16
menetap disana. Selanjutnya, menimbun sumur-sumur kering dan membagun kolam diatasnya dengan berisikan air. Tujuannya agar saat
berperang nanti, pasukan kaum Muslimin dapat minum, sedangkan dari kaum Quraisy tidak.
b. Saran dari sahabat Nabi yaitu Sa’d ibn Mua’adz yang menyarankan untuk
membangun rumah kecil di tengah-tengah kolam sebagai tempat khusus bagi Nabi untuk memberikan komando dan disiapkan tunggangan.
Tujuannya saat perang nanti, sahabat-sahabat Nabilah yang akan maju dahulu untuk meladeni musuh, setelah itu Nabi bisa langsung
menunggangi dan menyusul peperangan dari belakang sahabat- sahabatnya.
c. Saran dari sahabat Nabi yaitu Ashim ibn Tsabit yang menyarankan jika
pasukan kaum Muslimin dikepung oleh musuh, maka lempari mereka dengan batu. Jangan mengancam mereka dengan pedang kecuali dengan
terpaksa. Strategi inilah yang dilaksanakan untuk berperang melawan kaum Quraisy.
Kemudian, Rasulullah SAW mempersiapkan pasukannya berkeliling disekitar arena yang akan menjadi wilayah pertempuran Badar. Sambil menunjukan
jariny a dan bersabda, “Ini tempat kematiannya fulan esok hari InsyaAllah, dan
ini tempat kematian fulan InsyaAllah”. Pada malam itu, Nabi Muhammad SAW lebih banyak mendirikan shalat di dekat batang sebuah pohon yang
tumbuh di sana. Sedangkan kaum Muslim yang lain istirahat dengan berharap kabar gembira esok hari dari Allah SWT Syekh Syafiur, 1993: h.312
5. Pertempuran Perang Badar
Perang Badar terjadi pada hari J um’at, 17 Ramadhan 2 H. Pertempuran di
awali dengan duel antara Al-Aswas bin Abdul-Asad, seorang laki-laki yang kasar dan buruk akhlaqnya. Al-Aswas pun keluar dari pasukan Quraisy
dengan berkata , “Aku bersumpah kepada Allah. Aku benar-benar akan
mengambil air dari kolam kalian, aku akan menghancurkannya, Aku lebih baik mati karenanya” Syekh Syafiur, 1993: h.316. Hal ini di sambut oleh
Hamzah bin Abdul-Muthtalib r.a. setelah saling berhadapan, Hamzah
17
langsung menyabet dengan pedang kepada Al-Aswas hingga kakinya putus dibagian betis dan darahnya keluar hingga mengenai rekan-rekannya. Setelah
itu, munculah penunggang kuda dari kaum Quraisy yang handal, yang berasal d
ari satu keluarga yakni, Utbah bin Rabi’ah, Syaibah bin rabi’ah, dan Al- Wahid bin Utbah. Mereka adalah salah satu pemimpin pasukan dari kaum
Quraisy. Mereka minta untuk adu tanding kemudian disambut oleh tiga utusan Nabi dari kaum Muslimin yakni, Ubaidah bin Al-Harits, Hamzah, dan Ali.
Gambar II.9 Illustrasi tiga pemimpin pasukan kaum Quraisy di perang Badar
Sumber : http:youtube.comwatch?v=IjvsM89q3mM 1442015
Ubaidah yang paling tua diantara mereka, berhadapan dengan Utbah bin Rabi’ah, Hamzah berhadapan dengan Syaiban bin rabi’ah, dan Ali berhadapan
dengan Al-Walid. Hamzah dan Ali tidak ada kesulitan untuk melawan pasukan dari Quraisy masing-masing melancarkan serangannya dua kali
hingga dua kaum Quraisy itu terbunuh. lain halnya dengan Ubaidah yang sempat tertebas kakinya hingga putus oleh
Utbah bin Rabi’ah hingga tergeletak dan lemas. Hamzah dan Ali langsung menghampiri Utbah dan
membunuhnya, kemudian memapah Ubaidah kebarisan pasukan dan setelahnya Ubaidah meninggal dunia Syekh Syafiur, 1993: h.317.
