1 menetapkan berdasarkan tujuan, apakah pembelajaran tersebut
berkaitan dengan penyampaian informasi atau keterampilan atau gabungan keduanya,
2 mempertimbangkan kategori dari apa yang diajarkan, apakah
pengetahuan atau keterampilan, 3
menetapkan metode apa yang paling sesuai untuk mencapai tujuan, apakah eksposisi atau penjajakan,
4 mempertimbangkan faktor lingkungan yang mempengaruhi antara
lain: guru, buku, media pembelajaran, dan 5
memilih metode yang paling sesuai dan dapat diterapkan. Sagala 2006: 45, menyatakan bahwa metode kerja kelompok
adalah cara pembelajaran, di mana siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, setiap kelompok dipandang sebagai satu kesatuan untuk
mempelajari materi pelajaran dan untuk diselesaikan bersama-sama. Metode dapat meningkatkan kreativitas siswa, sekaligus sebagai sarana
untuk mencapai kompetensi dasar yang diharapkan. Dari beberapa pendapat di atas, melalui metode kerja kelompok
siswa terlibat langsung dalam pembelajaran sehingga dapat membantu siswa dalam memahami konsep, memperoleh informasi dan
pengetahuan, terampil, termotivasi belajar, menumbuhkan semangat berkompetensi, kreatif sehingga pengertian dan pemahaman akan lebih
melekat.
2.3.2 Tujuan Penggunaan Metode Kerja Kelompok
Menurut Sagala 2006: 52, penggunaan metode kerja kelompok mempunyai tujuan sebagai berikut:
1. Memecahkan masalah pembelajaran melalui kerja kelompok.
2. Mengembangkan kemampuan bekerja sama di dalam kelompok.
Sagala 2006: 67 mengungkapkan guru kadang-kadang bahkan sering menggunakan metode kerja kelompok, karena ada
beberapa alasan kuat, yaitu: 1.
Dapat mengembangkan perilaku gotong royong dan demokratis. 2.
Memacu siswa untuk aktif belajar. 3.
Tidak membosankan siswa melakukan kegiatan belajar di luar kelas bahkan di luar sekolah yang bervariasi, seperti observasi,
wawancara, cari buku di perpustakaan umum dan lain-lain.
2.3.3 Kelebihan dan Kelemahan Metode Kerja Kelompok
Menurut Sagala 2006: 73, dalam proses pembelajaran metode pembelajaran kelompok memiliki kelebihan dan kelemahan sebagai
berikut. 1.
Metode kerja kelompok mempunyai kelebihan sebagai berikut:
a. Membiasakan siswa bekerja sama, musyawarah dan
bertanggung jawab. b.
Menimbulkan kompetisi yang sehat antarkelompok, sehingga
membangkitkan kemauan
belajar yang
sungguh-sungguh. c.
Guru dipermudah tugasnya, karena tugas kerja kelompok cukup disampaikan kepada ketua kelompok.
d. Ketua kelompok dilatih menjadi pemimpin yang
bertanggung jawab dan anggotanya dibiasakan patuh kepada peraturan yang ada.
2. Di pihak lain, metode kerja kelompok mempunyai
kelemahan sebagai berikut: a.
Sulit membentuk kelompok yang homogen baik segi minat, bakat, prestasi, maupun intelegansi.
b. Pimpinan kelompok sering sukar memberikan pengertian
kepada anggota, menjelaskan dan pembagian kerja. c.
Anggota kadang-kadang tidak mematuhi tugas-tugas yang diberikan pimpinan kelompok.
d. Dalam menyelesaikan tugas sering menyimpang dan
tidak ada perencanaan karena kurang kontrol dari kelompok atau guru.
e. Sulit membuat tugas yang sama terutama bagi kerja
kelompok yang komplementer. Namun, menurut Sagala 2006: 81 kelemahan-kelemahan
tersebut dapat diatasi dengan cara-cara sebagai berikut. a.
Mengkaji lebih dahulu materi pembelajaran dengan cermat, lalu membuat garis besar rincian tugas untuk setiap
kelompok agar bobot tugas sama besarnya. b.
Adakan tes dan hasilnya digunakan untuk pembentukan kelompok yang mereka kehendaki.
c. Bimbingan dan pengawasan kepada setiap kelompok
dilakukan terus-menerus. d.
