1.4. Manfaat Penelitian 1.4.1. Manfaat Teoritis
Untuk meningkatkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan pada umumnya dan menambah sumber pengetahuan di bidang ilmu sosial
khususnya pada sosiologi pendidikan dan sosiologi keluarga sehingga dapat dipergunakan sebagai bahan referensi bagi penelitian selanjutnya
yang memiliki keterkaitan dengan kehamilan di luar nikah dan putus sekolah di kalangan remaja Desa Patumbak I Kecamatan Patumbak, dalam
rangka menambah wawasan dan perbandingan dengan lokasi penelitian lainnya.
1.4.2. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan rujukan bagi pemerintah, masyarakat, sekolah, dan perangkat desa dalam meningkatkan
kontrol sosial terhadap pada siswasiswi agar tidak semakin banyak kasus perkawinan di luar nikah pada siswasiswi yang merupakan para remaja di
desa Patumbak 1.Disamping itu juga merupakan prasyarat bagi penyelesaian studi di perguruan tinggi, sesuai disiplin ilmu yang digeluti.
1.5. Defenisi Konsep
1.
Hubungan di luar nikah adalah hubungan seksual memasukkan alat
kelamin laki-laki ke dalam alat kelamin perempuan yang dilakukan oleh
Universitas Sumatera Utara
seorang perempuan dengan seorang laki-laki tanpa adanya ikatan pernikahan yang sah yang disebut sebagai seks bebas.
2. Kehamilan Tidak Direncanakan unwanted atau unitended pregnancy
yaitu suatu kehamilan yang harus dialami oleh seorang perempuan, pada suatu kondisi dimana perempuan tersebut belum melakukan suatu ikatan
yang sah menurut norma-norma yang ada baik norma agama maupun norma hukum yang berlaku, maupun secara psikis belum siap menerima
kehamilan yang dialaminya.
Jika kehamilan yang terjadi pada perempuan merupakan suatu hal yang tidak diharapkan atau diinginkan, itu yang dimaksud dengan KTD.
Bisa saja KTD dialami oleh perempuan yang sudah menikah, karena kegagalan KB, karena jumlah anak sudah banyak, atau kondisi dimana anak
masih kecil, atau memang belum ingin memiliki anak, kemudian terjadi kehamilan.
Secara konseptual, istilah KTD juga bisa diartikan sebagai Kehamilan Tidak Dikehendaki Unintended Pregnancy. Kehamilan yang tidak
dikehendaki adalah kehamilan yang terjadi baik karena alasan waktu yang tidak tepat mistimed atau karena kehamilan tersebut tidak diinginkan
unwanted.
Kehamilan yang dikehendaki intended adalah kehamilan yang kejadiannya diinginkan atau kehamilan yang diharapkan akan terjadi karena
sedang direncanakan. Jika demikian, ketika seorang perempuan tidak
Universitas Sumatera Utara
menginginkan kehamilan yang terjadi dengan berbagai alasan dan tidak ingin ada kehamilan di kemudian hari, maka kehamilan tersebut bisa
dikategorikan sebagai kehamilan yang tidak diinginkan unwanted.
Dalam hal ini, pihak yang banyak dirugikan adalah pihak perempuan. Dimana resiko kehamilan pada remaja, rentan bagi diri remaja dan
kandungannya. Sistem reproduksi pada remaja masih sangat labil untuk mengalami kehamilan, masih sangat rentan organ reproduksinya. Besar
kemungkinan dikeluarkan dari sekolahnya dan sangsi sosial. Tidak hanya itu, beban berat bagi seorang perempuan ketika harus menghadapi
kenyataan bahwa dirinya mengalami kehamilan sebelum waktunya. Bagaimana ia harus berusaha menyembunyikan kehamilannya dari orang
lain, belum lagi ketika nanti bayinya telah lahir, akan menjadi beban baru baginya.
3. Pernikahan Dini early marriage merupakan pernikahan yang di lakukan
karena keterterpaksaan. Keterpaksaan “paksa” adalah suatu tindakan yang dilakukan dengan tidak iklas atau tidak sesuai kehendak. Terkait dengan
penelitian ini, keterpaksaan tersebut diartikan sebagai suatu yang dilakukan untuk menutupi kehamilan yang terjadi sebelum adanya ikatan
pernikahan yang sah yang terjadi pada para pelajar. Masyarakat mengijinkan pernikahan atas dasar kemanusiaan, sedangkan keluarga
melakukan pernikahan atas dasar untuk menutupi aib keluarga agar status anak tersebut jelas di dalam masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Suhadi 2012 dalam penelitiannya tentang pernikahan dini early marriage dapat dipetakan dalam empat temuan mengenai
pernikahan dini. Temuan pertama adalah pernikahan dini dianggap mampu membantu ikatan suci dalam membentuk keluarga harmoni. Hal serupa
yang ditemukan oleh Sawardi 2009 dalam penelitiannya ia mengemukakan bahwa pernikahan dini mampu membentuk ikatan suci
keluarga karena mampu membangun rasa setia dan keberkahan yang dipancarkan setelah terjadi jalinan pernikahan. Temuan kedua adalah
kritikan dari hasil penelitian pertama dimana beberapa peneliti melanjutkan penelitian pertama dan didapatkan temuan bahwa pernikahan
dini justru akan meruntuhkan ikatan suci keluarga. Ditemukan adanya disfungsi pernikahan dini dimana keluarga yang berantakan dalam
menjalani nantangan yang harmoni. Seperti penelitian yang ditemukan juga oleh Pasaribu 2009 yang menyimpulkan bahwa terjadi banyak
pasangan nikah dini yang meninggalkan tradisi pernikahan dini dengan alasan rumitnya menjalani hubungan yang harmoni. Dimana Pasaribu
mengemukakan bahwa “sekarang calon pasangan suka melestarikan adat perkawinan lain yaitu menikah pada usia di atas batas yang telah
mentradisi”.