Setelah beradu tanding, ini merupakan awal yang buruk bagi kaum Quraisy, karena mereka kehilangan tiga orang penunggang kuda yang handal dan
sekaligus komandan pasukan mereka. Kemudian kemarahan mereka memuncak, kaum Quraisy langsung meyerang kaum Muslimin secara
18
serentak. Untuk meluruskan dan menata barisan, Nabi Muhammad SAW mengeluarkan perintah supaya pasukannya tidak memulai pertempuran.
Gambar II.10 Illustrasi tiga pemimpin pasukan kaum Muslim di perang Badar
Sumber : http:youtube.comwatch?v=IjvsM89q3mM 1542015
Nabi juga menyampaikan petunjuk tentang peperangan yang tercantum dalam buku Syekh Syafiur dalam bukunya yang berjudul Sirah Muhammad 1993:
h.316 dengan isi sabdanya : “Jika kalian merasa jumlah musuh kalian lebih banyak jumlahnya, maka
lepaskanlah anak panah kepada mereka. Dahului mereka dalam melepaskan anak panah. Kalian tak perlu buru-buru menghunus pedang kecuali setelah
mereka dekat dengan kalian”. Dengan pertempuran yang berlangsung dengan sengit. Secara bertahap
pertempuran diawali dengan lemparan batu, anak panah, menusuk dengan tombak, kemudian bertarung dengan pedang. Nabi pun ikut terjun langsung
dan Nabilah yang paling dekat dengan musuh. Tiba-tiba Rasulullah SAW diserang kantuk hanya dalam sekejap saja, kemudian beliau menegapkan
kepalanya dengan berkata yang tercantum dalam buku Syekh Syafiur dalam bukunya yang berjudul Sirah Muhammad 1993: h.319 dengan isi
“Bergembiralah wahai Abu Bakar, Inilah jibril yang datang di atas gulungan- gulungan debu.
” Dalam waktu singkat, kaum Quraisy mulai berjatuhan menghadapi serbuan dari kaum Muslimin. Atas doa dari Nabi Muhammad
SAW yang tercantum dalam buku Syekh Syafiur dalam bukunya yang berjudul Sirah Muhammad 1993: h.318 dengan isi
do’anya :
19
“Ya Allah penuhilah bagiku apa yang Engkau janjikan kepadaku. Ya Allah, sungguh aku mengingatkan-Mu akan sumpah dan janji-Mu. Ya Allah, jika
pasukan ini hancur pada hari ini, tentu Engkau tidak akan disembah lagi. Ya Allah, kecuali Engkau menghendaki untuk tidak disembah untuk selama-
lamanya setelah hari ini.”
Ketia Nabi Muhammad dalam berdoa, tiba-tiba mantelnya terjatuh dari pundaknya. Abu Bakar sebagai sahabat nabi langsung mengambil mantel yang
jatuh dan mengembalikan ke punda Nabi Muhammad SAW.
Gambar II.11 Illustrasi pasukan panah kaum Muslim di perang Badar
Sumber : http:youtube.comwatch?v=IF1tDAp7Zoo 1442015
Pada akhirnya kaum Muslimin memenangkan peperangan Badar ini, dengan pertolongan Allah yang menurunkan para malaikat untuk membantu dalam
perang Badar tersebut. Kekalahan yang diterima oleh kaum Quraisy ini menjadikan luka yang mendalam bagi kaum Quraisy dan kaum Kafir yang ada
di Madinah. Pasukan Muslim yang wafat saat perang Badar terjadi berjumlah empat belas orang.
Gambar II.12 Illustrasi pertolongan Allah berupa badai debu di perang Badar
Sumber : http:youtube.comwatch?v=IF1tDAp7Zoo 1442015
20
6. Pasca Perang Badar