Jumlah anggota dalam satu kelompok jangan terlalu banyak.
e. Motivasi yang diberikan jangan sampai menimbulkan
persaingan yang kurang sehat antarkelompok.
2.3.4 Langkah-langkah Penggunaan Metode Kerja Kelompok
Pembelajaran dengan menggunakan metode kerja kelompok harus mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
a. Kegiatan Persiapan
1. Merumuskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
2. Menyiapkan materi pembelajaran dan menjabarkan materi
pembelajaran tersebut ke dalam tugas-tugas kelompok. 3.
Mengidentifikasi sumber-sumber yang akan menjadi sasaran kegiatan kerja kelompok.
4. Menyusun peraturan pembentukan kelompok, cara kerja, saat
memulai dan mengakhiri serta tata tertib lainnya.
b. Kegiatan Pelaksanaan
1. Kegiatan Membuka Pelajaran
a. Melaksanakan apersepsi, pertanyaan tentang materi
pembelajaran sebelumnya. b.
Memotivasi siswa untuk belajar dengan mengemukakan kasus yang ada kaitannya dengan materi pelajaran yang akan
dipelajari. c.
Mengemukakan tujuan pembelajaran dan berbagai kegiatan yang akan dikerjakan dalam mencapai tujuan pembelajaran
tersebut.
2. Kegiatan Inti Pelajaran
a. Mengemukakan lingkup materi pelajaran yang akan
dipelajari. b.
Membentuk kelompok. c.
Mengemukakan tugas setiap kelompok ketua kelompok atau langsung ke semua siswa.
d. Mengemukakan peraturan dan tata tertib serta saat memulai
dan mengakhiri kegiatan kerja kelompok. e.
Mengawasi dan memonitir serta bertindak sebagai fasilitator selama siswa melakukan kerja kelompok.
f. Pertemuan klasikal untuk pelaporan hasil kerja kelompok,
pemberian balikan dari kelompok lain atau dari guru.
3. Kegiatan Penutup
a. Setiap akhir pertemuan pembelajaran, menyampaikan
kesimpulan dari materi pembelajaran. b.
Memberikan tugas untuk mengevaluasi dan mengetahui penguasaan materi pada siswa.
diadaptasi dari Ibrahim dalam http:www.sarjanaku.com.
2.4 Pengertian IPA
IPA merupakan singkatan kata- kata “Ilmu Pengetahuan Alam”
merupakan terjemahan kata-kata Inggris natural science secara singkat disebut science. Natural artinya alamiah, berhubungan dengan alam atau
bersangkut paut dengan alam sedangkan science artinya ilmu pengetahuan. Jadi Ilmu Pengetahuan Alam IPA atau science adalah ilmu yang
mempelajari tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam ini Iskandar,
1996: 2.
Menurut Sutrisno 2007: 1.19, IPA adalah usaha manusia dalam memahami alam semesta melalui pengamatan yang tepat correct pada
sasaran, serta menggunakan prosedur yang benar true, dan dijelaskan dengan penalaran yang sahih valid sehingga dihasilkan kesimpulan yang
betul truth. IPA sendiri berasal dari kata sains yang berarti alam. Menurut Suyoso
dalam http:izzatinkamala.wordpress.com20080619, sains merupakan pengetahuan hasil kegiatan manusia yang bersifat aktif dan dinamis tiada
henti-hentinya serta diperoleh melalui metode tertentu yaitu teratur, sistematis, berobjek, bermetode dan berlaku secara universal.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa IPA merupakan pengetahuan dari hasil kegiatan manusia yang diperoleh dengan
menggunakan langkah-langkah ilmiah yang berupa metode ilmiah dan didapatkan dari hasil eksperimen atau observasi yang bersifat umum sehingga
akan terus disempurnakan.
