b. Cacat tubuh yang tidak kentara bodily defect c. Keletihan dan kelemahan daya tahan tubuh
d. Sikap dan perilaku kerja yang tidak baik b. Pencegahan Kecelakaan Kerja
Usaha pencegahan kecelakaan kerja sangat penting untuk menghindari kerugian yang lebih besar, karena harus menanggung biaya kecelakaan. Usaha
pencegahan kecelakaan kerja ini disamping menghemat biaya pengobatan danperawatan juga kerugian akibat absennya karyawan serta perputaran
karyawan. Suma’mur 1998: 11 menguraikan bahwa kecelakaan-kecelakaan akibat kerja dapat dicegah dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Peraturan dan perundang-undangan 2. Standarisasi resmi tentang keselamatan kerja
3. Pengawasan terhadap pelaksanaan peraturan dan perundang-undangan 4. Penelitian bersifat teknik tentang sumber dan pencegahan bahaya
kecelakaan kerja 5. Riset medis tentang lingkungan dan bahaya perusahaan
6. Penelitian psikologis terhadap karyawan 7. Penelitian secara statistik mengenai jenis kecelakaan kerja
8. Pendidikan yang menyangkut keselamatan kerja 9. Latihan-latihan bagi karyawan dan pengawas kecelakaan kerja
10. Penggairahan untuk menimbulkan sikap untuk selamat
3. Syarat-Syarat Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Syarat-syarat tentang keselamatan dan kesehatan kerja menurut Silalahi dan
Silalahi 1998: 196 adalah untuk: 1. Mencegah dan mengurangi kecelakaan
2. Memberi pertolongan pada kecelakaan 3. Memberikan kesempatan atau jalan penyelamatan diri pada waktu kebakaran
atau kejadian-kejadian lain yang berbahaya 4. Memberikan alat-alat perlindungan diri
5. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja, baik fisik maupun psikis, keracunan, infeksi dan penularan
6. Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban 7. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan
proses kerja 8. Menyesuaikan dan menyempurnakan pada pekerja yang berbahaya
kecelakaannya menjadi tambah tinggi. Syarat-syarat tentang keselamatan dan kesehatan kerja ini dibuat agar pekerjaan
lebih bersifat manusiawi, pekerja dapat bekerja dengan aman dan menjaga agar proses produksi tetap berjalan secara aman, lancar dan efisien dengan
berkurangnya hari kerja yang hilang.
4. Aspek-Aspek dan Faktor-Faktor yang mempengaruhi Keselamatan dan Kesehatan Kerja K3
Menurut Anoraga 2005: 76 mengemukakan aspek-aspek Keselamatan dan
Kesehatan Kerja K3 meliputi: 1. Lingkungan kerja
Lingkungan kerja merupakan tempat dimana seseorang atau karyawan dalam beraktifitas melakukan pekerjaan. Lingkungan kerja dalam hal ini menyangkut
kondisi kerja, seerti ventilasi, suhu, penerangan dan situasinya. 2. Alat kerja dan bahan
Alat kerja dan bahan merupakan suatu hal yang pokok dibutuhkan oleh perusahaan untuk memproduksi barang.
3. Cara melakukan pekerjaan Setiap bagian-bagian produksi memiliki cara-cara melakukan pekerjaan yang
berbeda-beda yang dimiliki oleh karyawan. Cara-cara yang biasanya dilakukan oleh karyawan dalam melakukan semua aktifitas pekerjaan,
misalnya menggunakan peralatan yang sudah tersedia dan pelindung diri secara tepat dan mematuhi peraturan penggunaan peralatan tersebut dan
memahami cara mengoperasionalkan mesin. Menurut Budiono 2003: 99, faktor-faktor yang mempengaruhi keselamatan dan
kesehatan kerja K3 antara lain: 1. Beban kerja
Beban kerja berupa beban fisik, mental dan sosial, sehingga upaya penempatan pekerja yang sesuai dengan kemampuannya perlu diperhatikan.