115
4.2.2 Pemaknaan Temuan Penelitian
Berdasarkan  hipotesis  1  tentang  uji  ketuntasan  belajar  model  TAI,  pada kelas eksperimen diperoleh harga z
hitung
= 2,708, sedangkan harga z
0,5- α
dengan peluang  0,5
–  α  adalah  1,64  karena  z
hitung
z
0,5- α
maka  H ditolak.  Jadi  dapat
disimpulkan bahwa kelas eksprimen telah dikatakan tuntas secara klasikal karena yang mendapatkan nilai  matematika di  atas KKM 65 telah mencapai  75 atau
lebih.  Hasil  ini  diperoleh  karena  melakukan  proses  pembelajaran  dengan menggunakan model TAI.
Pembelajaran  pada  kelas  eksperimen  dengan  model  TAI,  pembentukan kelompok  diskusi  berlangsung  dengan  terstruktur  sehingga  suasana  kelas  tetap
kondusif. Selanjutnya siswa dikelompokkan menjadi 5 kelompok, masing-masing kelompok  terdiri  dari  4-5  siswa.  Pada  saat  kegiatan  diskusi  berlangsung,  guru
senantiasa  membimbing  siswa  dan  menanyakan  kesulitan  yang  dialami  siswa. Setelah  diskusi  kelompok  selesai,  salah  satu  perwakilan  kelompok  maju  untuk
membacakan  hasil  diskusinya,  siswa  yang  lain  memperhatikan  hasil  diskusi  dari setiap  kelompok  dan  memberikan  tanggapan.  Guru  senantiasa  memberikan
apresiasi dan penguatan kepada siswa  yang berani untuk maju berupa pujian dan senyuman.  Selain  itu,  guru  juga  memberikan  penghargaan  “Kelompok  Luar
Biasa”  terhadap  kelompok  yang  berhasil  secara  cemerlang  kepada  kelompok- kelompok  yang  hasil  diskusinya  sempurna.  Kelompok-kelompok  yang  hasil
diskusinya belum sempurna selalu diberikan motivasi untuk lebih cermat dan teliti dalam  mengerjakan  tugas.  Pada  akhir  pembelajaran,  siswa  mengerjakan  soal
116
evaluasi berupa kuis. Kemudian guru menyimpulkan hasil diskusi dan mengulang kembali materi yang sudah dipelajari.
Hal  ini  relevan  dengan  tujuan  model  TAI  untuk  meminimalisasi pengajaran  individual  yang  terbukti  kurang  efektif,  selain  juga  ditujukan  untuk
meningkatkan  pengetahuan,  kemampuan,  serta  memotivasi  siswa  dengan  belajar kelompok  Huda  2013:200.  Menurut  Wisudawati  2014:68-69  dasar  pemikiran
TAI  adalah  untuk  mengadaptasi  pembelajaran  terhadap  perbedaan  individual berkaitan  dengan  kemampuan  peserta  didik  maupun  pencapaian  prestasi  peserta
didik. Hasil  penelitian  ini  juga  didukung  penelitian  lain  yang  sudah  dilakukan
sebelumnya  yaitu hasil penelitian yang dilakukan oleh Nugroho 2013:6 dengan judul  “Pengaruh  Pembelajaran  Kooperatif  TAI  Terhadap  Prestasi  Belajar
Matematika Ditinjau dari Motivasi Berprestasi Siswa Kelas V SD Tunas Daud”. Hasil  analisis  data  menunjukkan  bahwa  kelompok  siswa  yang  mengikuti  model
pembelajaran kooperatif tipe TAI memiliki skor prestasi belajar matematika rata- rata sebesar 76,1 sedangkan kelompok siswa yang mengikuti model pembelajaran
konvensional memiliki skor prestasi belajar matematika rata-rata sebesar 63,1. Sedangkan  berdasarkan  hipotesis  2  tentang  uji  ketuntasan  belajar  model
TPS, pada kelas kontrol diperoleh harga  harga z
hitung
= 2,516, sedangkan harga z
0,5- α
dengan  peluang  0,5 –α adalah 1,64 karena z
hitung
z
0,5- α
maka  H
o
ditolak. Jadi dapat disimpulkan bahwa kelas kontrol telah dikatakan tuntas secara klasikal
karena yang mendapatkan nilai matematika di atas KKM 65 telah mencapai 75
117
atau  lebih.  Hasil  ini  diperoleh  karena  melakukan  proses  pembelajaran  dengan menggunakan model TPS.
Pada kelas kontrol ketika proses pembelajaran, siswa diberi permasalahan kemudian  diberi  kesempatan  untuk  mengumpulkan  keterangan  secara  individu.
