Non-Renewable Resources

2. Non-Renewable Resources

SDA jenis ini adalah yang tidak dapat diperbarui. Artinya, apabila digunakan secara terus-menerus akan berkurang kuantitasnya, bahkan cadangannya akan habis. 82

Hadi S. Ali Kodra, "Kapasitas Pengelolaan SDA dan Lingkungan Hidup", Diktat, h. 7, t.d. 78 Hutan yang berfungsi melindungi tanah dari erosi, banjir dan tanah.

79 Hutan yang berfungsi untuk menghasilkan berbagai produk industri dan bahan perlengkapan masyarakat, seperti kayu lapis dan mebel.

80 Khusus untuk menarik para wisatawan domestik (dalam negeri) maupun wisatawan mancanegara (luar negeri).

81 Hutan yang berfungsi memelihara dan melindungi flora (tumbuhan) dan fauna (hewan). 82 Hari Purnama, Ilmu Alamiah Dasar (Jakarta: Rineka Cipta, 2003) cet. 3, h. 267.

SDA yang tidak dapat diperbarui berasal dari barang tambang (minyak bumi 83 dan

84 batu bara 85 ) dan bahan galian (emas, perak, timah, besi, nikel dan lain-lain) Oleh karenanya, pemanfaatan atas SDA jenis ini harus seefisien mungkin, karena jika tidak

maka generasi mendatang tidak akan dapat menemuinya. SDA ini adalah tulang punggung pembangunan sebuah negara, sehingga pengelolaannya harus tepat untuk mendukung sebuah pembangunan, taraf hidup dan kemakmuran. Pengelolaan atas

SDA ini harus mengacu pada kehidupan di masa mendatang. 86

B. Makna Perubahan Iklim Sebelum membahas tentang pemicu perubahan iklim yang terkait dengan observasi SDA, serta dampaknya pada lingkungan manusia, terlebih dahulu akan disajikan tentang makna perubahan iklim itu sendiri. Sajian ini penting karena isu perubahan iklim menimbulkan beberapa kontroversi sehingga membingungkan masyarakat secara luas. Di antara wacana yang berkembang itu adalah; efek rumah kaca disebabkan oleh pantulan gedung-gedung kaca; penipisan lapisan ozon merupakan penyebab perubahan iklim dan; pemanasan global sama dengan perubahan iklim. Kontoversi ini menjadi landasan untuk urgennya pemaknaan yang sama tentang perubahan iklim.

Perubahan Iklim adalah berubahnya iklim dunia karena faktor tertentu yang berkaitan dengan komposisi gas di atmosfer. 87 Berubahnya iklim merupakan

fenomena global yang dipicu oleh kegiatan manusia terutama berkenaan dengan

Berasal dari hewan (plankton) dan jasad-jasad renik yang telah mati berjuta-juta tahun. 84 Berasal dari tumbuhan purba yang telah mati berjuta-juta tahun yang lalu digunakan sebagai

bahan bakar untuk keperluan industri dan rumah tangga.

85 Berasal dari bahan yang bercampur dengan tanah, pasir dan sebagainya. 86 Persebaran sumber daya alam tidak selamanya melimpah. ada beberapa sumber daya alam

yang terbatas jumlahnya. terkadang dalam proses pembentukannya membutuhkan jangka waktu yang relatif lama dan tidak dapat ditunggu oleh tiga atau empat generasi keturunan manusia.

87 United Nation Framework Convention on Climate Change (UNFCCC), Convention on Climate Change, (selanjutnya disebut UNFCCC), (Switzerland, UNEP/IUC Geneva Executive Center,

1999) h. 5.

penggunaan bahan bakar fosil (BBF) dan kegiatan alih guna lahan. Kegiatan-kegiatan yang demikian menghasilkan gas-gas yang semakin lama bertambah jumlahnya di

atmosfer. 88 Perubahan iklim adalah unsur-unsur iklim yang mengalami perubahan dalam

jangka panjang yang dipengaruhi oleh kegiatan manusia yang menghasilkan emisi gas rumah kaca (GRK). Radiasi matahari yang masuk ke bumi dalam bentuk gelombang pendek yang menembus atmosfer bumi kemudian berubah menjadi

gelombang panjang ketika mencapai permukaan bumi. 89 Setelah mencapai permukaan bumi, sebagian gelombang dipantulkan kembali ke atmosfer. Tidak semua

gelombang panjang yang dipantulkan kembali oleh bumi dapat menembus atmosfer menuju angkasa luar karena dihadang dan diserap oleh GRK yang berada di

