11
Setelah persiapan dianggap matang, kaum Quraisy pun berangkat meninggakan Makkah. Sikapnya telah digambarkan dalam firman Allah SWT,
yang artinya : “… dengan rasa angkuh dan dengan maksud riya’ kepada
manusia, serta menghalangi orang dari jalan Allah.” Al-Anfal [08]: 47. Mereka datang seperti yang telah di gambarkan oleh Rasulullah SAW,
Dengan membawa kemarahan dan senjata mereka. Kaum Quraisy adalah musuh Allah dan Rasulnya. Kaum ini pergi dengan
kemurkaan dan kedengkian terhadap rasulullah SAW serta sahabatnya, disamping untuk menyelamatkan kafilah dagang mereka. Mereka bergerak
lurus ke utara menuju Badar Syekh Syafiur, 1993: h.303. Dalam perjalanan dari pasukan Quraisy terjadinya keraguan, yakni dari Al-Akhnas bin Syariq.
Al-Akhnas menyarankan kepada Abu Jahal untuk kembali ke Makkah. Dengan membawa pasukannya dari pasukan Zuhrah yang jumlahnya 300
orang untuk kembali ke Makkah. Namun, Abu Jahal tidak memaksa pasukan Zuhrah untuk kembali. Maka, pasukan Quraisy melanjutkan perjalanan
menuju Badar dengan kekuatan 1000 orang.
2. Musyawarah Sebelum Perang Badar
Perang Badar ini menjadi situasi yang sulit bagi Nabi. Nabi tidak ingin perang Badar ini terjadi. Musuh dengan segala kedengkian dan permusuhan serta
dalam jumlah yang sangat tidak seimbang, yang membuat Nabi bertanya- tanya apakah pasukannya dapat menghada
pi mereka?”. Nabi meminta pendapat dan pertimbangan kepada sahabat-sahabatnya, Abu Bakar, Umar,
dan Miqdad ibn Amr mendukung dengan perang Badar ini dan lebih baik maju terus. Seperti perkataan Miqdad ibn Amr yang tercantum dalam buku
Syekh Syafiur dalam bukunya yang berjudul Sirah Muhammad 1993: h.306 dengan isinya :
“Wahai Rasulullah, majulah terus seperti yang diperlihatkan Allah SWT kepada engkau. Demi Allah, kami tidak akan berkata kepada engkau
sebagaimana Bani Israil yang berkata kepada musa: „pergi engkau bersama Rabbmu, lalu berperanglah kalian berdua. Sesungguhnya kami ingin duduk
menanti disini saja’. Demi yang mengutusmu dengan kebenaran, andai kata
12
engkau membawa kami ke dasar sumur yang gelap, maka kami pun siap bersama engkau hingga engkau mencapai tempat itu
”.
Gambar II.5 Illustrasi musyawarah Nabi sebelum perang Badar
Sumber : http:youtube.comwatch?v=IjvsM89q3mM 1442015
Setelah Miqdad berkata seperti itu, Nabi m enjawab “bagus” dan mendoakan
kebaikan bagi Miqdad. Kemudian Nabi meminta pendapat kepada perwakilan dari kaum Anshar karena kaum Anshar inilah jumlah mayoritas dalam
pasukan. Kemudian Sa’ad ibn Mu’adz berdiri dan berkata yang tercantum dalam buku Syekh Syafiur dalam bukunya yang berjudul Sirah Muhammad
1993: h.307 dengan isinya : “Kami sudah beriman kepada engkau. Kami sudah membenarkan engkau.
Kami telah bersaksi bahwa apa yang telah engkau bawa adalah benar. Kami sudah memberikan sumpah dan janji kami untuk patuh dan taat. Maka
majulah Rasulullah seperti yang engkau kehendaki. Demi yang telah mengutus engkau dengan kebenaran. Tak seorangpun diantara kami yang
akan mundur. Sesunguhnya kami dikenal orang-orang sabar dan jujur dalam pertempuran. Semoga Allah memperlihatkan kepada engkau tentang diri
kami, bawalah kami bersama berkah Allah”.
13
Gambar II.6 Illustrasi kaum Quraisy mengajak duel di perang Badar Sumber : http:youtube.comwatch?v=IjvsM89q3mM 1442015
Nabi merasa senang dengan apa yang dikatakan sahabat-sahabatnya yang membuat semangat yang tinggi. Kemudian Nabi bersabda yang tercantum
dalam buku Syekh Syafiur dalam bukunya yang berjudul Sirah Muhammad 1993: h.308 dengan isinya :
“Majulah kalian dan terimalah kabar gembira, karena Allah telah menjanjikan satu dari dua pihak kepadaku. Demi Allah, seakan-akan saat ini
aku bisa melihat tempat kematian mereka.” Berangkat dari situlah kaum Muslimin tetap maju dalam peperangan yang
akan terjadi. Dengan pengamatan para sahabat-sahabat Nabi, musuh dari kaum Quraisy berjumlah antara sembilan ratus hingga seribu pasukan. Akan tetapi
Nabi Muhammad SAW tetap berpegang teguh, optimis dan meyakinkan kepada para sahabat-sahabatnya dengan sabdanya yang tercantum dalam buku
Nizar Abazhah dalam bukunya yang berjudul Perang Muhammad 2011: h.95 mengatakan “Makkah mengerahkan seluruh kekuatannya.” Dari situlah
dengan motivasi yang diberikan oleh Nabi, pasukan kaum Muslimin menjadi optimis walaupun jumlah pasukan yang dimiliki kaum Muslimin tidak
sebanding dengan pasukan kaum Quraisy. Mereka tetap yakin bahwa jika mereka berjihad kepada Allah SWT, maka Allah SWT pun akan menolong
mereka.
14
3. Penyelidikan Rasulullah Sebelum Perang Badar