Metode Analisis Data Integrasi Pasar Tandan Buah Segar Kelapa Sawit Perdesaan Asahaan Dengan Pasar Nasional(Studi Kasus : Kabupaten Asahan)

26 Teknik purposive diterapkan pada penentuan lokasi kecamatan dan desa. Kecamatan Bandar Pasir Mandoge dipilih sebagai kecamatan sampel karena merupakan daerah produsen TBS Kelapa Sawit rakyat yang terbesar . Selanjutnya, di kecamatan dipilih desa-desa sebagai sampelyaitu Desa B.P Mandoge, Desa Huta Padang, Desa Gonting Sidodadi, Desa Silau Jawa, dan Desa Suka Makmur.

3.3 Metode Analisis Data

Elastisitas transmisi harga adalah perbandingan perubahan persentase dari harga tingkat nasional Y dengan perubahan harga di tingkat petani X, yang bertujuan untuk mengetahui berapa besar perubahan harga di tingkat petani X akibat terjadinya perubahan harga sebesar satu satuan unit di tingkat nasional Y. Model persamaan yang digunakan adalah sebagai berikut. Y X x Et ∆Χ ∆Υ = Dimana : Et = Elastisitas Transmisi Harga ΔY = Perubahan Harga di tingkat Nasional ΔRpΔKg ΔX = Perubahan Harga di tingkat petani ΔRpΔKg X = Harga di tingkat petani RpKg Y = Harga di tingkat Nasional RpKg Implikasi dari persamaan tersebut adalah sebagai berikut : Apabila elastisitas transmisi lebih kecil dari satu Et 1 dapat diartikan bahwa perubahan harga sebesar 1 di tingkat pengecer akan mengakibatkan perubahan harga kurang dari 1 di tingkat petani. Apabila elastisitas transmisi sama dengan satu Et = 1, maka perubahan harga sebesar 1 di tingkat pengeder akan mengakibatkan Universitas Sumatera Utara 27 perubahan harga sebesar 1 di tingkat petani. Apabila elastisitas transmisi lebih besar dari satu Et 1, maka perubahan harga sebesar 1 di tingkat pengecer akan mengakibatkan per-ubahan harga lebih besar dari 1 di tingkat petani. Pendekatan Elastisitas transmisi harga yang dilihat adalah respon perubahan harga pada tingkat produsen jika terjadi perubahan harga di tingkat konsumen, dengan menggunakan model: Pr = b Pf b1 Model ini dimodifikasi menjadi bentuk linear: Ln Pr = Ln b + b 1 Ln Pf Dimana: Pr = Harga di tingkat pasar Nasional RpKg Pf = Harga jual di tingkat pasar produsen RpKg b = Konstanta b 1 = Koefesien elastisitas transmisi harga. Pasar mengarah pada struktur pasar yang efisien apabila, harga di tingkat konsumen akan ditransmisikan dengan baik ke pasar tingkat produsen pada ko-efisien b 1 = 1 dimana dikaitkan dengan uji t adalah t-stat t-tabel, dan struktur pasar tidak efisien apabila b 1 ≠1, di mana t-stat t-tabel. Hipotesis : H0 : Elastisitas transmisi harga TBS Kelapa Sawit perdesaan kabupaten Asahan dengan harga nasional lebih kecil dari satu Et 1 H1 : Elastisitas transmisi harga TBS Kelapa Sawit perdesaan kabupaten Asahan dengan harga nasional lebih besar satu Et 1 kriteria uji : jika Et 1, H0 terima, H1 tolak Et 1, H0 tolak, H1 terima Universitas Sumatera Utara 28 Sementara untuk hipotesis 2 adalah Integrasi pasar diukur dengan menggunakan analisis regresi, dengan menggunakan persamaan sebagai berikut: Pp it = f Pr jt …………………1 model persamaan regresinya adalah: Pp it = α0 + αlPr jt + Ui………………….2 dimana Pp it = Harga di pasar ke-i pada periode ke-t, Pr jt = Harga di tingkat pasar diatasnya vertikal ke-i pada periode bulan ke- t, α0 = Konstanta, α1 = Parameter, dan Ui = Error term. Integrasi pasar secara vertikal akan terjadi dengan kuat apabila 0,5 α 1 ≤1, dimana harga di tingkat pasar produsen terintegrasi dengan harga di tingkat konsumen Limbong, 1999. Hipotesis : H0 : Integrasi pasar secara vertikal tanda buah segar TBS Kelapa Sawit perdesaan Asahan dengan pasar Nasional terjadi dengan lemah. H1 : Integrasi pasar secara vertikal tandan buah segar TBS Kelapa Sawit perdesaan Asahan dengan pasar Nasional terjadi