Beberapa Kekuatan Pada Usaha Pengolahan Kopi Bubuk Arabika di Daerah Beberapa Kelemahan Pada Usaha Pengolahan Kopi Bubuk Arabika di Daerah

Dengan demikian, hipotesis 2 ada nilai tambah yang dihasilkan dari produk olahan kopi bubuk arabika di daerah penelitian di terima. 5.3. Analisis Faktor Internal Kekuatan dan Kelemahan dan Faktor Eksternal Peluang dan Ancaman Pada Usaha Home Industri Pengolahan Kopi bubuk Arabika di Daerah Penelitian Berdasarkan peninjauan ke lapangan dan sesuai dengan beberapa metode yang digunakan, untuk mengetahui faktor internal Kekuatan dan Kelemahan dan faktor eksternal Peluang dan Ancaman pada usaha pengolahan kopi bubuk arabika. Tahap pertama yang dilakukan adalah “Tahap Pengumpulan Data”. Melalui tahap ini maka diketahui faktor internal dan eksternal sebagai berikut:

a. Beberapa Kekuatan Pada Usaha Pengolahan Kopi Bubuk Arabika di Daerah

Penelitian 1. Bahan Baku Tersedia Kelompok Tani SIMANJA sebagai pengolah kopi bubuk arabika menggunakan kopi biji berkulit tanduk sebagai bahan baku utama pengolahan kopi bubuk. Ketersediaan bahan baku yang cukup dan bahan baku juga diperoleh dari Anggota Kelompok Tani merupakan Kekuatan bagi pengolahan kopi bubuk dan pengembangannya.

2. Tenaga Kerja Tersedia

Jumlah Tenaga Kerja yang berasal dari anggota Kelompok Tani SIMANJA sebagai pengolah sekitar 12 orang dan sudah mencukupi kebutuhan tenaga kerja yang ada sehingga tidak ada kekurangan tenaga kerja. Ketersediaan tenaga kerja merupakan kekuatan bagi pengembangan pengolahan kopi bubuk arabika. Hal ini dikarenakan tenaga kerja yang digunakan untuk pengolahan kopi bubuk arabika adalah anggota kelompok tani itu sendiri.

3. Tidak Menggunakan Bahan Campuran

Pengolahan kopi bubuk arabika murni 100 menggunakan kopi biji pilihan tanpa menggunakan bahan campuran. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan kopi dengan citra rasa yang bermutu dan memberikan kepercayaan dan kepuasaan pada pelanggan. Pengolahan kopi bubuk tidak menggunakan bahan campuran merupakan kekuatan untuk pengolahan dan pengembangan kopi bubuk arabika di Daerah Penelitian.

4. Memberikan Nilai Tambah

Dengan adanya pengolahan kopi biji arabika menjadi kopi bubuk arabika, memberikan nilai tambah kepada para anggota kelompok tani yaitu sebesar Rp.40.000 per hari kerja, sehingga meningkatkan pendapatan ekonomi para anggotanya.

5. Harga Kopi Bubuk

Harga kopi bubuk ditentukan sendiri oleh Kelompok Tani Simanja, dengan memperhitungkan biaya yang dikeluarkan dalam proses pembuatan kopi bubuk. Hal ini tentu menjadi Kekuatan untuk pengembangan usaha pengolahan kopi bubuk arabika Simanja.

b. Beberapa Kelemahan Pada Usaha Pengolahan Kopi Bubuk Arabika di Daerah

Penelitian 1. Sumber Modal Terbatas Industry pengolahan kopi bubuk di daerah penelitian merupakan industry rumah tangga dan kecil. Dimana masalah kekurangan ataupun kesulitan modal merupakan hal yang sering terjadi sehingga sulit untuk mengembangkan usaha yang sedang dijalani. Ketersediaan modal dalam agroindustri kopi bubuk arabika sangat terbatas dikarenakan modal yang dipakai menggunakan modal dari kelompok tani untuk agroindustri kopi bubuk Arabika. Home Industri ini merupakan Organisasi Kelompok Tani yang terdiri dari 12 Anggota yang simpanan pokok Rp 2.000 per orang dan dibayarkan tiap bulan, serta Rp. 200.000 yang diharus dibayarkan untuk anggota baru. Saat ini Home industri tidak memiliki pinjaman dari pihak perbankan atau bantuan modal dari investor. Hal ini menyebabkan usaha pengolahan kopi bubuk arabika mengalami kesulitan dalam memproduksi kopi bubuk karena keterbatasan modal untuk menyediakan bahan baku dan untuk mengembangkan olahan kopi bubuk. Keterbatasan modal menyebabkan Sarana dan prasarana pengolahan kopi bubuk arabika yang dimiliki oleh Kelompok Tani Simanja saat ini kurang tersedia. Hal ini terlihat dari peralatan mekanis yang digunakan. Peralatan mekanis yang digunakan untuk pengolahan kopi bubuk arabika hanya mesin grinder mesin pembubuk kopi. untuk pengolahan lainnya masih menggunakan peralatan yang sederhana. Tentu saja hal ini menjadi ancaman untuk pengembangan usaha pengolahan kopi bubuk arabika, karena akan berdampak pada produksi yang dihasilkan. Seperti: Aroma khas kopi akan berubah – ubah akibat proses penyangraian dan pendinginan yang kurang sempurna.