2.5 Pembelajaran IPA di SD
Berdasarkan KTSP, tertera bahwa pembelajaran IPA kelas IV SD dijadwalkan enam jam per minggunya dan setiap jam pelajaran dialokasikan
70 menit per pertemuan untuk kelas tinggi. Sedangkan untuk kelas rendah dibelajarkan melalui pembelajaran Tematik. Pembelajaran dilakukan berpusat
pada siswa, guru diharapkan dapat berperan sebagai fasilitator yang akan memfasilitasi siswa dalam belajar, dan siswalah yang harus aktif belajar dari
berbagai sumber belajar. Ilmu Pengetahuan Alam IPA didefinisikan sebagai kumpulan
pengetahuan yang tersusun secara terbimbing. Hal ini sejalan dengan kurikulum KTSP Depdiknas dalam http:www.sekolah dasar.net201105
bahwa IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang
berupa fakta, konsep, atau prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Selain itu IPA juga merupakan ilmu yang bersifat empirik dan
membahas tentang fakta serta gejala alam. Fakta dan gejala alam tersebut menjadikan pembelajaran IPA tidak hanya verbal tetapi juga faktual. Hal ini
menunjukkan bahwa, hakikat IPA sebagai proses diperlukan untuk menciptakan pembelajaran IPA yang empirik dan faktual.
Pendidikan IPA di Sekolah Dasar bertujuan agar siswa menguasai pengetahuan, fakta, konsep, prinsip, proses penemuan, serta memiliki sikap
ilmiah, yang akan bermanfaat bagi siswa dalam mempelajari diri dan alam sekitar. Pendidikan IPA menekankan pada pemberian pengalaman langsung
untuk mencari tahu dan berbuat sehingga mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Sedangkan tujuan IPA menurut Badan Standar
Nasional Pendidikan 2006 pembelajaran IPA di SDMI bertujuan agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut:
1. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa
berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan- Nya.
2. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA
yang bermanfaat dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. 3.
Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA,
lingkungan, teknologi, dan masyarakat. 4.
Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan.
5. Meningkatkan kesadaran dan berperan serta dalam memelihara,
menjaga dan melestarikan lingkungan alam. 6.
Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.
7. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA
sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMPMTS. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran IPA di SD
memberikan kesempatan berbuat, berpikir, dan bertindak seperti ilmuan scientist sesuai dengan tahap perkembangan anak dan menerapkannya
dalam kehidupan sehari-hari.
2.6 Hipotesis Tindakan
Berdasarkan tinjauan pustaka di atas, dirumuskan hipotesis penelitian tindakan kelas sebagai berikut: “Apabila dalam pembelajaran IPA
menggunakan metode kerja kelompok dengan memperhatikan langkah- langkah secara tepat, maka aktivitas dan hasil belajar siswa kelas IV SD
Negeri 3 Segalamider Bandar Lampung dapat meningkat”.
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas Classroom Action Research. Penelitian tindakan kelas diartikan sebagai
suatu kegiatan ilmiah yang dilakukan dengan jalan merancang, melaksanakan, mengamati, merefleksikan tindakan melalui beberapa siklus
untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu pembelajaran di kelas Kunandar, 2010: 10.
3.2 Setting Penelitian
a. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas IV SD Negeri 3 Segalamider Bandar Lampung, dengan jumlah 22 siswa yang
terdiri dari 11 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan.
b. Lokasi Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SD Negeri 3 Segalamider Bandar Lampung Jalan Sutan Badarudin No. 107 Kecamatan Tanjung Karang Barat.
c. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama 4 bulan dari bulan Desember tahun 2011 sampai bulan April tahun 2012.
3.3 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data
1. Sumber Data
Sumber data yang akan diambil merupakan data kuantitatif yang berupa hasil tes tertulis pembelajaran IPA pada siswa kelas IV SD Negeri 3
Segalamider Bandar Lampung dan data kualitatif yang berupa hasil penilaian aktivitas siswa dan kinerja guru pada setiap siklus.
2. Alat Pengumpulan Data
Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah tes dan lembar observasi.
a Tes tertulis yang diberikan kepada siswa pada setiap akhir pelaksanaan
siklus. b
Lembar observasi yang digunakan oleh teman sejawat untuk mengamati aktivitas siswa maupun kinerja guru saat pembelajaran dilaksanakan
berlangsung. c
Dokumentasi, digunakan untuk mendokumentasikan aktivitas belajar siswa dan juga aktivitas kinerja guru selama proses pembelajaran.
3.4 Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini akan dianalisis dengan menggunakan analisis kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif dengan cara mengumpulkan data
untuk mengetahui aktivitas belajar siswa dan kinerja guru. Sedangkan analisis kuantitatif untuk mengetahui hasil belajar siswa dalam hubungannya dengan
penguasaan materi yang akan diajarkan guru.
1. Analisis Kualitatif
a Rumus analisis aktivitas belajar siswa