurang baik pula. Kemudia solusi yang ketiga yaitu berupa tindakan-tindakan tegas yang diambil oleh pemerintah desa dan harus dijalankan
serta dipatuhi seluruh masyarakat untuk mencegah masalah kehamilan di luar nikah pada remaja khususnya, selaku pemimpin di desa terkait. Pemberian sanksi
bagi pelaku tindak kejahatan merupakan solusi terpat dengan tidak memandang status yang ada di masyarakat. Karena dengan adanya sanksi tegas yang ketat
serta tegas, maka masyarakat pun takut untuk melanggarnya sehingga segala jenis kejahatan yang ada di Desa Patumbak 1 dapat tercegah dan terselesaikan.
4.3.4. Peran Keluarga dalam Mencegah Perilaku Seks Bebas pada Remaja