dengan kuat. Kriteria uji : jika α 1 0,5 atau α 1 1, H0 terima, H1 tolak 0,5 α 1 ≤1, H0 tolak, H1 terima Untuk melihat Integrasi pasar jangka pendek digunakan Index Market Connection IMC yang diturunkan dari model regresi Ravallion dalam Kuntjoro 1996, Heytens 1986 serta Mulyana dan Saefullah 1996, sebagai berikut: Pp it = f Pr jt …………………3 Universitas Sumatera Utara 29 Karena perubahan harga di suatu pasar terdapat faktor time-lag, maka perubahan harga tersebut turut ditentukan juga oleh harga sebelumnya Gujarati, 1995, sehingga: P it = f P it – 1 , P it – 2 , …, P it – n ....... 4 Menurut Gujarati 1995, semakin lama time-lag Pr jt–n akan memberikan pengaruh yang makin kecil terhadap P it , sehingga pengukuran keterpaduan pasar diperbaiki dengan memasukkan variabel harga antara waktu time-lag yang relatif lebih kecil. Maka harga di suatu pasar merupakan fungsi dari harga di pasar yang bersangkutan pada periode sebelumnya. P it = 1 + b l P it-1 + b 2 P t – P t – 1 + b 3 – b 1 P t - 1 + U it………………………. 5 Persamaan 4 dapat diubah menjadi: P it = β 1 P it – 1 + β 2 P t – P t – 1 + β 3 P t – 1 + U i……………………………….. 6 Dari persamaan 4 dan persamaan 5 di atas dapat diperoleh koefisien-koefisien: β 1 = 1 + b 1 ………7 β 2 = b 2 ………………………… 8 β 3 = b 3 – b 1 ……… 9 dimana: P it : Harga komoditi di pasar lokal i pasar yang dipengaruhi oleh pasar rujukan pada waktu t P it – 1 : Harga komoditi di pasar lokal i pada waktu t – 1 P t : Harga komoditi di pasar rujukan pada waktu t pasar yang dianggap mem pengaruhi pasar lainnya P t–1 : Harga komoditi di pasar rujukan pada waktu t–1. β1 : Lag harga pasar pada tingkat petani Desa β2 : selisih harga pasar tingkat nasional dengan lag harga pada pasar nasional β3 : lag harga pada pasar tingkat nasional Dengan menggunakan koefisien dari fungsi persamaan 7 dan persamaan 9 di atas dapat ditentukan indikator yang berkaitan dengan keterpaduan pasar dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang. Indek Keterpaduan Pasar atau Index of Market Universitas Sumatera Utara 30 Connection IMC dalam jangka pendek yang dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: IMC = 1 + b 1 b 3 – b 1 …………….10 Karena persamaan 6 β 1 = 1 + b 1 , dan persamaan 8 β 3 = b 3 - b 1 , maka: IMC = β 1 β 3 11 Pasar akan terintegrasi dalam jangka pendek jika IMC1, sebaliknya apabila IMC ≥1 maka tidak terintegrasi pasar dalam jangka pendek. H0 : Pasar tandan buah segar TBS Kelapa Sawit perdesaan Asahan dengan pasar Nasional tidak terintegrasi dalam jangka pendek H1 : Pasar tandan buah segar TBS Kelapa Sawit perdesaan Asahan dengan pasar Nasional terintegrasi dalam jangka pendek kreteria uji : IMC ≥ 1, Ho terima, H1 tolak IMC 1, H0 tolak, H1 terima Selanjutnya suatu pasar rujukan dengan pasar lokal dikatakan terintegrasi dalam jangka panjang jika ditunjukan oleh nilai β 2 = 1, dimana koefisien ini menunjukan pengaruh perubahan harga di pasar rujukan terhadap harga di tingkat pasar yang dipengaruhi pasar lokal pada waktu t, dan apabila dikaitkan dengan uji-t stat, maka apabila t-stat dari t-tabel artinya jika β 2 =0, atau tidak significant 0, maka pasar lokal tidak terintegrasi. Sedangkan apabila t-stat t-tabel signifikan dengan 0, berati β 2 ≠0 , berarti dalam jangka panjang pasar tersebut semakin terintegrasi. H0 : Pasar tandan buah segar TBS Kelapa Sawit perdesaan Asahan dengan pasar nasional tidak terintegrasi dalam jangka panjang Universitas Sumatera Utara 31 H1 : Pasar tandan buah segar TBS Kelapa Sawit perdesaan Asahan dengan pasar nasional terintegrasi dalam jangka panjang Kriteria uji : t-stat dari t-tabel , β 2 =0, H0 terima, H1 tolak t-stat t-tabel , β 2 ≠0, H0 tolak , H1 terima

3.4 Defenisi dan Batasan Operasional