Faktor Risiko Leukemia Leukemia pada Anak 1. Pengertian Leukemia

D. Anak Usia Sekolah 6-12 tahun

Pada usia sekolah 6-12 tahun terjadi perkembangan intelektual, daya ingat yang kuat, serta belajar dan menyelesaikan tugas, kurang memperhatikan jenis kelamin, minat terhadap dunia dalam dan luar, senang cerita petualangan dan mencari teman, serta anak mulai menerima pendidikan dan menerima tugas yang harus diselesaikannya. Berikut beberapa perubahan yang terjadi pada anak usia sekolah :

1. Pertumbuhan dan perkembangan fisik

Anak usia sekolah memiliki pertambahan dalam tinggi dan berat badan. Tinggi badan rata-rata anak usia sekolah bertambah tinggi 5 cm pert tahun sedangkan rata-rata berat badan anak usia sekolah bertambah 2-3 kg per tahun Muscari, 2005. Lingkar kepala tumbuh ganya 2-3 cm selama periode ini, menandakan pertumbuhan otak yang melambat, karena proses mielinisasi sudah sempurna pada usia 7 tahun Behrman, Kliegman, Arvin, 2000. Organ-organ seksual secara fisik belum matang, namun minat pada jenis kelamin yang berbeda dan tingkah laku seksual tetap aktif pada anak-anak dan meningkat secara progresif sampai pubertas Behrman, Kliegman, Arvin, 2000.

2. Perkembangan motorik

Perkembangan motorik yang terjadi pada anak usia sekolah meliputi perkembangan motorik kasar dan motorik halus. Perkembangan motorik kasar, seperti bersepeda, kemampuan berlari dan melompat, dan berenang sedangkan motorik halus seperti menulis tanpa merangkai huruf, menguasai lebih besar keterampilan dan video games, dan kemampuan bermain komputer Muscari, 2005.

3. Perkembangan kognitif

Menurut Piaget dalam Wong 2009, anak usia sekolah berada pada tahap operasional konkret. Pada usia ini cara berpikir menjadi semakin logis dan masuk akal. Anak-anak mampu mengklasifikasi, mengurutkan, menyusun, dan mengatur fakta tentang dunia untuk menyelesaikan masalah. Mereka menyelesaikan masalah secara konkret dan sistematis berdasarkan apa yang mereka rasakan. Cara berpikir bersifat induktif, yaitu cara berpikir yang tidak lagi berpusat pada diri sendiri namun mempertimbangkan sudut pandang orang lain yang berbeda dengan sudut pandang mereka sendiri.

4. Perkembangan psikososial

Erikson mengidentifikasi masalah sentral psikososial pada masa ini sebagai krisis antara keaktifan dan inferioritas Behrman, Kliegman, Arvin, 2000. Pada tahap ini anak-anak belajar berkompetisi dan bekerja sama dengan orang lain dan mereka mau terlibat dalam tugas dan aktivitas. Rasa inferioritas dapat terjadi jika terlalu banyak yang diharapkan dari mereka atau jika mereka percaya bahwa mereka tidak dapat memenuhi standar yang ditetapkan orang lain untuk mereka Wong, 2009.