14
3. Penyelidikan Rasulullah Sebelum Perang Badar
Setelah musyawarah Rasulullah SAW melanjutkan perjalanan menuju suatu tempat yang disebut Ad-Dabbah dan meninggalkan Al-Hannan disebelah
kanannya, yaitu sebuah bukit pasir yang menyerupai gunung yang kokoh, kemudian tibalah mereka di dekat Badar. Sesampainya di Badar, Nabi
Muhammad SAW melakukan pengintaian untuk mencari informasi tentang pasukan Quraisy. Saat itu, Nabi berpapasan dengan seorang Arab yang sudah
tua, Nabi langsung bertanya kepada kakek tersebut untuk diminta informasi. Dengan hasil yang diperoleh Nabi, bahwa pasukan Quraisy sudah sampai di
tempat sekitar Badar. Sore harinya, Nabi mengirim beberapa mata-mata lagi untuk mengintai dan mencari informasi tentang musuh.
Gambar II.7 Map lokasi Perang Badar
Sumber : http:i1256.photobucket.comalbumsii484dionysusxxyyzzBadarKubra.jpg 1542015
Nabi memberi tugas kepada Ali bin Abi Thalib, Az-Zubair bin Al-Awwam dan Sa’ad bin Abi Waqqas, dengan beberapa orang lainnya. Mereka mengintai
di daerah mata air Badar. Setelahnya mereka sampai di Badar, mereka menemukan dua orang yang diprediksi adalah pesuruh dari kaum Quraisy
yang sedang mengambil air di mata air Badar tersebut. Kemudian dua orang tersebut langsung di belenggu dan dibawanya kehadapan Rasulullah SAW.
Nabi mencari informasi tentang keberadaan kaum Quraisy dari dua orang pesuruh kaum Quraisy.
15
Gambar II.8 Illustrasi pengintaian antara kedua kaum di perang Badar
Sumber : http:youtube.comwatch?v=IjvsM89q3mM 1442015
Setelah mendapatkan informasi berupa jumlah pasukan yang jumlahnya sekitar ratusan hingga ribuan, dan posisi kaum Quraisy yang berada di balik
bukit dari kaum Muslimin berpijak. Nabi Muhammad SAW kemudian menghadap kearah
pasukannya dan mengatakan, “Wahai semua orang, inilah Makkah yang telah menghantarkan jantung hatinya kepada kalian” Syekh
Syafiur, 1993: h.310. Pada malam itu Allah menurunkan hujan yang deras, hingga kaum Quraisy basah kuyup yang menghambat langkah mereka untuk
maju dipeperangan. Tetapi bagi kaum Muslim hujan itu seakan menjadi simbol keberhasilan mereka dan menghilangkan jiwa-jiwa saitan dalam
dirinya. Kondisi padang pasir yang semakin menjadi kasat mata, pasir menjadi kuat, tempat mereka menjadi rata dan hatipun menjadi satu untuk berjihad
kepada Allah SWT Syekh Syafiur, 1993: h.310.
4. Strategi Perang Badar