Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja

salah satu atau lebih elemen-elemen berikut ini Ranupandojo dan Husnan, 2000: 263: 1. Didukung oleh manajemen puncak 2. Menunjuk seorang direktur keselamatan 3. Pembuatan pabrik dan operasi yang bertindak secara benar 4. Mendidik para karyawan untuk bertindak secara aman 5. Menganalisa kecelakaan 6. Menyelenggarakan perlombaan keamanan atau keselamatan kerja 7. Menjalankan peraturan-peraturan untuk keselamatan Program kesehatan kerja yang dilaksanakan perusahaan dapat berupa program kesehatan fisik dan program kesehatan mental. Program kesehatan fisik yang dilaksanakan oleh perusahaan sebaiknya terdiri dari salah satu atau lebih elemen- elemen berikut ini Ranupandojo dan Husnan, 2000: 163: 1. Pemeriksaan kesehatan pada waktu karyawan pertama kali diterima bekerja 2. Pemeriksaan keseluruhan para karyawan kunci key personal 3. Pemeriksaan kesehatan secara sukarela untuk semua karyawan secara periodik 4. Tersedianya peralatan dan staf medis yang cukup 5. Pemberian perhatian yang sistematis dan preventif terhadap masalah ketegangan industri industrial stresses 6. Pemeriksaan yang sistematis dan periodik terhadap persyaratan-persyaratan sanitasi yang baik Perusahaan dapat melaksanakan program kesehatan mental untuk memelihara dan meningkatkan kondisi mental karyawan sehingga mereka dapat bekerja dengan baik. Menurut Tulus 1995: 160 program kesehatan mental dapat dilakukan dengan cara: 1. Menyediakan psikiatris untuk konsultasi 2. Bekerja sama dengan psikiatris diluar perusahaan atau lembaga konsultasi 3. Mendidik karyawan akan arti penting kesehatan mental 4. Mengembangkan dan memelihara program-program human relation. Menurut Silalahi dan Silalahi 1998: 55 secara ekonomis pelaksanaan program keselamatan dan kesehatan kerja yang telah memperhatikan syarat-syarat yang ada, akan membawa beberapa keuntungan yaitu: 1. Meningkatkan produktivitas kerja sebagai hasil peningkatan fisik dan kesejahteraan karyawan 2. Memelihara dan meningkatkan efisiensi kerja dengan mencegah kehilangan jam kerja karena kerusakan mesin, terjadinya kecelakaan dan sakit 3. Memelihara kontinuitas usaha dengan menerapkan pencegahan timbulnya penyakit akibat kerja, pencegahan kecelakaan termasuk peledakan dan kebakaran yang dapat mengakibatkan kerugian dan musnahnya investasi 4. Memelihara dan meningkatkan efisiensi kerja dengan mencegah kehilangan jam kerja karena pemogokan dan pemutusan hubungan kerja 5. Menurunkan biaya pengobatan karena penyakit dan kecelakaan, ganti rugi kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta biaya kematian atas tewasnya tenaga kerja yang mendapat kecelakaan. Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No.Per.02MEN1982 tentang Pelayanan Kesehatan Tenaga Kerja yang dimaksud Pelayanan Kesehatan Kerja adalah usaha kesehatan yang dilaksanakan dengan tujuan sebagai berikut: 1. Memberikan bantuan kepada tenaga kerja dalam penyesuaian diri baik fisik maupun mental terutama dalam penyesuaian pekerjaan dengan tenaga kerja. 2. Melindungi tenaga kerja terhadap setiap gangguan kesehatan yang timbul dari pekerjaan atau lingkungan kerja. 3. Meningkatkan kesehatan badan, kondisi mental rohani dan kemampuan fisik tenaga kerja. 4. Memberikan pengobatan dan perawatan serta rehabilitas bagi tenaga kerja yang menderita sakit. 6. Jaminan Terhadap Keselamatan dan Kesehatan Kerja Keselamatan dan Kesehatan Kerja merupakan hak pekerja yang dilindungi dan diatur dalam undang-undang. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya arti keselamatan dan kesehatan kerja dalam meningkatkan mutu kerja karyawan juga dalam memenuhi hak pekerja akan keselamatan dirinya. Jaminan terhadap tenaga kerja diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja. Jaminan Sosial Tenaga Kerja mempunyai beberapa aspek antara lain: 1. Memberikan perlindungan dasar untuk memenuhi kebutuhan hidup minimal bagi tenaga kerja beserta keluarganya. 2. Merupakan penghargaan kepada tenaga kerja yang telah menyumbangkan tenaga dan pikirannya kepada perusahaan tempat mereka bekerja. Adapun ruang lingkup yang diatur Undang-Undang meliputi Jaminan Kecelakaan Kerja, Jaminan Kematian, Jaminan Hari Tua dan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan. Besarnya jaminan kecelakaan kerja menurut peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor: PER.04MEN1993 adalah sebagai berikut: 1. Santunan sementara tidak mampu bekerja selama 4 bulan pertama sebesar 100 gaji atau upah sebulan, 4 bulan kedua 75 upah sebulan dan bulan seterusnya 50 upah sebulan. 2. Santunan cacat 1. Cacat sebagian untuk selama-lamanya dibayarkan secara sekaligus dengan besarnya sesuai tabel santunan cacat x 60 bulan upah. 2. Cacat total untuk selama-lamanya dibayarkan secara sekaligus sebesar 70 x 60 bulan upah. 3. Cacat kekurangan fungsi x sesuai tabel x 60 bulan upah. 3. Santunan kematian dibayarkan secara sekaligus: 1. Santunan sekaligus sebesar 60 x 60 bulan upah sekurang-kurangnya sebesar jaminan kematian. 2. Biaya pemakaman sebesar Rp 200.000,-

7. Tujuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Tujuan keselamatan dan kesehatan kerja menurut Suma’mur 1998: 1 adalah: 1. Melindungi tenaga kerja atas hak dan keselamatannya dalam melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi dan produktivitas nasional. 2. Menjamin keselamatan setiap orang lain yang berada di tempat kerja. 3. Sumber produksi dipelihara dan dipergunakan secara aman dan efisien. 4. Menciptakan tenaga kerja yang sehat dan produktif. 5. Membantu tenaga kerja dalam penyesuaian diri terhadap pekerjaan. 6. Melindungi tenaga kerja terhadap setiap gangguan kesehatan yang mungkin timbul akibat pekerjaan atau lingkungan kerja. 7. Meningkatkan kesehatan badan, kondisi mental dan kemampuan fisik tenaga kerja. Sedangkan menurut Schuler 1999: 224 tujuan keselamatan dan kesehatan kerja adalah: 1. Meningkatkan produktivitas karena menurunnya jumlah hari kerja yang hilang 2. Meningkatkan efisiensi dan kualitas pekerja yang lebih berkomitmen 3. Menurunnya biaya-biaya kesehatan dan asuransi 4. Tingkat kompensasi pekerja dan pembayaran langsung yang lebih rendah karena menurunnya pengajuan klaim 5. Fleksibelitas dan adaptabilitas yang lebih besar sebagai akibat dari meningkatnya partisipasi dan rasa kepemilikan 6. Rasio seleksi tenaga kerja yang lebih baik karena meningkatnya citra perusahaan

Dokumen yang terkait

Hubungan Promosi Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Dengan Perilaku Aman (Safe Behavior) Pada Karyawan Bagian Produksi Pengolahan Minyak Sawit Di PTPN IV Kebun Dolok Ilir

81 412 124

Pengaruh Perilaku Pekerja terhadap Penerapan Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Bagian Produksi PT. Gold Coin Indonesia Tahun 2010

27 95 135

Pengaruh Penerapan Program Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Terhadap Keamanan Kerja Dan Produktivitas Kerja Karyawan Bagian Produksi PT. Sinar Oleochemichal Internasional (SOCI) Mas Medan

11 143 212

Pengaruh Promosi Jabatan dan Lingkungan Kerja Terhadap Turnover Intention Karyawan Pada PT. Medan Daihatsu

3 79 129

PENGARUH KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PADA PABRIK GULA MERITJAN KEDIRI

0 5 19

Pengaruh Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan Disiplin Kerja Karyawan Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan (Studi Kasus Pada PT Wika Realty Proyek Pembangunan Tamansari Hive Office Park)

20 124 133

STUDI TENTANG PENGARUH DAN PELAKSANAAN PROGRAM K3(KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA) TERHADAP STUDI TENTANG PENGARUH DAN PELAKSANAAN PROGRAM K3 (KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA) TERHADAP PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA.

0 7 12

PENGARUH KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI Hubungan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Dengan Persepsi Kerja Karyawan Bagian Produksi PT. Djitoe Indonesian Tobacco Surakarta.

1 2 7

PENGARUH PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI DI PT. GAMATEX CIMAHI.

1 3 58

Pengaruh Pelaksanaan Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) terhadap Produktivitas Kerja Karyawan pada PT. Bormindo Nusantara Duri

0 5 10