Setelah mengumpulkan keterangan, siswa diminta untuk berdiskusi dengan teman sebangkunya mengenai jawabannya. Setelah diskusi kelompok selesai, perwakilan
kelompok maju untuk membacakan hasil diskusinya. Di akhir pembelajaran siswa diminta  untuk  mengerjakan  soal  evaluasi.  Tak  lupa  guru  memberikan
penghargaan  berupa  tepuk  tangan  dan  komentar  positif.  Selanjutnya,  guru menutup pembelajaran.
Hal  ini  sesuai  dengan  tipe  TPS  atau  berpikir  berpasangan  berbagi merupakan  jenis  pembelajaran  kooperatif  yang  dirancang  untuk  mempengaruhi
pola  interaksi  siswa  Hamdayama  2014:201.  Menurut  Shoimin  2014:208  TPS adalah  salah  satu  model  pembelajaran  kooperatif  yang  memberi  siswa  waktu
untuk berpikir dan merespon serta saling membantu. Hasil  penelitian  ini  juga  didukung  penelitian  lain  yang  sudah  dilakukan
sebelumnya  yaitu  hasil  penelitian  yang  dilakukan  oleh  Widiantara  2014:7-8 dengan  judul  “Pembelajaran  Kooperatif  Tipe  TPS  Berbantuan  Media  Visual
Meningkatkan  Hasil  Bel ajar  Matematika  Siswa  Kelas  V  SD”.  Pada  siswa
kelompok  eksperimen  model  TPS  diketahui  skor  rata-rata  hasil  belajar matematika  lebih  tinggi  dibandingkan  dengan  skor  rata-rata  hasil  belajar  siswa
pada kelompok kontrol konvensional yaitu 73,89 berbanding 61,45.
118
Berdasarkan  hipotesis  3  tentang  uji  keefektifan  pembelajaran,  model  TAI terbukti  lebih  efektif  dibandingkan  dengan  model  TPS  terhadap  hasil  belajar
matematika siswa kelas V SD Gugus Kresno Jati Kudus. Hal tersebut dibuktikan berdasarkan  analisis  uji  t  didapatkan  t
hitung
t
tabel
3,35    2,042  sehingga  Ho ditolak  dan  Ha  diterima.  Untuk  mendukung  hipotesis  3  tentang  uji  keefektifan
pembelajaran, data diuji menggunakan nilai gain dan nilai N-Gain, dari data gain, t
hitung
t
tabel
3,39  2,042
,
sedangkan hasil analisisuji t dari data N-Gain didapat harga t
hitung
t
tabel
4,34  2,042 maka dari kedua data tersebut dapat disimpulkan bahwa  t
hitung
t
tabel
sehingga  Ho  ditolak  dan  Ha  diterima  maka  hasil  belajar  siswa kelas  eksperimen  dengan  model  TAI  lebih  efektif  dibandingkan  dengan  hasil
belajar siswa kelas kontrol dengan model TPS. Dari  hasil  uji  keefektifan,  rata-rata  gain  pada  kelas  eksperimen  27,27  dan
pada  kelas  kontrol  rata-rata  gain  sebesar  18,94  serta  rata-rata  N-Gain  pada  kelas eksperimen  0,61  dan  pada  kelas  kontrol  rata-rata  gain  sebesar  0,44  sehingga
peningkatan  hasil  belajar  kelas  eksperimen  dan  kelas  kontrol  dikategorikan sedang.
Hal  ini  sesuai  dengan  pembelajaran  kooperatif  merujuk  pada  berbagai macam metode pengajaran dimana para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok
kecil  untuk  saling  membantu  satu  sama  lainnya  dalam  mempelajari  materi pelajaran  Slavin  2015:4.  Model  pembelajaran  TAI  memiliki  dasar  pemikiran
yaitu  untuk  mengadaptasi  pembelajaran  terhadap  perbedaan  individual  berkaitan dengan kemampuan maupun pencapaian prestasi siswa Shoimin 2014:200.
119
Hasil  penelitian  ini  juga  didukung  penelitian  lain  yang  sudah  dilakukan sebelumnya  yaitu  hasil  penelitian  yang  dilakukan  oleh  Purnamayanti  2014:10
dengan  judul  “Model  Pembelajaran  TAI  Berbantuan  Media  Kartu  Bilangan Berpengaruh  Terhadap  Hasil  Belajar  Matematika  Siswa  Kelas  V  SD  Gugus  8
Mengwi”.  Terdapat  perbedaan  yang  signifikan  hasil  belajar  operasi  hitung  pada mata  pelajaran  matematika  antara  siswa  yang  mengikuti  pembelajaran  dengan
model  pembelajaran  TAI  berbantuan  media  kartu  bilangan  dengan  siswa  yang mengikuti  pembelajaran  konvensional  pada  siswa  kelas  V  SD  gugus  8  Mengwi
tahun ajaran 20132014.
4.2.3 Implikasi Hasil Penelitian