Penggunaan Alat Kontrasepsi dalam Melakukan Hubungan Seksual

Kejadian semacam ini lah yang terjadi pada informan Seroja 18 Tahun yang menuturkan hal berikut ini: “Di Hotel, tapi buat yang pertama dan yang terakhir. Aku di jebak sama pacar dan teman ku jadi mau gak mau aku harus nuruti apa maunya pacarku waktu itu karena kalo gak aku yang terancam”. Wawancara dengan informan SN, 2015 Dari hasil wawancara di atas maka dapat disimpulkan bahwa sebagian besar para remaja melakukan hubungan seks bebas di rumah milik orang tua mereka, baik itu di rumah remaja putri maupun di rumah remaja putra. Hotel menjadi pilihan ke dua untuk melakukan hubungan seks bebas karena memerlukan biaya untuk menyewa tempat walau pun jika di hotel pelaku seks pasangan remaja lebih bebas, sedangkan rumah menjadi pilihan utama pelaku seks bebas dikarenakan lebih hemat dan sedikit bebas walau merasa cemas namun mereka tetap melakukan hubungan seks bebas karena mereka biasanya melakukan hubungan seks ketika rumah sedang dalam keadaan kosong atau tidak ada orang lain selain si remaja pelaku seks bebas tersebut.

4.2.4. Penggunaan Alat Kontrasepsi dalam Melakukan Hubungan Seksual

Gaya berpacaran pada remaja saat ini cenderung di luar batas etika pada suatu masyarakat. Gaya berpacaran yang terbuka dan agresif adalah fakta yang terjadi pada pasangan remaja masa kini. Dari hal tersebut maka muncul lah berbagai problem mengenai hubungan seks di luar pernikahan pada para remaja saat ini yang lebih di kenal dengan seks bebas. Seks bebas berakibat fatal ketika Universitas Sumatera Utara seorang remaja putri mengalami kehamilan yang tidak terduga dan tidak pula dikehendaki. Kehamilan tersebut pula lah yang merujuk pada tindakan putus sekolah pada remaja pelajar putri tersebut. Putus sekolah akibat kehamilan pada remaja adalah dampak dari hubungan pra nikah yang dilakukan para remaja akibat butanya akan ilmu pengetahuan tentang perilaku seksual. Keha milan pada remaja adalah masalah besar dan paling sulit serta memalukan bagi setiap keluarga karena mereka harus menerima kenyataan bahwa anak mereka telah hamil di luar nikah yang sah. Hal tersebut kini memunculkan persepsi bahwa buruknya pola asuh orang tua terhadap anaknya, lemahnya penegakan disiplin, rendahnya pengajaran nilai-nilai agama dalam keluarga, serta rendahnya penerapan etika dan moral di tengah-tengah keluarga. Bermula dari pandangan-pandangan tersebut sehingga kini muncul lah sikap bahwa hamil di luar nikah merupakan pelanggaran etika yang paling sensitif dan berpengaruh pada kehormatan suatu keluarga. Kehamilan di luar nikah merupakan hal yang tabu dan menempati pelanggaran moral yang paling serius di bandingkan pelanggaran moral lainnya di sebuah masyarakat. Namun, hal itu hanya berlaku pada masyarakat terdahulu. Kini, hamil di luar nikah merupakan hal yang wajar dan sering terjadi pada suatu masyarakat. Penolakan-penolakan akan hal tersebut pada saat ini tidak membuat para remaja untuk tidak melakukan hubungan seks bebas. Dengan bantuan alat kontrasepsi seperti kondom yang sangat mudah diperoleh, atau dengan cara mengeluarkan sperma di luar organ intim wanita membuat para remaja tetap bisa melakukan hubungan intim namun Universitas Sumatera Utara tidak menyebabkan kehamilan sebelum adanya ikatan pernikahan. Hal tersebut terbukti dari pemaparan informan-informan berikut ini: Informan Mawar 18 Tahun: “kami selalu pakai pengaman kondom kalo berhubungan badan, soalnya kalo gak pake bisa hamil”. Sedikit berbeda dengan informan sebelumnya. Berikut ini adalah ungkapan dari informan Lavender 19 Tahun: “Iy pakai pengaman kondom sih kalo emang udah direncanain mau gituan, tapi kalo pas tiba-tiba nafsu terus situasinya mendukung ya gak pake. Tapi tembak luar, kalo tembak dalem gak berani karena takut hamil”. Hal serupa dengan yang dikatakan informan berikut: “Iy. Biasanya kalo kepengen pacar ku pergi beli pengaman kondom dulu. Kalo gak pas aku di jemput sama dia, kami singgah berenti di mini market atau di apotek buat beli pengaman. Tapi cowok ku aja yang masuk ke dalam mini market buat beli pengaman, kalo aku nunggu di luar aja soalnya malu juga kalo keliatan mukaku sama yang jaga. Ntar pas jumpa di jalan atau di mana gitu kan aku malu kalo dia tanda sama mukaku. Jadi pacarku aja yang pergi masuk. Kalo laki-laki kan udah dianggap lumrah dan biasa-bia sa aja”. Wawancara dengan informan Anggrek, 18 Tahun Walau kebanyakan remaja pelajar putri pelaku seks bebas memakai alat kontrasepsi sebagai pengaman saat melakukan hubungan intin, namun tidak semua remaja pelaku seks bebas ini berpendapat sama. Pada remaja berikut ia lebih berani dan mengganggap tidak perlu menggunakan alat kontrasepsi sebagai pengaman. Universitas Sumatera Utara Hasil wawancara dengan informan Melati 18 Tahun: “Pernah sih pakek, tapi lebih enak gak pakek yang kurasain. Jadi kalo berhubungan badan keseringan gak pake pengaman kondom tapi ngeluarin spermanya di luar. Kalo gitu kata orang-orang kan gak bias hamil karena gak campur, ya terbukti emank sebelum kejadian ini ya aku gak hamil”. Hal yang sama dengan yang diutarakan informan berikut ini: “Gak. Pasangan ku gak pake apa-apa. Karena kan ngelakuinnya gak disengaja, tiba-tiba aja di rumah kosong dah terbawa nafsu aja, jadi mana ada persiapan ini itu lah termasuk buat beli pengaman kondom. Orang kejadiannya terjadi gitu aja, gak sengaja diniatin mau berhubungan badan”. Wawancara dengan informan Teratai, 19 Tahun Lain halnya dengan yang diungkapkan informan sebelumnya. Ini lah hasil penuturan dari informan Seroja 18 Tahun: “Kayanya sih pacar saya gak pake pengaman kondom. Tapi kalo saya di tanya ya seharusnya dia pake pengaman kondom lah buat jaga-jaga biar gak hamil. Seharusnya dia mikir kalo dia gak pake pengaman kondom, kalo saya hamil ntar gimana? Belum berpengalaman, mau coba-coba, tapi gak mikir dampaknya. Sebel juga sebenernya sama pacarku, tapi ya udah lah kalo dipikirin bias gila aku”. Berdasarkan hasil wawancara maka dapat disimpulkan bahwa remaja sebagai pelaku seks bebas memiliki cara tersendiri dalam upaya pencegahan kehamilan yang merupakan dampak dari perilaku seks bebas. Beberapa upaya yang dilakukan para remaja dalam mencegah kehamilan adalah seperti menggunakan alat kontrasepsi kondom, mengeluarkan sperma di luar organ Universitas Sumatera Utara intim wanita, serta memakan makanan yang dipercaya dapat melemahkan kandungan.