2. Teknologi Sederhana

Dalam pengolahan kopi bubuk arabika teknologi yang digunakan masih sangat sederhana. Karena sebagian pengolahan kopi bubuk masih dikerjakan dengan menggunakan peralatan yang sederhana. Seperti, pengupasan kulit tanduk masih manual, penyangraian masih menggunakan wajan penggoreng, pendingan kopi sangrai secara manual yang tentu saja menyebabkan aroma kopi bubuk dapat berubah – ubah.

3. Hanya ada 1 Variasi Produk

Kelompok tani Simanja hanya menghasilkan 1 jenis produk turunan saja yaitu kopi bubuk Arabika. Kelompok tani belum berani untuk menghasilkan produk turunan yang lain, karena kelompok tani simanja masih berfokus untuk mengembangkan produk kopi bubuk arabika saja. Karena, untuk menghasilkan produk yang baru membutuhkan pendidikan dan keahlian yang mendukung sehingga memerlukan biaya yang tidak sedikit.

4. Pengembangan Lahan Agroindustri Kopi Bubuk Tidak Tersedia

Lahan agroindustry untuk pengolahan kopi bubuk arabika tidak tersedia. Saat ini kelompok tani simanja menggunakan lahan milik salah satu anggota kelompok tani secara sukarela. Tentu saja hal ini menjadi salah satu kelemahan dalam pengembangan kopi bubuk Arabika.

5. Pelatihan dan Pendidikan

Pelatihan dan pendidikan sangat diperlukan untuk menambah pengetahuan dan keterampilan para anggota kelompok tani Simanja. Untuk saat ini, Kelompok Tani SIMANJA menerima pelatihan yang diperoleh pihak pemerintah maupun Swasta seperti Penyuluhan. Namun sayangnya Hal ini menjadi Kelemahan dalam pengembangan usaha pengolahan kopi bubuk arabika, karena Pelatihan yang diterima tidak rutin dilaksanakan.

6. Pemasaran Produk Kurang Luas

Pemasaran produk olahan kopi bubuk arabika masih belum maksimal karena hanya dipasarkan disekitar lokasi ataupun bazar – bazar penelitian. Pemasaran produk yang kurang luas merupakan salah satu kelemahan karena jangkauan pesanan menjadi lamban

7. Tidak Ada Kerjasama Dengan Lembaga Lain

Kelompok tani Simanja untuk saat ini tidak ada menjalin kerjasama dengan pihak lain. Padahal, menjalin kerjasama dengan pihak lain dapat membantu proses pemsaran produk dengan baik. Tidak ada hubungan kerjasama dengan pihak lain, tentu saja menjadi salah satu kelemahan untuk pengembangan pengolahan kopi bubuk arabika yang menyebabkan pemasaran produk arabika menjadi lamban.

c. Beberapa Peluang Pada Usaha Pengolahan Kopi Bubuk Arabika di Daerah

Dokumen yang terkait

Strategi Pengembangan Ekspor Kopi Arabika (Coffea arabica) Sumatera Utara ( Studi Kasus : Kota Medan )

9 80 101

Analisis Pendapatan Usahatani Kopi Arabika (Coffea arabica ) (Studi Kasus Desa Dolokmargu, Kecamatan Lintongnihuta, Kabupaten Humbang Hasundutan)

51 259 152

Pengaruh Penjualan Kopi Arabika Dalam Bentuk Buah Panen (Cherry Red) Terhadap Ekonomi Petani Kopi Arabika Desa Tanjung Beringin Di Kabupaten Dairi

31 181 77

Evaluasi Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Kopi Arabika (Coffea arabica) dan Strawberi (Fragaria vesca Linn.) di Kecamatan Pematang Sidamanik Kabupaten Simalungun

2 50 94

Analisis Nilai tambah dan strategi pemasaran kopi bubuk arabika kelompok tani manunggal VI Kecamatan Jambu Semarang

0 10 161

Analisis Nilai Tambah Dan Strategi Pengembangan Olahan Kopi Arabika Di Kabupaten Bener Meriah Aceh

7 38 87

2. Kelapa sawit - Analisis Nilai Tambah dan Strategi Pengembangan Produk Olahan Kopi Bubuk Arabika (Coffea arabika) Kelompok Tani Simalungun Jaya Desa Sait Buttu Saribu Kabupaten Simalungun

0 0 16

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN - Analisis Nilai Tambah dan Strategi Pengembangan Produk Olahan Kopi Bubuk Arabika (Coffea arabika) Kelompok Tani Simalungun Jaya Desa Sait Buttu Saribu Kabupaten Simalungun

0 1 20

BAB I PENDAHULUAN - Analisis Nilai Tambah dan Strategi Pengembangan Produk Olahan Kopi Bubuk Arabika (Coffea arabika) Kelompok Tani Simalungun Jaya Desa Sait Buttu Saribu Kabupaten Simalungun

0 0 5

ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUK OLAHAN KOPI ARABIKA (Coffea arabica) DI TINGKAT KELOMPOK TANI SIMALUNGUN JAYA DESA SAIT BUTTU SARIBU KABUPATEN SIMALUNGUN SKRIPSI

0 0 11