Gangguan Ekologis

D.3. Gangguan Ekologis

Hewan dan tumbuhan menjadi makhluk hidup yang sulit menghindar dari efek pemanasan global. Karena sebagian besar lahan telah dikuasai manusia. Hewan dan tumbuhan pada daerah tertentu juga berdaptasi secara biologis terhadap iklim yang ada. Dalam pemanasan global, hewan cenderung untuk bermigrasi ke arah kutub

jatuh ke bumi, melainkan dengan izin-Nya Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada manusia.

atau ke atas pegunungan. Tumbuhan akan mengubah arah pertumbuhannya, mencari daerah baru karena habitat lamanya menjadi terlalu hangat. Akan tetapi, pembangunan manusia akan menghalangi perpindahan ini. Spesies-spesies yang bermigrasi ke utara atau selatan yang terhalangi oleh kota-kota atau lahan-lahan pertanian mungkin akan mati. Beberapa tipe spesies yang tidak mampu secara cepat berpindah menuju kutub mungkin juga akan musnah. Karenanya, perubahan dalam suhu dan curah hujan memberikan berbagai tekanan atas kehidupan hewan dan tumbuhan dari berbagai kawasan ekologis.

Selama masa perubahan iklim yang bertahap, kawanan hewan perumput dapat bergerak mengikuti gerakan vegetasi dan diiringi oleh hewan karnivora yang memangsa mereka. Akan tetapi dengan perubahan iklim yang cepat, tidak ada harapan bagi penyesuaian yang bertahap seperti yang terjadi di masa lalu. Selain itu, habitat-habitat utama hewan liat saat ini makin sempit akibat daerah pertanian. Wilayah Kenya misalnya, jika iklim berubah cepat, hewan tidak memiliki tempat untuk mengungsi. Tidak dipungkiri, akan terjadi persaingan antara mereka dengan

manusia untuk sumber daya di daerah sekitarnya. 141 Dalam kondisi seperti ini, manusia akan sulit untuk menemui keseimbangan ekologis, hujan yang awalnya

menjadi sumber kehidupan, berubah menjadi ancaman karena airnya telah mengalami pencemaran di tanah. Air hujan pada mulanya menjadi sumber penghidupan tumbuhan hijau, memberi minuman hewan dan manusia lainnya (Q.S. al-An'âm (6):

99), 143 berubah menjadi ancaman bagi makhluk hidup (Q.S. al-Baqarah (2): 59)

Gerald Foley, Pemanasan Global, h. 56. 142 Dan Dialah yang menurunkan air hujan dari langit lalu kami tumbuhkan dengan air itu

segala macam tumbuh-tumbuhan, maka Kami keluarkan dari tumbuh-tumbuhan itu tanaman yang menghijau, Kami keluarkan dari tanaman yang menghijau itu butir yang banyak; dan dari mayang korma mengurai tangkai-tangkai yang menjulai, dan kebun-kebun anggur, dan (kami keluarkan pula) zaitun dan delima yang serupa dan tidak serupa. Perhatikanlah buahnya di waktu pohonnya berbuah, dan (perhatikan pulalah) kematangannya. Sesungguhnya pada yang demikian itu ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang beriman.

Lalu orang-orang yang mengganti perintah dengan (mengerjakan) yang tidak diperintahkan kepada mereka. Sebab itu Kami timpakan atas orang-orang yang zalim itu siksaan dari langit, karena mereka berbuat fasik.

Perubahan iklim sudah terjadi begitu cepat dan butuh waktu yang lama untuk membuatnya stabil, apalagi manusia sudah sangat bergantung pada kehidupan yang instan dan berorientasi pada keuntungan semata. Gangguan ekologis lainnya dapat ditemui pada sektor kesehatan, wabah penyakit yang biasa ditemukan di daerah tropis, seperti penyakit yang diakibatkan nyamuk dan hewan pembawa penyakit lainnya, akan semakin meluas karena mereka dapat berpindah ke daerah yang sebelumnya terlalu dingin bagi mereka. Saat ini, 45 persen penduduk dunia tinggal di daerah dimana mereka dapat tergigit oleh nyamuk pembawa parasit malaria;

persentase itu akan meningkat menjadi 60 persen jika temperature meningkat. Penyakit-penyakit tropis lainnya juga dapat menyebar seperti malaria, seperti demam dengue, demam kuning, gangguan saluran pernafasan karena udara yang tercemar,

yang tidak hanya dihadapi orang dewasa, melainkan menjangkiti anak-anak. 144 Atas dasar data yang dijelaskan di atas, terdapat cukup bukti untuk

memberikan indikasi bahwa perubahan dalam iklim sedang dan terus terjadi, sekaligus menimbulkan dampak yang merugikan bagi kehidupan umat manusia. Oleh karenanya, demi kelangsungan hidup di masa yang akan datang, manusia harus segera berupaya mengurangi kegiatan industri dan konsumsi berlebihan atas energi yang menghasilkan emisi gas rumah kaca agar laju pemanasan global dapat diminimalisir.

Walhi, Kenali Perubahan Iklim, Risiko dan Masalahnya , (Jakarta: Penerbit Walhi, 2007) h. 9.