54
antara pemilik modal asing dan modal nasional yang modalnya antara lain terdiri dari modal dalam nilai rupiah dan modal yang dinyatakan daiam valuta asing.
71
Jadi, seperti yang disebut oleh Ismail Suny dan Rudiono Rochmat dengan joint enterprise
juga merupakan salah satu bentuk daripada joint venture. Namun pembedaan yang dilakukan oleh Ismail Suny dan Rudiono Rochmat tersebut secara
resmi telah dipergunakan oleh pemerintah, sehingga pemakaian istilah tersebut sudah menjadi lazim adanya. Dalam hal joint venture diartikan sebagai para pihak tidak
membentuk badan hukum baru, akan tetapi suatu kerjasama yang semata-mata bersifat kontraktuil, sedang dalam hal joint enterprise terjadi penggabungan modal
nasional ke dalam satu badan hukum Indonesia. Lalu kemudian kontrak karya diartikan sebagai pihak asing membentuk suatu badan hukum Indonesia dan badan
hukum Indonesia itu bekerjasama lagi dengan badan hukum nasional Indonesia yang lain.
72
2. Manfaat Kerjasama Modal Bagi Indonesia
Keberadaan penanaman modal asing tidak dapat dipungkiri telah memberi banyak manfaat bagi negara penerima modal host country, begitu pula bagi
investor maupun bagi negara asal home country. Kehadiran investor asing sebagai
tamu, perlu diberikan tata krama sebagaimana tamu yang berada di rumah orang, yang mempunyai kedaulatan penuh di rumahnya.
71
http:www.researchgate.netpublication42354250_Perjanjian_Kerjasama_Modal_ Asing_Dan_Modal_Nasional_Berdasarkan_Undang-Undang_PMA_No.1_Tahun_1967_jo._ Undang-
Undang_No.11_Tahun_1970. Diakses tanggal 5 Juli 2011.
72
Aminuddin Ilham, Op. cit, hal. 60.
Universitas Sumatera Utara
55
Terlepas dari pendapat pro dan kontra terhadap kehadiran investor asing, namun secara teoritis kiranya dapat dikemukakan, bahwa kehadiran investor asing di
suatu negara mempunyai manfaat yang cukup luas multiplier effect. Manfaat yang dimaksud, yakni kehadiran investor asing dapat menyerap tenaga kerja di negara
penerima modal, dapat menciptakan tuntutan bagi produk dalam negeri sebagai bahan baku, menambah devisa apalagi investor asing yang berorientasi ekspor, dapat
menambah penghasilan negara dari sektor pajak, adanya alih teknologi transfer of technology
maupun alih pengetahuan transfer of know how. Dilihat dari sudut pandang ini terlihat bahwa, kehadiran investor cukup berperan dalam pembangunan
ekonomi suatu negara, khususnya pembangunan ekonomi di daerah dimana Foreign Direct Investment
FDI menjalankan aktifitasnya.
73
Arti pentingnya kehadiran investor asing dikemukakan Gunarto Suhardi: investasi langsung lebih baik jika dibandingkan dengan investasi portofolio, karena
langsung lebih permanen. Selain itu investasi langsung:
74
a. memberikan kesempatan kerja bagi penduduk; b. mempunyai kekuatan penggandaan dalam ekonomi lokal;
c. memberikan residu baik berupa peralatan maupun alih teknologi; d. apabila produksi diekspor memberikan jalan atau jalur pemasaran yang dapat
dirunut oleh pengusaha lokal disamping seketika memberikan tambahan devisa dan pajak bagi negara;
73
Hendrik Budi Untung, Hukum Investasi, cet. 1, Jakarta: Sinar Grafika, 2010, hal. 41-42.
74
Ibid, hal. 42.
Universitas Sumatera Utara
56
e. lebih tahan terhadap fluktuasi bunga dan valuta asing; f.
memberikan perlindungan politik dan keamanan wilayah karena bila investor berasal dari negara kuat niscaya bantuan keamanan juga akan diberikan.
Bagi investorpenanam modal atau yang dalam hal ini Perusahaan Multinasional, manfaat dari kegiatan penanaman modal asing secara langsung
foreign direct investment yang mereka lakukan pada dasarnya sama dengan alasan mereka untuk melakukan investasi secara langsung tersebut.