Hal serupa juga ditemukan RK. Ardhikari 1996 dalam penelitiannya yang membuktikan bahwa pernikahan dini cenderung
melahirkan kemiskinan struktural. Dimana kemiskinan struktural adalah kemiskinan yang muncul bukan karena ketidakmampuan sistem dan
Universitas Sumatera Utara
struktur sosial dalam menyediakan kesempatan yang memungkinkan seorang dapat bekerja. Struktur sosial tersebut tidak mampu
menghubungkan masyarakat dengan sumber- sumber yang tersedia. Baik yang disediakan oleh alam, pemerintah, maupun masyarakat yang ada di
sekitarntya. Hal ini lah yang terjadi pada pasangan nikah dini, dimana mereka yang melakukan nikah dini atau muda cenderung melupakan orang
yang tidak mempelajadi dan tidak terlatih, sehingga tidak mampu mendapatkan pekerjaan yang layak, akibatnya kebanyakan dari mereka
bekerja sebagai buruh, pemulung, penggali pasir dengan pendapatan yang rendah dan hidup dalam keterbatasan ekonomi.
Temuan ketiga yaitu pernikahan dini merupakan media peraih kuasa, dimana pernikahan dini terjadi karena pergulatan akan kekuasaan dan
pengendalian peran. Seperti penelitia Wardany 2009 yang mengemukakan bahwa kekuasaan sebagai kado spesial saat menikahi
perempuan dibawah umur, dimana dengan menikah seseorang akan mendapat peran yang lebih dibandingkan perannya sebelum manikah.
Adapun Wardany mengemukakan bahwa kekuasaan tersebut di dapat oleh laki- laki dimana tanda- tanda kekuasaan pada saat menikah yaitu:
berprilaku agresif, berkepuasan, bebas meluapkan rasa jengkel, selalu menang sendiri, rasa menekan, dan luapan kemarahan. Perempuan yang
tidak mendapat kekuasaan selalu berada di bawah dan di tindas laki- laki sehingga tak jarang pernikahan dini menyebabkan kekerasan dalam rumah
tangga KDRT kepada pihak perempuan dan anak.
Universitas Sumatera Utara
Temuan ke empat yaitu pernikahan dini sebagai simbol kemuliaan seperti penelitian oleh Leleury 2010 dalam penelitiannya tentang
kewajiban perkawinan Levirat yang di dalamnya membahas tentang reproduksi kemuliaan sebagai defenisi akan ritual perkawinan. dalam
penelitia Leleury menyimpulkan bahwa tujuan perkawinan adalah menghasilkan keturunan meneruskan nama dari orang yang telah
meninggal sehingga namanya tidak hilang. Dengan demikian pernikahan akan dilaksanakan secepatnya jika ada keinginan untuk mendapatkan
keberlangsungan status sosial sebagai simbol.
4. Nilai adalah sebuah tolak ukur untuk mengukur perilaku seseorang sebagai
bagian dari suatu masyarakat. Baik buruk, benar salah, patut tidak patut, hina mulia, atau pun penting tidaknya sebuah perilaku merupakan hasil
dari penilaian seseorang terhadap sesuatu sebagai respon, anggapan, maupun sikapnya.
5. Norma adalah aturan-aturan hidup bermasyarakat baik suatu perintah
maupun larangan pada suatu masyarakat yang ditetapkan berdasarkan kesepakatan bersama untuk dipatuhi dan menjadi pedoman hidup
bermasyarakat guna mencapai ketertiban dan kedeamaian bersama.
6. Perilaku menyimpang adalah perilaku yang dilakukan oleh para remaja
pelajar yang dianggap tercela,hina dan di luar batas toleransi.
Universitas Sumatera Utara
7. Putus sekolah adalah suatu keadaan dimana terhenti atau putusnya
pendidikan pendidikan formal seseorang siswasiswi dikarenakan kehamilan akibat seks bebas yang berujung pada pernikahan.
Universitas Sumatera Utara
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1. Pembentukan Konsep Diri Remaja