4.2.5. Pengalaman Remaja Putri Saat Mengetahui Kehamilan Pertama

Dokumen yang terkait

Sosial Ekonomi Keluarga dan Hubungannya dengan Kenakalan Remaja di Desa Lantasan Baru Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang

7 125 115

Persepsi Remaja Putri Tentang Perkawinan Usia Muda di Desa Marindal I Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang Tahun 2005

1 40 80

Faktor-Faktor yang Mendorong Ibu Memakai Kontrasepsi Implant di Desa Patumbak I Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013

0 0 12

Analisis Kelayakan Usahatani Jagung (Kasus: Desa Lantasan Baru, Kecamatan Patumbak, Kabupaten Deli Serdang)

0 1 1

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Pembentukan Konsep Diri Remaja - Kehamilan Diluar Nikah dan Putus Sekolah di Kalangan Remaja Putri di Desa Patumbak 1 (Studi Kasus Pada Remaja Putri Desa Patumbak 1 Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang)

0 0 19

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Kehamilan Diluar Nikah dan Putus Sekolah di Kalangan Remaja Putri di Desa Patumbak 1 (Studi Kasus Pada Remaja Putri Desa Patumbak 1 Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang)

0 0 16

Kehamilan Diluar Nikah dan Putus Sekolah di Kalangan Remaja Putri di Desa Patumbak 1 (Studi Kasus Pada Remaja Putri Desa Patumbak 1 Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang)

0 0 9

Sosial Ekonomi Keluarga dan Hubungannya dengan Kenakalan Remaja di Desa Lantasan Baru Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang

0 2 23

Sosial Ekonomi Keluarga dan Hubungannya dengan Kenakalan Remaja di Desa Lantasan Baru Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang

0 0 9

Sosial Ekonomi Keluarga dan Hubungannya dengan Kenakalan Remaja di Desa Lantasan Baru Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang

0 0 12