Adapun alasan-alasan suatu Perusahaan Multinasional melakukan investasi secara langsung ke luar negeri, antara lain:
75
a. alasan kedekatan dengan sumber bahan baku; b. untuk menghindari Daftar Negatif Investasi DNI di negara asal;
c. karena alasan upah buruh yang murah; d. mencari pasar yang baru;
e. untuk mendapatkan royalti; f.
untuk mendapatkan insentif investasi di negara tujuan; g. untuk menghindari penurunan nilai mata uang;
h. karena alasan status tertentu suatu negara dalam Perdagangan Internasional.
75
Mahmul Siregar, Hukum Investasi Bahan Kuliah, Medan, 27 Januari 2009.
Universitas Sumatera Utara
57
C. Joint Venture Agreement sebagai Bentuk Kerjasama Modal 1. Karakteristik Joint Venture Company
Bentuk badan usaha bagi penanaman modal di Indonesia berdasarkan ketentuan Pasal 5 Undang-Undang No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal
adalah sebagai berikut: a. Penanaman modal dalam negeri dapat dilakukan dalam bentuk badan usaha
yang berbadan hukum, tidak berbadan hukum atau usaha perseorangan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
b. Penanaman modal asing wajib dalam bentuk perseroan terbatas berdasarkan hukum Indonesia dan berkedudukan di wilayah negara Republik Indonesia,
kecuali ditentukan lain oleh undang-undang. c. Penanaman modal dalam negeri maupun asing yang melakukan penanaman
modal dalam bentuk perseroan terbatas dilakukan dengan : 1 Mengambil bagian saham pada saat pendirian perseroan terbatas;
2 Membeli saham; 3 Melakukan cara lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan. Sebagaimana yang telah dijabarkan dalam ketentuan diatas, maka badan
usaha yang berstatus sebagai penanaman modal asing berbentuk Perseroan Terbatas PT. Namun didalam Undang-Undang Penanaman Modal tidak dijelaskan alasan
harus berbentuk perseroan terbatas. Akan tetapi bila dicermati, hal ini berkaitan
Universitas Sumatera Utara
58
dengan eksistensi perseroan terbatas sebagai subjek yang mandiri. Artinya dapat menggugat dan digugat di pengadilan jika berkaitan dengan pranata hukum.
76
Perseroan terbatas sebagai badan usaha yang berbadan hukum mempunyai ciri tersendiri jika dibandingkan dengan badan usaha lainnya yakni PT mempunyai
kekayaan sendiri terlepas dari pemilik pemegang sahamnya dan berhak menuntut dan dituntut di pengadilan. Secara normatif, badan usaha yang berbentuk PT diatur
dalam undang-undang tersendiri yakni Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas. Dalam undang-undang ini disebutkan bahwa PT adalah badan
hukum yang didirikan berdasarkan perjanjian. Pengelolaan perusahaan dan struktur manajemen yang harus dijalankan oleh
joint venture company adalah suatu hal yang sangat penting untuk suksesnya joint
venture company . Ada 4 empat model manajemen untuk joint venture company
yaitu :
77
a. Model transplant, dimana perusahaan induk mencangkokkan rumus-rumus bisnis mereka dan praktek-praktek manajemen mereka kepada joint venture
company tersebut;
b. Model dominant parent, dimana gaya manajemen yang dominan berasal dari pemegang saham mayoritas dan bagian-bagian yang lebih rendah diberikan
kepada pemegang saham minoritas;
76
Sentosa Sembiring, Hukum Investasi, Bandung: Nuansa Aulia, 2007, hal. 201.
77
Erman Radjagukguk, Hukum Investasi di Indonesia: Pokok Bahasan, Universitas Indonesia, Jakarta: FH UI, 2005, hal. 153.
Universitas Sumatera Utara
59
c. Model independent
roles ,
dimana masing-masing
pemegang saham
mempunyai penyertaan yang sama dalam manajemen, dan sebagai akibatnya terdapat tanggungjawab yang terpisah untuk fungsi-fungsi manajemen
tertentu; d. Model shared management, dimana manajemen pada tingkat puncak
merupakan tugas-tugas bersama dengan tanggungjawab bersama terhadap perusahaan induknya masing-masing.
2. Dasar Hukum Pembentukan