56
Penelitian yang dilakukan oleh Wakhyudin 2014:64 dengan judul “Efektivitas Model Think Pair Share dalam Pembelajaran Tematik Integratif
Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah”. Disimpulkan bahwa kemampuan pemecahan masalah siswa pada kelas eksperimen yang menggunakan model TPS
lebih baik dari kelas kontrol yang menggunakan model konvensional. Penelitian yang dilakukan oleh Supatni 2015:5-6
dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Think Pair Share TPS Terhadap Prestasi Belajar
Matematika dengan Kovariabel Kemampuan Numerik Siswa Kelas VI di SD Gugus II Bedulu”. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa terdapat
pengaruh model pembelajaran TPS terhadap prestasi belajar matematika setelah kemampuan numerik dikendalikan pada siswa.
2.3 Kerangka Berpikir
Matematika merupakan mata pelajaran yang penting diterapkan di pendidikan sekolah dasar untuk membentuk pola pikir matematis, logis, dan kritis
agar nantinya siswa dapat memecahkan masalah di dunia nyata. Oleh karena itu, guru diharapkan menggunakan model pembelajaran yang sesuai dengan
karakteristik siswa SD sehingga mampu memahami konsep matematika. Dalam kenyataanya masih ada guru yang menggunakan model pembelajaran yang mirip
dengan sintaks model TPS, namun diskusi yang dilakukan belum efektif dan ada beberapa guru proses pembelajaran lebih didominasi oleh guru teacher centered
sehingga guru belum menerapkan model pembelajaran yang inovatif yang berpusat pada siswa dan juga konsep matematika masih abstrak bagi siswa. Oleh
karena itu, perlunya model pembelajaran alternatif agar lebih efektif dalam
57
pembelajaran matematika. Salah satu caranya yaitu dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TAI dan tipe TPS. Model pembelajaran kooperatif
tipe TAI dan TPS sangat sesuai dengan karakteristik siswa SD yang senang bekerja dalam kelompok. Dalam belajar matematika dengan kegiatan berpikir
kelompok pada pembelajaran TAI dan TPS merupakan upaya yang sangat baik untuk meningkatkan tanggung jawab individual dan kelompok dalam diskusi
kelompok serta bekerja sama menyelesaikan tugas –tugas akademik. Peserta didik
yang pandai akan memberikan bantuannya kepada peserta didik yang kurang pandai. Model pembelajaran TAI dan TPS merupakan model pembelajaran
kooperatif yang melibatkan banyak peserta didik di dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran. Diharapkan dengan menggunakan model
pembelajaran TAI dan TPS dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran matematika.
Dalam penelitian ini, peneliti akan menguji dua model pembelajaran. Dalam penelitian ini meliputi variabel bebas dan terikat yang saling berhubungan
erat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran TAI dan TPS. Sedangkan variabel terikat penelitian adalah hasil belajar siswa. Pada
penelitian ini diambil dua kelas. Satu kelas sebagai kelas eksperimen dan kelas yang lain sebagai kelas kontrol. Kelas eksprimen maupun kelas kontrol akan
sama-sama mendapatkan
perlakuan yang
berbeda. Kelas
eksperimen mendapatkan perlakuan dengan model pembelajaran TAI dan kelas kontrol
mendapatkan perlakuan dengan model pembelajaran TPS. Kedua kelas diasumsikan homogen dengan beberapa pertimbangan, diantaranya tingkat
58
kecerdasan yang sama, materi yang sama, kualitas guru yang sama, dan dari lingkungan pedesaan. Sebelum pelaksanaan treatment kedua kelas terlebih dahulu
diberikan tes awal untuk mengetahui kemampuan awal siswa. Setelah tes awal diberikan, kemudian dalam waktu yang berbeda diberikan treatment pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Setelah kedua kelas mendapatkan perlakuan kemudian kedua kelas diberikan tes akhir. Hasil tes akhir setelah treatment
dibandingkan untuk mengetahui perbedaan hasil dari setiap kelas serta mengetahui model yang efektif untuk pembelajaran matematika di kelas V SD
Gugus Kresno Kecamatan Jati Kudus.
59
Berdasarkan uraian di atas maka alur kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut.
Bagan 2.1 Alur Berpikir Penelitian
Pembelajaran Matematika Siswa Kelas V SD
Tes Akhir Posttest
Hasil belajar pada kelas eksperimen lebih tinggi dari pada kelas kontrol Tes Awal Pretest
Kelas Eksperimen dengan model TAI
Kelas Kontrol dengan model TPS
Hasil Belajar Kelas Eksperimen: KKM
Hasil Belajar Kelas Kontrol: KKM
Eksperimen KKM Kontrol KKM
Pembelajaran TAI lebih efektif daripada pembelajaran TPS
60
2.4
Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian yang dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan. Jawaban tersebut
dikatakan sementara karena jawaban yang dikemukakan baru berdasarkan pada teori-teori yang relevan, namun belum didasarkan pada fakta empiris yang
diperoleh melalui pengumpulan data Sugiyono 2015:96. Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir, peneliti mengajukan hipotesis sebagai berikut:
a. H
o
: Hasil belajar matematika siswa kelas V SD Gugus Kresno Kecamatan Jati Kudus dengan model TAI tidak mencapai KKM.
H
a
: Hasil belajar matematika siswa kelas V SD Gugus Kresno Kecamatan Jati Kudus dengan model TAI dapat mencapai KKM.
2 H
o
: Hasil belajar matematika siswa kelas V SD Gugus Kresno Kecamatan Jati Kudus dengan model TPS tidak mencapai KKM.
H
a
: Hasil belajar matematika siswa kelas V SD Gugus Kresno Kecamatan Jati Kudus dengan model TPS dapat mencapai KKM.
3 H
o
: Pembelajaran matematika pada siswa kelas V SD Gugus Kresno Kecamatan Jati Kudus dengan model TAI tidak lebih efektif daripada
model TPS. H
a
: Pembelajaran matematika pada siswa kelas V SD Gugus Kresno Kecamatan Jati Kudus dengan model TAI lebih efektif daripada
model TPS.
61
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis dan Desain Penelitian
3.1.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu eksperimen. Menurut Arikunto 2013:207 penelitian eksperimen dimaksudkan untuk
mengetahui ada tidaknya akibat dari “sesuatu” yang dikenakan pada subjek
selidik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas suatu perlakuan terhadap sampel. Perlakuan yang dimaksudkan adalah penggunaan model TAI
pada kelas eksperimen dan penggunaan model TPS pada kelas kontrol. Kedua kelas diasumsikan bersifat homogen ditinjau dari segi kemampuan belajar yang
setara dan berbeda dari segi perlakuan berupa model yang diberikan. Kedua kelas harus dikontrol dengan teliti, sehingga peningkatan hasil belajar matematika
benar-benar merupakan hasil perlakuan treatment yang diberikan.
3.1.2 Desain Eksperimen
Desain penelitian yang akan digunakan yaitu quasi experimental. Menurut Sugiyono 2013:114, bentuk desain eksperimen ini mempunyai kelompok
kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel- variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Oleh karena itu, pada
penelitian ini, peneliti menggunakan desain tersebut, karena peneliti tidak mampu mengontrol secara ketat masuknya pengaruh variabel-variabel yang datang dari
luar.