Peran Orang tua Strategi Koping yang digunakan Orang Tua
b. Terapi profilaksis SSP. Tujuan terapi ini adalah untuk mencegah agar sel-sel leukemia tidak menginvasi SSP. Penanganan SSP terdiri
atas terapi profilaksis melalui kemoterapi intratekal dengan metotreksat, sitarabin, dan hidrokortison. Namun hal ini memberikan
efek samping iradiasi kranial sehingga terapi ini hanya dilakukan pada pasien-pasien yang berisiko tinggi dan memiliki penyakit SSP
Wong, 2009. c. Terapi intensifikasi konsolidasi. Setelah remisi total tercapai,
dilaksanakan suatu periode terapi yang menghilangkan sel-sel leukemia yang masih tersisa, diikuti dengan terapi intensifikasi
lambat delayed intensification, yang mencegah timbulnya klon leukemik yang resisten Wong, 2009.
d. Terapi rumatan. Terapi rumatan dimulai sesudah terapi induksi dan konsolidasi selesai dan berhasil dengan jumlah sel leukemia. Terapi
ini berfungsi untuk mempertahankan fase remisi Wong, 2009. Selain kemoterapi,
transplantasi sumsum tulang juga dapat digunakan sebagai terapi leukemia. Transplantasi sumsum tulang sudah
di lakukan untuk penanganan anak-anak yang menderita ALL dan AML dengan hasil yang baik. Transplantasi ini tidak direkomendasikan untuk
anak-anak yang menderita ALL selama remisi yang pertama karena kemoterapi masih mungkin memberikan hasil yang baik. Namun,
transplantasi sumsum tulang alogenik dapat dilakukan pada anak yang menderita AML selama remisi pertama karena prognosisnya yang lebih
buruk Ebb dan Weinstein, 1997 dalam Wong, 2009.