atmosfer 90 . GRK adalah gas-gas yang ada di atmosfer yang menyebabkan efek rumah

kaca. Gas-gas tersebut sebenarnya muncul secara alami di lingkungan, tetapi dapat juga timbul akibat aktifitas manusia. GRK yang paling banyak dan potensial adalah uap air yang mencapai atmosfer akibat penguapan air dari laut, danau dan sungai, dan pengaruhnya dapat segera dirasakan, seperti pada saat keawanan dan kelembaban menjelang turun hujan tinggi udara terasa panas karena radiasi gelombang panjang tertahan uap air atau mendung yang menggantung di atmosfer. Karbondioksida adalah gas terbanyak kedua. Ia timbul dari berbagai proses alami seperti: letusan vulkanik; pernafasan hewan dan manusia (yang menghirup oksigen dan menghembuskan karbondioksida); dan pembakaran material organik (seperti tumbuhan).

Daniel Murdiyarso, Protokol Kyoto: Implikasinya bagi Negara Berkembang (selanjutnya disebut Protokol Kyoto), (Jakarta: Kompas, 2003) h. 1.

89 Rata-rata jumlah radiasi yang diterima bumi berupa cahaya seimbang dengan jumlah yang dipancarkan kembali ke atmosfer berupa radiasi inframerah yang bersifat panas dan menyebabkan

pemanasan di atmosfer bumi. 90 Daniel Murdiyarso, Konvensi Perubahan Iklim (selanjutnya disebut Konvensi), (Jakarta:

Kompas Media Nusantara, 2003) cet. 1, h. 12-13.

Pada prinsipnya unsur-unsur iklim seperti suhu udara dan curah hujan dikendalikan oleh keseimbangan energi, masa, struktur dan suhu di bumi. Tidak itu

saja, bagian penting yang tidak bisa diabaikan adalah atmosfer. 91 Rata-rata jumlah radiasi yang diterima bumi berupa cahaya seimbang dengan jumlah yang dipancarkan

kembali ke atmosfer berupa radiasi infra merah yang bersifat panas dan menyebabkan pemanasan atmosfer bumi. GRK yang terdapat di atmosfer secara alami menyerap radiasi panas tersebut di atmosfer bagian bawah. Tanpa adanya GRK alami tersebut suhu bumi akan 34 derajat celcius lebih dingin dari kondisi yang sekarang. Kegiatan

manusia (anthropogenic) menjadi unsur pengaruh dalam munculnya peristiwa peningkatan konsentrasi GRK secara signifikan, sehingga menyebabkan akumulasi panas di atmosfer yang mempengaruhi sistem iklim global. Hal ini menyebabkan naiknya temperatur rata-rata bumi 0,5 derajat celcius lebih panas dibanding masa pra

industri, 92 maka terjadilah apa yang dikenal dengan sebutan pemanasan global, yang pada akhirnya menyebakan perubahan iklim, atau tepatnya perubahan beberapa

variabel iklim seperti suhu udara dan curah hujan. Dalam model iklim, meningkatnya temperatur atmosfer yang disebabkan efek rumah kaca akibat gas-gas antropogenik akan menyebabkan meningkatnya kandungan uap air di troposfer, dengan kelembaban relatif yang agak konstan. Meningkatnya konsentrasi uap air mengakibatkan meningkatnya efek rumah kaca; yang mengakibatkan meningkatnya temperatur; dan kembali semakin meningkatkan jumlah uap air di atmosfer. Keadaan ini terus berkelanjutan sampai mencapai titik ekuilibrium (kesetimbangan). Oleh karena itu, uap air berperan sebagai umpan balik positif terhadap aksi yang dilakukan manusia yang melepaskan gas-gas rumah kaca seperti karbondioksida (CO 2) . Perubahan dalam jumlah uap air di udara juga berakibat secara tidak langsung melalui terbentuknya awan. Dari penjelasan ini, dapat

Lihat misalnya Q.S. al-Anbiyâ' (21): 32, berbicara tentang langit yang terpelihara, yang kemudian diasosiasikan secara ilmiah dengan istilah atmosfer. Lihat juga Arie Budiman, et.al., Membaca Gerak,

h. 61. 92 Daniel Murdiyarso, Konvensi, h. 13.

diketahui bahwa disharmonisasi antara bagian di bumi dan atmosfer memicu munculnya berbagai persoalan lingkungan atau krisis ekologi 93 pada kehidupan

manusia, khususnya pemanasan global.