63
Pemerintah mengesahkan Peraturan Presiden Republik Indonesia No.76 Tahun 2007 Tentang Kriteria dan Persyaratan Penyusunan Bidang Usaha Yang
Tertutup dan Bidang Usaha Yang Terbuka Dengan Persyaratan di Bidang Penanaman Modal dan secara bersamaan juga dikeluarkan Peraturan Presiden
Republik Indonesia Nomor 111 Tahun 2007 Tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 77 Tahun 2007 jo Peraturan Presiden Nomor 36
Tahun 2010 Tentang Daftar Bidang Usaha yang Tertutup dan Bidang Usaha yang Terbuka Dengan Persyaratan di Bidang Penanaman Modal. Pengesahan kedua
Peraturan Presiden tersebut berfungsi sebagai peraturan pelaksanaan Pasal 12 ayat 4 dan Pasal 13 ayat 1 UU No.25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal.
4. Pembatasan Pemilikan Saham
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1967 Tentang Penanaman Modal Asing sebenarnya tidak terdapat suatu ketentuan yang mewajibkan suatu perusahaan
penanaman modal asing mempunyai mitra lokal, dan tidak ada larangan atas keberadaan suatu perusahaan yang 100 seratus persen terdiri dari modal asing.
Baru pada tahun 1974 setelah meluas Peristiwa MALARI malapetaka 15 Januari telah dilakukan pembatasan terhadap penanaman modal asing. Ketika itu pemerintah
menetapkan bahwa investor asing yang akan menanam modal di Indonesia harus berpatungan dengan perusahaan lokal atau perusahaan domestik.
79
79
Amrial, Hukum Bisnis Deregulasi Dan Joint venture di Indonesia teori dan Praktek, Jakarta: Djambatan, 1996, hal. 57.
Universitas Sumatera Utara
64
Sebagai suatu bahan referensi mengenai pembatasan pemilikan saham penanaman modal asing dapat dilihat dalam GBHN Tahun 1988, dimana secara
eksplisit dinyatakan bahwa penanaman modal asing harus dilaksanakan dengan membentuk usaha patungan, atau untuk lebih jelasnya yaitu:
“Penanaman modal asing dilaksanakan dalam bentuk usaha patungan dan disertai
dengan syarat
menciptakan lapangan
kerja, memungkinkan
pengalihan keterampilan dan teknologi kepada bangsa Indonesia.............” Dalam kaitanya dengan hal di atas, ketentuan mengenai Pemilikan Saham
Dalam Perusahaan Yang Didirikan Dalam Rangka Penanaman Modal Asing diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 83 Tahun 2001 jo Peraturan Pemerintah No. 20
Tahun 1994 jo Peraturan Pemerintah No. 17 Tahun 1993 jo Peraturan Pemerintah No. 17 Tahun 1992.
Berdasarkan Pasal 2 ayat 1 Peraturan Pemerintah No. 83 Tahun 2001 jo Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun 1994 dikatakan penanaman modal asing dapat
dilakukan dalam bentuk: a. Patungan antara modal asing dengan modal yang dimiliki Warga Negara
Indonesia dan atau badan hukum Indonesia; b. Langsung, dalam arti seluruh modalnya dimiliki oleh Warga Negara Asing
danatau badan hukum asing. Bagian dari Pasal 2 ayat 1 ini untuk selanjutnya ditambah lagi dengan syarat
yang terdapat pada Pasal 7 ayat 1 yaitu bahwa perusahaan yang didirikan dengan
Universitas Sumatera Utara
65
seluruh modalnya dimiliki oleh investor asing ini, dalam jangka waktu 15 lima belas tahun sejak produksi komersial haruslah menjual sebagian sahamnya kepada
Warga Negara Indonesia melalui pemilikan langsung atau melalui pasar modal dalam negeri. Besarnya saham yang dijual adalah sesuai dengan kesepakatan para
pihak terkait didasarkan pada prinsip kerjasama yang saling menguntungkan dan kelangsungan kegiatan usaha perusahaan danatau ketentuan pasar modal dalam
negeri. Namun terdapat beberapa Pasal yang bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan yang kedudukannya lebih tinggi serta pemilikan saham yang dirasa sangat merugikan negara dan juga diperbolehkan permodalan asing ikut serta
menguasai hajat hidup orang banyak yang seharusnya dikuasai oleh negara yaitu dalam Peraturan Pemerintah No. 83 Tahun 2001 jo Peraturan Pemerintah No.
Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun 1994, penanaman modal asing dapat menjangkau kegiatan-kegiatan usaha yang tergolong penting bagi negara yang dapat
menguasai hajat hidup orang banyak. Walaupun tidak dapat dikuasai oleh modal asing secara langsung 100 dikuasai akan tetapi modal asing dapat menguasai
maksimal 95 sedangkan 5 dikuasai oleh negara atau swasta nasional. Sedangkan dalam peraturan sebelumnya, persentase modal milik negara atau swasta nasional
sebesar 60 saham dan modal asing hanya dapat menguasai modalnya sebesar 40 sehingga sebagian besar keuntungan perusahaan masih tetap masuk ke kas negara.
Universitas Sumatera Utara
66
Pasal 5 Peraturan Presiden Nomor 36 Tahun 2010 menyebutkan: Dalam hal terjadi perubahan kepemilikan modal akibat penggabungan,
pengambilalihan, atau peleburan dalam perusahaan penanaman modal yang bergerak di bidang usaha yang sama, berlaku ketentuan sebagai berikut:
a. Batasan kepemilikan modal penanam modal asing dalam perusahaan penanaman modal yang menerima penggabungan adalah sebagaimana yang
tercantum dalam surat persetujuan perusahaan tersebut. b. Batasan kepemilikan modal penanam modal asing dalam perusahaan
penanaman modal yang mengambil alih adalah sebagaimana tercantum dalam surat persetujuan perusahaan tersebut.
c. Batasan kepemilikan modal penanam modal asing dalam perusahaan baru hasil peleburan adalah sebagaimana ketentuan yang berlaku pada saat
terbentuknya perusahaan baru hasil peleburan dimaksud. Untuk mengetahui besarnya tanggungjawab dalam arti hak dan kewajiban
dari tiap peserta dalam hubungannya dengan perseroan terbatas, maka sebagai ukuran ditentukanlah besarnya pemilikan saham setiap peserta pemilik modal. Jadi,
dengan modal yang disertakan, tanggung jawab pemegang saham atas hutang-hutang perseroan terbatas maksimal sampai jumlah nilai saham yang dimiliki.
Universitas Sumatera Utara
67
5. Lahirnya Joint venture Company Dalam Bentuk Perseroan Terbatas melalui Joint venture Agreement